Ken Kutaragi, seorang insinyur visioner di Sony sejak pertengahan tahun 1970-an, dikenal sebagai sosok bengal yang suka bereksperimen dan berani melawan arus ketika dia meyakini sesuatu. Di tengah kekecewaan akibat pengkhianatan yang dialaminya, Kutaragi gigih meyakinkan semua pihak agar Sony ikut menekuni bisnis game, meskipun saat itu mayoritas di Sony menolak gagasannya. Perjuangan keras Kutaragi membuahkan hasil dengan lahirnya PlayStation, yang mengubah nasib dan masa depan Sony hingga hari ini. Bagaimana dia bisa melakukannya? Yuk, kita telusuri kisah inspiratif ini.

Ken Kutaragi adalah anak dari seorang pemilik percetakan yang telah banyak berkontribusi pada teknologi baru yang dikembangkan oleh Sony. Salah satu inovasinya yang kita nikmati sampai sekarang adalah teknologi LCD, yang menjadi fondasi bagi banyak teknologi display modern. Kutaragi juga mengembangkan teknologi kamera digital yang merevolusi dunia fotografi, membuat fotografi digital menjadi lebih mudah dan berkualitas.

Berbasis visinya, Kutaragi berusaha membawa Sony terjun ke dunia game. Suatu sore, ketika pulang kerja, dia melihat putrinya bermain Nintendo. Sebagai ahli teknologi audio digital, dia kecewa dengan kualitas audio dan tampilan gambar Nintendo yang sederhana. Dari kekecewaan itu, lahirlah ide untuk menggunakan teknologi CD-ROM, yang kapasitas datanya jauh lebih besar, guna meningkatkan kualitas grafis dan audio game.

Pada tahun 1988, Nintendo memutuskan untuk memanfaatkan CD-ROM pada Super Nintendo Entertainment System (SNES). Melihat peluang ini, Kutaragi diam-diam menghubungi Nintendo dan menawarkan bantuannya untuk mengembangkan chip suara yang lebih baik untuk SNES. Dengan bantuan sumber daya Sony, dia berhasil menciptakan chip SPC 700 yang secara signifikan meningkatkan kualitas suara SNES.

Namun, ketika tindakan Kutaragi diketahui oleh pimpinan Sony, dia menghadapi kemarahan besar. Meskipun begitu, dia tetap berani menghadap Norio Ohga, CEO Sony, dan mencoba meyakinkannya bahwa Sony perlu ikut menggarap industri game. Usulannya sempat ditolak, namun Kutaragi terus gigih meyakinkan semua pimpinan di Sony tentang potensi besar industri game.

Perjuangan Kutaragi berujung pada restu dari Ohga untuk melanjutkan proyek video game. Kutaragi dan timnya bekerja keras mengembangkan teknologi CD-ROM yang akan dipakai di SNES, berkolaborasi erat dengan para insinyur Nintendo. Namun, pada saat-saat genting, Nintendo tiba-tiba menghentikan kerja sama dengan Sony dan beralih ke Philips. Pengkhianatan ini membuat Kutaragi dan timnya kecewa berat.

Di tengah tekanan mental dan desas-desus pemecatan, Kutaragi tidak menyerah. Dia kembali menghadap Ohga dan menyarankan agar Sony maju sendiri menciptakan konsol game. Presentasinya yang menyentuh sisi emosi Ohga berhasil meyakinkan CEO Sony tersebut untuk melanjutkan proyek PlayStation.

Kutaragi dan timnya dipindahkan ke Sony Music, sebuah divisi yang terpisah dari Sony Corporation. Perpindahan ini memberikan mereka kebebasan dari pantauan para eksekutif Sony yang skeptis. Pada tahun 1993, Sony mengumumkan pengembangan PlayStation sebagai proyek solo, dan pada 3 Desember 1994, PlayStation diluncurkan di Jepang. Konsol ini terjual lebih dari 100 juta unit di seluruh dunia dalam kurang dari satu dekade.

Sukses PlayStation membuka jalan bagi generasi konsol game selanjutnya dan mengubah lanskap industri game. Kutaragi, yang dikenal sebagai bapak PlayStation, pensiun pada tahun 2007 dengan reputasi yang gemilang.

Ken Kutaragi adalah manusia biasa yang bisa kecewa dan marah ketika dikhianati. Namun, dia mampu mengubah rasa kecewa menjadi energi positif yang membangkitkan semangatnya untuk berkarya dan berinovasi. Dengan dukungan Norio Ohga, Kutaragi berhasil menciptakan produk yang revolusioner. Kisah mereka adalah teladan tentang bagaimana mengubah kekecewaan menjadi keberhasilan luar biasa. Kini, giliran Anda untuk belajar dari mereka dan menciptakan karya yang fenomenal.