Om Swastyastu
Hallo sahabat saider! Perkenalkan Nama saya Ida Ayu Intan Krisna Dewi,namun akrab di panggil Dayu intan aku lahir dan di besarkan di desa kusamba,kabupaten klungkung,mendengar kata “klungkung” banyak sekali hal yang muncul di dalam pikiran kalian,Bukan?karena klungkung kaya akan sejarah,kebudayaan,dan makanan khasnya.Klungkung merupakan kabupaten terkecil di bali,walaupun kabupaten klungkung tergolong kabupaten terkecil di Bali,namu Klungkung memiliki banyak potensi pariwisata yakni diantaranya:wisata tirta,wisata rohani,wisata kuliner dan tentunya masih banyak lagi.dan bila kalian berlibur ke bali tidak lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke kota yang kaya akan sejarah dan tempat wisatanya ini.
Namun disisi lain klungkung juga mempunyai keunikan tersendiri yakni mulai dari tradisi turun temurun, yang diwariskan oleh nenek moyang Kita,yang masih tetap terjaga sampai saat ini.
Dan di tulisan dayu kali ini Dayu mau memperkenalkan lebih detail tentang tradisi turun temurun dari kota klungkung yg kaya ini,yang tentunya akan membuat hati kalian terpukau. Yuk kita simak selengkapnya!
1) “TRADISI NIMPUNG SEHABIS PANEN”
sumber by :google@arsip catatan pribadi)
Tradisi unik yang turun temurun ini dilaksanakan oleh masyarakat nusa penida, upacar nimpung ini di laksanakan tepat pada anggar kasih tambir,buda kliwon Enyitan yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali oleh masyarakat nusa penida.Tradisi nimpung ini berasal dari kata nimpung yang artinya melempar atau mengahantam yang bermakna bentuk dari perwujudan pelaksanaan wujud syukur atas keberlimpahan yang sudah diberikan baik berupa pala gantung maupun pala bungkah(kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan).Tradisi nimpung ini di laksanakan tiap setahun sekali,Namun demikian harinya tidak menentu,karena tradisi ini dilaksanakan menurut hari panen itu sendiri, tidak seperti piodalan yang harinya di tentukan.Ini dilakukan mengingat nimpung adalah suatu perayaan yang dilakukan masyarakat setempat untuk mensyukuri segala anugerah terhadap hasil pertanian yang dipanen.Dimana tradisi ini merupakan kegiatan saling melempar dengan jajan,buah dan beberapa makanan yang telah dihaturkan,Sehingga pemandangan itu nampak seperti ada perang makanan,suara riuh penuh canda dan tawa yang mewarnai acara nimpung yang diadakan di sebelah pura batu mas kuning.Dan sesekali terdengar ada tawar menawar dari lawan main untuk saling lempar satu sama lain.
Dan warga yang menantang biasanya akan menawar makanan lain sambil bercanda satu sama lainnya. Seluruh peserta yang merupakan warga Pekraman Nusa Penida dengan penuh suka cita berteriak kegirangan melihat ada yang terkena lemparan.
Kedengarannya sangat seru ya…. Jadi pengen ikut lempar-lemparan makanan deh heheheh….
2) “TRADISI LUKAT GENI”
Sumber by:arywirapradnya
Selanjutnya aku mau membahas tentang tradisi “Lukat Geni”, yang dilaksanakan di puri satria kawan,Desa satria,klungkung.Tradisi lukat geni berasal dari kata Lukat atau melukat yg memiliki makna membersihkan diri dari kotoran lahir dan batin,sedangkan geni yang berarti api,sehingga ritual ini bertujuan untuk pembersihan diri lahir dan batin dari kekotoran dengan sarana api.
Tradisi lukat geni ini merupakan tradisi peperangan menggunakan sarana api,yang dilaksanakan pada malam petang sebelum hari arakan ogoh-ogoh.
Dengan bersenjatakan daun kelapa kering yang dibakar kemudian di pukulkan ke lawan main sehingga membuat kesan peserta Lukat Geni seperti mandi api. Dan menurut kepercayaan masyarakat desa satria tradisi lukat geni ini sebagai wujud pembersihan diri yang dapat membakar kesialan yang di lebur dalam bara api
Kedengarannya agak serem ya sahabat….
Tapi menurut keyakinan para peserta bahwa api tidak akan melukai atau membakar diri mereka, akan tetapi sebaliknya api tersebut akan membersihkan diri mereka.
3) “TRADISI MEJAGA-JAGA”
Sumber by: Instagram#ngerupuk
Tradisi mejaga-jaga yaitu tradisi turun temurun yang diadakan tiga tahun sekali, yang dilaksanakan saat hari pengrupukan atau sehari sebelum hari raya nyepi,bertepatan dengan ngusaba di pura dalem besan,klungkung,Dalam ngusaba ini,masyarakat di desa besan menghaturkan banten pajegan yang dimana sate lilit babi menjadi bahan utama di dalam pajegan tersebut.Ritual ‘MEJAGA-JAGA’ini bertujuan untuk memperoleh kesuburan tanaman dan menetralisir aura negative di desa besan,Kecamatan Dawan,Klungkung.
Dengan bersaranakan seekor sapi,dan sebelum disembelih,terlebih dahulu sapi ini di upacarai secara hindu seperti mejaya-jaya di dalam pura dalem desa besan dan setelah selesai di upacarai,sapi ini diarak memutar mengelilingi area pura dalem sebanyak 3 kali(murwa daksina),setelah itu sapi ini diarak sambil di pukul-pukul menggunakan bambu,lis,dan lain-lain menuju setra,namun sapi ini tidak boleh mati sebelum di area setra,saat di area setra sapi ini baru boleh disembelih sampai mati dan organ tubuh tertentu seperti kepala,jeroan,akan di haturkan untuk para bhuta kala.Sementara bambu,lis,yang digunakan untuk memukul sapi ini, nantinya di gunakan untuk menepuk-nepuk pohon yang berbuah agar pohon tersebut tumbuh dengan subur dan dapat berbuah sebanyak-banyaknya
Gimana sahabat? Unik bukan tradisi yg menjadi warisan leluhur kota klungkung, Melihat unik dan langkanya tradisi di atas, diharapkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Klungkung mengidentifikasi tradisi untuk bisa dilestarikan dan sekaligus dijadikan daya tarik wisata Klungkung.Dan kita sebagai masyarakatnya juga harus ikut serta dalam kegiatan pelestarian kebudayaan dan tradisi kita,agar tradisi dan kebudayaan kita tetap terjaga.Karena dengan kita memplajari tradisi,sejarah,dan kebudayaan kita,berarti kita berusaha untuk mengenal indentitas kita.
Sumber > https://www.youtube.com/watch?v=qkRoaObmWx4
> https://www.youtube.com/watch?v=rUWCV15iXpQ
> https://www.facebook.com/wak.laba/posts/749461088494193
Komentar