Warna mata adalah salah satu fitur fisik yang paling mencolok dan menarik dari manusia. Di antara berbagai warna mata, warna biru sering kali dianggap istimewa dan indah. Sebagian besar orang yang memiliki mata biru berasal dari Eropa. Fenomena ini telah menarik perhatian ilmuwan dan ahli genetika selama bertahun-tahun. Mari kita telusuri alasan ilmiah di balik dominasi warna mata biru di benua Eropa.


Sejarah dan Evolusi Warna Mata Biru

Warna mata ditentukan oleh jumlah dan jenis pigmen di iris mata. Dua pigmen utama yang terlibat adalah eumelanin (pigmen coklat/hitam) dan pheomelanin (pigmen kuning/merah). Warna mata biru terjadi karena rendahnya konsentrasi melanin di iris, sehingga lebih banyak cahaya yang tersebar keluar dari mata, memberikan efek biru.

Penelitian menunjukkan bahwa semua individu bermata biru dapat ditelusuri ke satu nenek moyang yang hidup sekitar 6.000 hingga 10.000 tahun yang lalu di wilayah dekat Laut Hitam. Mutasi genetik pada gen OCA2 (melibatkan produksi melanin) menyebabkan perubahan pada warna mata. Mutasi ini mengurangi produksi melanin di iris, sehingga menghasilkan warna biru. Mutasi ini kemudian menyebar di populasi Eropa melalui kombinasi faktor seleksi alam dan migrasi.


Faktor Genetik

Genetika memainkan peran kunci dalam menentukan warna mata. Warna mata biru diwariskan sebagai sifat resesif. Ini berarti seseorang perlu mewarisi dua salinan gen warna mata biru, satu dari masing-masing orang tua, untuk memiliki mata biru. Jika seseorang mewarisi satu salinan gen biru dan satu salinan gen coklat, mata mereka kemungkinan akan berwarna coklat karena gen warna mata coklat dominan.

Gen HERC2 juga berperan penting dalam regulasi gen OCA2. Variasi dalam gen HERC2 dapat mempengaruhi ekspresi OCA2, dan variasi ini telah dikaitkan dengan warna mata biru. Kombinasi spesifik dari alel di gen HERC2 dan OCA2 dapat mengurangi produksi melanin di iris, menghasilkan mata berwarna biru.


Seleksi Alam dan Faktor Geografis

Ada beberapa teori mengapa mutasi ini begitu prevalen di Eropa. Salah satu teori menyatakan bahwa selama Zaman Es terakhir, mata biru mungkin telah memberikan keuntungan adaptif tertentu, seperti penglihatan yang lebih baik dalam kondisi cahaya rendah. Teori lain menyebutkan bahwa warna mata biru mungkin telah dianggap lebih menarik dalam seleksi pasangan, sehingga individu bermata biru lebih mungkin untuk berhasil dalam reproduksi.

Selain itu, warna mata terang seperti biru atau hijau mungkin lebih efektif dalam kondisi cahaya rendah di wilayah utara Eropa. Mata yang lebih terang dapat mengoptimalkan jumlah cahaya yang masuk ke mata, memberikan keuntungan dalam penglihatan di lingkungan dengan intensitas cahaya rendah.


Penyebaran Populasi dan Budaya

Migrasi dan pola perkawinan juga memainkan peran penting dalam penyebaran warna mata biru. Populasi Eropa mengalami berbagai gelombang migrasi dan penaklukan yang memungkinkan penyebaran gen warna mata biru. Selama ribuan tahun, populasi yang tinggal di Eropa Utara dan Timur, di mana mutasi gen ini pertama kali muncul, mengalami isolasi geografis relatif. Hal ini memungkinkan gen warna mata biru menyebar secara lebih luas di dalam kelompok-kelompok ini.


Penutup

Warna mata biru di kalangan orang Eropa adalah hasil dari kombinasi kompleks faktor genetik, sejarah evolusi, seleksi alam, dan pola migrasi. Meskipun penemuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana karakteristik fisik manusia berkembang, penelitian terus berlanjut untuk memahami lebih dalam tentang hubungan antara genetika dan warna mata