Artikel ini penulis buat menggunakan teknik wawancara langsung dengan narasumber menggunakan salah satu media komunikasi. Keterangan yang diberikan oleh narasumber bersifat asli atau original dengan tambahan perbaikan oleh penulis di beberapa bagian demi menghasilkan artikel yang berkualitas. Jika terdapat kesalahan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai bekal untuk kedepannya. Akhir kata, penulis ucapkan Terima Kasih. 

 

Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Komang Ayu Devi, biasa dipanggil Ayu. Saya adalah Duta Anak Bidang Jaringan Kabupaten Jembrana tahun 2018. Umur saya 17 tahun, dan sekarang sedang bersekolah di SMAN 1 Negara

Di kesempatan ini, saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang sudah disediakan tentang pengalaman saya berorganisasi di FAD dan pengalaman satu tahun menjadi Duta Anak Bidang Jaringan Kabupaten Jembrana 2018. Selamat membaca.

  1. FAD ? Organisasi apa itu ?

Jadi, FAD adalah singkatan dari Forum Anak Daerah. FAD berbentuk sebuah organisasi di mana di dalamnya ada ketua, sekretaris, bendahara, bidang-bidang, seperti organisasi lainnya. Tapi yang membuat organisasi ini berbeda adalah kami di FAD selalu memilih duta setiap tahunnya yang berjumlah lima orang. Kelima duta tersebut terdiri dari Duta Anak Bidang Pendidikan, Duta Anak Bidang Kesehatan, Duta Anak Bidang Perlindungan Khusus, Duta Anak Bidang Partisipasi, dan terakhir yang saya naungi adalah Duta Anak Bidang Jaringan. Nantinya, lima duta tersebut akan berjuang untuk mewakili Kabupaten Jembrana ke Mimbar Anak Bali.  

 

  1. Bagaimana perjalanan anda bergabung dengan FAD sampai akhirnya berhasil mendapat gelar Duta Anak Kabupaten Jembrana ?

Saya mendapat informasi tentang FAD dari teman saya. Saat itu kami sedang merancang kegiatan untuk program OSOS. Dulu, saya aktif di kepengurusan OSIS SMAN 1 Negara, jadi banyak bertemu dengan orang-orang yang gemar berorganisasi.

Pada suatu hari, teman saya ngasi tahu kalau FAD mau ngadain acara Pemilihan Duta Anak Kabupaten Jembrana tahun 2018. Saya bilang ingin berpikir dulu, karena kegiatan OSIS juga sedang sibuk-sibuknya. Sambil berpikir, saya coba cari informasi, ternyata kakak Ketua Osis-nya ikut FAD  dan jadi Duta Anak Bidang Kesehatan. Ada juga kakak senior di OSIS yang jadi Duta Anak Bidang Jaringan. Sejak saat itu saya mulai tertarik dan penasaran. Apalagi, dua kakak senior tersebut seringnya ngomongin FAD jika ada kumpul-kumpul. Ya sudah, keputusan saya, coba saja ikut.

Saya berusaha menggali informasi lebih dalam lagi. Kemudian saya simpulkan bahwa seleksi untuk Pemilihan Duta Anak ada dua tahap. Yang pertama adalah pengumpulan berkas wawancara online. Di mana seluruh peserta diwajibkan untuk menjawab pertanyaan uraian yang sudah disediakan dan mengumpulkan lewat email. Nantinya akan dipilih 20 besar anak-anak dengan jawaban terbaik dan akan lanjut ke seleksi tahap kedua, yaitu seleksi wawancara pengetahuan umum, unjuk bakat, dan tes kemampuan public speaking.

Karena banyak kegiatan, saya menunda melengkapi berkas wawancara online. Sampai akhirnya baru mulai mengerjakan satu jam sebelum batas pengumpulan terakhir, yaitu jam sebelas malam. Saya benar-benar ngebut dan akhirnya berhasil mengumpulkan berkas tepat waktu.

Setelah mengumpulkan berkas untuk seleksi pertama, saya menunggu beberapa waktu sampai pengumuman dua puluh besar keluar. Para peserta yang lolos di umumkan melalui instagram. Kemudian dianjurkan untuk mengirim nomor hp yang nantinya akan diundang ke grup whatsapp. Ternyata, nama saya tercantum dalam daftar pengumuman peserta yang lolos. Perasaan saya waktu itu hanya “wow”, karena usaha yang dilakukan sangat kurang maksimal. Setelah lolos, bukannya belajar dari pengalaman, saya malah lanjut berkegiatan sehingga tanpa persiapan untuk seleksi tahap kedua.

Di tahap kedua, berkas yang harus dibawa adalah formulir data diri dan fotokopi piagam prestasi. Seluruhnya dikumpulkan pada pagi hari, sebelum acara seleksi dimulai. Setelah mengumpulkan berkas, Acara selanjutnya adalah acara pembukaan. Kami duduk dalam satu ruangan sambil berkenalan satu sama lain. Setelah acara pembukaan selesai, kami memilih nomor undi yang nantinya akan digunakan untuk seleksi. Nomor undi tersebut di susun berdasarkan peserta yang mengumpulkan berkas paling pertama, hingga yang paling terakhir. Rangkaian acara seleksi tahap dua ini dilaksanakan di Gedung Kesenian Ir. Soekarno.  

Saya baru mulai membaca materi pada saat nomor undi tiga dipanggil untuk wawancara. Saat itu berpikir masih ada kesempatan belajar karena saya mendapat nomor undi sebelas. Sekilas melirik ke samping, ada anak dari SMA lain membawa kertas berisi materi. Tanpa pikir panjang, saya minta izin untuk pinjam dan menghafalkan saat itu juga. Materinya meliputi Sepuluh hak anak yang terdiri dari bermain, pendidikan, perlindungan, nama, kebangsaan, makanan, kesehatan, rekreasi, kesamaan, dan peran dalam pembangunan. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu Ibu Yohana Yambise, dan hari anak nasional jatuh pada 23 Juli.

Saya gumamkan materi tersebut sampai nomor undi saya dipanggil

Rasa canggung dan gugup mulai menjalar saat memasuki tahap wawancara. Tapi saya paksa untuk tetap tenang dan tidak gerogi. Pos pertama adalah pos pengetahuan umum, pertanyaan yang dilontarkan seputar wawasan tentang anak. Seperti apa itu anak, bagaimana lingkungan yang baik untuk anak, hak anak, hari anak, nama menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, KDRT, dll. Saya merasa cukup puas dengan diri saya karena bisa menjawab hampir semua pertanyaan yang diberikan. Sehabis pengetahuan umum, saya melanjutkan ke pos bakat. Di sana, saya menampilkan keahlian yang sudah lama saya tekuni, yaitu menari tradisional. Saya bangga karena kemampuan menari yang saya miliki mendapat respon baik dari juri. Selanjutnya, lanjut  tes public speaking. Pada tes ini, saya disuruh menyampaikan pendapat sesuai dengan topik yang tersedia. Saat itu, topik yang saya dapatkan adalah “Bahasa Asing yang dapat menggeser keberadaan Bahasa Bali”. Pendapat saya lagi-lagi mendapat respon baik dari para juri. Setelah semua tahap selesai, saya kembali masuk ke ruangan dan bergabung bersama anak-anak yang lain.

Cukup lelah rasanya menyelesaikan berbagai proses pada seleksi tahap kedua ini. Sambil menunggu hasil, saya mencoba berkenalan dan mengobrol dengan peserta yang berasal dari sekolah lain. Sampai akhirnya jam empat sore waktu setempat, para dewan juri dan kakak-kakak FAD  sudah selesai merekap nilai dan siap diumumkan. Perasaan degdegan menjalar ke seluruh tubuh . Pertama, dipanggil sepuluh nama untuk maju kedepan, ternyata nama saya terpanggil. Saya berdiri di depan bersama sepuluh peserta lainnya. Lalu lima Duta Anak tahun sebelumnya mengambil tempat di belakang kami, untuk selanjutnya memilih siapa yang akan mendapat selempang Duta Anak Kabupaten Jembrana tahun 2018. Perasaan degdegan semakin meningkat. Tiba-tiba sesuatu serasa melingkari tubuh saya, diiringi dengan tepuk tangan meriah para peserta, kakak-kakak FAD dan para dewan juri. Perasaan saya campur aduk antara bahagia dan bangga saat menyadari sesuatu yang melingkar itu adalah selempang. Perjuangan yang saya anggap sangat jauh dari kata maksimal ternyata mengantar saya menjadi Duta Anak Kabupaten Jembrana tahun 2018. Tak henti-hentinya saya mengucap syukur kepada Tuhan.

 

  1. Setelah menjadi Duta Anak, anda akan berjuang menjadi delegasi Jembrana di Mimbar Anak Bali 2018. Apa itu Mimbar Anak Bali ?

Jadi Mimbar Anak Bali adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Forum Anak Daerah Bali setiap tahunnya. Kegiatan ini dilakukan untuk memilih Duta Anak, namun ditingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat Provinsi. Jumlah Duta Anak juga ada lima, yang membedakan ditingkat provinsi diberikan gelar runner up 1, dan runner up 2 di setiap bidang. Bisa dibilang ada lima belas orang pemenang ditambah atribut yang terdiri dari Duta Anak Favorit, Duta Anak Dedikasi, dan Duta Anak Persahabatan. Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari, dan para peserta dikarantina dalam satu hotel. Hari pertama kami melakukan registrasi ulang, dan sidang komisi. Hari kedua ada senam pagi, outbond, wawancara dan malam keakraban. Hari terakhir ada gladi grand final dan malam grand final pemilihan Duta Anak Bali 2018. Salah satu delegasi dari Kabupaten Jembrana berhasil mendapat gelar Duta Anak Provinsi Bali tahun 2018  yaitu Mirah Widya Gangga yang juga menjadi Duta Anak Bidang Kesehatan Kabupaten Jembrana 2018.

 

  1. Hal positif apa yang anda dapat dari kegiatan Mimbar Anak Bali?

Yang pertama wawasan. Dengan ikut Mimbar Anak Bali, wawasan saya tentang anak semakin bertambah, karena kami para peserta dapat saling bertukar pikiran lewat sidang komisi. Sidang komisi mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan pendapat yang baik dan sopan. Kami bukan hanya berinteraksi dengan para peserta, namun juga berinteraksi langsung dengan Duta Anak dari berbagai kabupaten tahun sebelumnya, kakak-kakak senior FAD Bali dan Duta Anak Provinsi Bali tahun 2017 . Yang kedua, pengalaman organisasi dan relasi yang semakin meningkat. Dengan ikut Mimbar Anak Bali, seluruh peserta secara otomatis sudah tergabung bersama organisasi FAD Bali. Dimana ada banyak sekali kakak-kakak senior hebat dan berpengalaman yang dapat mengajarkan berbagai hal. Bukan hanya tentang anak, namun juga tata cara berorganisasi, penjurian, social project, dll.

 

  1. Program apa yang sudah berhasil anda jalankan sebagai Duta Anak Bidang Jaringan Kabupaten Jembrana tahun 2018 ?

Banyak program yang sudah kami jalankan selama satu tahun. Sebagai contoh, sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang pemenuhan hak anak, melakukan tanya jawab dan menyebarkan informasi menggunakan instagram FAD Jembrana, dan ada tambahan program baru untuk tahun ini adalah melakukan siaran melalui radio lokal Jembrana. Saya dan tim di Bidang Jaringan memang tidak memiliki program sebanyak bidang lain. Namun, disetiap kegiatan kami harus hadir untuk menjalankan salah satu fungsi jaringan yaitu publikasi dan dokumentasi. Jadi, tetap sibuk walaupun bukan program milik kami.  

 

  1. Setelah menjalankan tugas sebagai duta selama satu tahun, hal apa saja yang bisa anda dapat untuk diri sendiri dan dapat anda dibagikan untuk orang lain ?

Hal yang bisa didapatkan sangat banyak. Contohnya, saya bisa lebih percaya diri tampil di depan umum, bertemu teman baru, membangun relasi, menambah pengalaman kerja, pengalaman organisasi, dan masih banyak lagi. Selanjutnya, yang bisa dibagikan juga sama banyaknya. Yang paling terlihat kami di FAD adalah sering berbagi informasi seputar tentang anak, masalah-masalah anak, hak anak, dan semua yang berhubungan dengan anak. Tapi, ada hal yang lebih dari itu semua. Misalnya saat kami sosialisasi, ada sesi games dimana kami dan peserta dapat saling berbagi kebahagiaan. Dan semua anggota FAD yang aktif ikut kegiatan pasti mendapat suatu makna dari berbagi. Dimana kami semua disini berkegiatan dengan tulus ikhlas, menjalankan program bersama, sosialisasi sampai ke ujung daerah. Sehingga bukan hanya sebatas pengalaman yang kami dapat, namun pengalaman yang memberikan kedewasaan dan perbaikan dalam diri, lewat berbagi. Dan itu semua bagi saya sangat berharga dan tidak dapat dibeli.

  1. Apa harapan anda untuk FAD Jembrana kedepannya ?

Harapan saya, semoga anggota-anggota FAD semakin kompak antar individu maupun antar bidang. Semakin kreatif untuk membangun FAD Jembrana yang lebih maju dan semakin berdedikasi bagi anak-anak di Kabupaten Jembrana. Semoga di masa mendatang, anak-anak bisa mendapatkan hak nya secara penuh, dan Jembrana bisa menjadi Kabupaten Layak Anak.

Itu tadi cerita singkat tentang perjalanan organisasi saya. Semoga dapat menjadi bahan referensi dan inspirasi. Untuk kalian yang masih penasaran tentang FAD, bisa cari informasi lebih lanjut lewat instagram FAD daerah kalian masing-masing. Jangan lupa kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus setia berdedikasi bagi bangsa, anak, dan negara. Sampai Jumpa.