Badung Kaya akan daya tarik wisata hingga meluas menjadi suatu destinasi pariwisata dunia. Keunggulan potensi pariwisata badung yang berdaya saing seakan menjadi magnet tersendiri di pulau dewata. Kekayaan sumber daya alam, Pertanian, budaya, adat isitiadat nya yang sangat kental menjadikan pariwisata Badung memiliki keunikan tersendiri dengan kabupaten lainnya. Menjadikannya pariwisata budaya yang berbasis lingkungan. Melihat beberapa keunggulan badung yang begitu menonjol sehingga pemerintah daerah Kabupaten badung melalui Dinas Pariwisata Daerah kabupaten Badung mengklasifikasikan konsentrasi wisata dikawasan kabupaten Badung dari ujung utara hingga selatan menjadi dia kawasan. Yaitu kawasan badung utara, Badung tengah dan badung selatan. Badung utara difokuskan pada wisata alam, pertanian dan desa wisata nya yang diperkuat tiap tahunnya dengan adanya festival budaya Pertanian, kemudian dibadung Tengah sebagai pusat pemerintahan Mangupraja mandala difokuskan pada wisata budaya nya yang diperkuat tiap tahunnya dengan adanya Festival budaya dan kesenian lalu bertolak ke arah selatan menjadi kawasan akomodasi dan wisata bahari sehingga diperkuat tiap tahunnya dengan adanya wisata budaya Bahari. Begitu lengkap pariwisata kabupaten badung yang berbalut pada hangatnya suasana keagaamaan dan konsep Tri Hita karana.

Dengan begitu luar biasanya potensi kepariwisataan kabupaten Badung apakah menjamin menciptakan pariwisata yang berkelanjutan? Mungkin sebagian besar orang ragu dalam pertanyaan ini, namun sesungguhnya perlu kita ketahui bersama bawasannya pariwisata berkelanjutan dapat berjalan dengan baik jika sebagian besar elemen dapat berjalan dengan lancar. Ujung tombak dari kelancaran elemen – elemen pariwisata tersebut yaitu masyarakat itu sendiri. Sebagai pihak terkait yaitu pihak swasta dan pemerintah. Dari ketiga unsur atau pelaku dalam terbinanya pariwisata badung yang berkelanjutan yaitu Sumber daya manusia atau agen – agen pariwisata. Keterlibatan agen pariwisata ini nantinya akan membentuk suatu lingkaran yang akan saling berkaitan dan menguntungkan. Dengan lancarnya perjalannya menjadikan pariwisata badung dapat berkelanjutan. Namun keterkaitan antara pihak swasta – pemerintah dan masyarakat sering kali kita lihat ada suatu misskomunikasi yang menyebabkan beberapa pihak tidak mengetahui tentang permasalahan atau ancaman – ancaman yang mengancam keberadaan pariwisata dikabupaten badung. Maka dari hal itu yang menjadi jembatan informasi dari agen – agen pariwisatan ini yaitu Generasi Muda. Nantinya, selain juga sebagai media informasi dan komunikasi generasi muda juga merupakan garda terdepan dalam memberikan inovasi dan angin perubahan karena generasi muda adalah agent of change untuk pembangunan dan pengembangan pariwisata badung. Berpadu dengan pengembangan industri 4.0 yang melibatkan teknologi dan pariwisata pun menjadi 4.0 dapat mengefektifkan kinerja agen pariwisata secara berkesinambungan.

Namun kini, Pariwisata Kabupaten Badung terancam. Mungkin sebagian dari kita telah mengetahui permasalah kesehatan Dunia mengancam kabupaten badung. Yaitu dengan adanya corona virus disease COVID-19. Banyak wisatawan mancanegara berpulang ke negara nya masing – masing. Dan enggan mengunjungi Badung kembali. Tentu saja hal ini akan berimbas pada pendapatan pemerintah, pihak swasta dan masyarakat yang berkecimpung di pariwisata. Hampir 70% pendapatan pihak swasta khususnya pemilik beberapa aset akomodasi dan resto. Tidak lepas dari itu PAD kabupaten badung juga mengalami penyusutan, kesejahteraan masyarakat pun digadang – gadang akan menurun. Usaha mikro kecil dan menengah juga merasakan dampaknya. Hampir sebagian besar aktifitas kepariwisatan di kabupaten badung lumpuh dengan adanya penyebaran virus COVID-19 ini.  Anacaman yang begitu serius sangat dirasakan oleh masyarakat dibadung. Kebijakan – kebijakan pemerintah yang menghimbau seluruh elemen masyarakat agar berdiam diri dirumah juga menjadikan kawasan badung sangat sepi. Dari kritisnya suasana badung saat ini banyak pertanyaan besar muncul dibenak kita. Sekolah perkantoran dan banyak tempat lagi diadakan penutupan. Permasalahannya bukan dari kebijakan pemerintah yang sudah sangat tepat namun yang jadi masalah bagaimana menanggulangi virus berbahaya COVID – 19 ini? Kita sebagai generasi muda sejauh mana dapat mengembalikan Pariwisata Badung? Sungguh ini bukan masalah perorangan. Ini masalah semua individu dan sudah selayaknya di tanggulangi bersama agar kita dapat terhindar dan membebaskan bali khususnya badung menjadi pariwisata untuk bali. Kita sadari bersama bahwa jika fokus pada tindakan kita yakin semua ini bisa diselesaikan.

Kembali ke pertanyaan sebelumnya penanggulangan virus tentunya dengan sangat – sangat memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan, sosial distancing atau menjaga jarak dengan lawan bicara, kemudian dengan menjaga imun tubuh atau sistem kekebalan tubuh mulai dari diri untuk orang lain. Dengan cara itu generasi muda yang aktif bersosial media dapat membantu masyarakat memberikan konten – konten positif dan menarik untuk masyarakat tentang pentingnya langkah – langkah penganggulangan virus selanjutnya genarasi muda dapat membantu unsur pimpinan lingkungan, kepala desa melalui organisasi sekha teruna, karang taruna atau pribadi melaksnakan aksi sadar lingkungan yaitu menyemprotan cairan desinfentant dan lain – lain. Nah itu kan untuk lingkungan bagaimana dengan pariwisata? Bukankah lingkungan merupakan unsur dari pariwisata, jadi dengan lingkungan yang  terkendali minimal kita sebagai generasi muda telah menyelamatkan pariwisata dengan menyelamatkan lingkungan dan masyarkatnya terlebih dahulu untuk kedepannya generasi muda dapat memberikan suasana kondusif dan terkendali bagi wisatawan.

Begitu sentralnya pengaruh generasi muda dalam mengembalikan pariwisata badung maka dari itu di bantu oleh beberapa kebijakan pemerintah dalam usaha memperkokoh usaha pergerakan pemuda – pemudi dengan bentuk keorganisasian di lindungi oleh instansi – instansi terkait contohnya jegeg bagus badung, karang taruna kabupaten badung, podarwis atau kelompok sadar wisata, kelompok informasi masyarakat KIM, pemberdayaan sekha teruna menjadi suatu kesatuan untuk badung kembali berdiri nantinya dan mengembalikan masa depan pariwisata Kabupaten Badung. Bukan tanpa halangan jika generasi muda badung disatukan, terkadang permasalah eksternal maupun internal menjadi permasalahan tersendiri. Kurangnya kesadaran, pemahaman dan pengatahuan dalam berperan aktif juga menjadi sebuahbatu sandungan untuk pariwisata bangkit. Generasi badung  yang terkadang enggan dan seakan memperdulikan kepentigan individu menjadi masalah bagi kita. Bagaimana cara yang efektif dalam penanggulangan hal itu? Maka sangat dipandang perlu untuk menggunakan alat generasi muda itu sendiri sehingga dapat saling mempengaruhi tentunya kearah yang positif. Sarana generasi muda untuk menggerakan generasi muda lainnya ini yang perlu di dobrak sehingga menciptakan tinggkat kesadaran yang lebih dari sebelumnya menciptakan garda – garda terdepan yang semakin kokoh dalam pengembalian kepariwisataan kabupaten Badung. Kesulitan – kesulitan dalam berargumentasi juga menjadi dilema masyarakat, maka dari itu sangat dipandang perlu adanya SINDUMAS ( Aplikasi Layanan Aspirasi dan pengaduan masyarakat kabupaten badung ) layanan yang terintegrasi dengan teknologi dan website menjadi kekuatan tersendiri yang dimiliki kabupaten badung guna berbenah dan menampung aspirasi masyarakat tanpa harus mengalami kesulitan menampung data, peranan nyata generasi muda adalah mensosialisasikannya sehingga berbagai lapisan komponen masyarakat dapat mengetahui dengan adanya hal itu. Dan masih banyak hal yang bisa dilakukan generasi muda dalam mengembalikan kepariwisataan kabupaten yang terpuruk saat ini. Mari kita bersama – sama membangun kembali pondasi – pondasi baru pariwisata badung yang lebih kokoh dengan semangat perjuangan berlandaskan budaya dan teknologi.

 

Sumber gambar : https://lifestyle.okezone.com/read/2018/06/30/406/1916025/anak-muda-punya-peran-penting-dalam-kembangkan-pariwisata-indonesia-ini-kata-arief-yahya