Sebuah laporan terbaru dari Data & Democracy Research Hub di Monash University, Indonesia, mengungkap adanya upaya sistematis untuk menenggelamkan percakapan di media sosial yang berkaitan dengan demonstrasi "Kawal Putusan MK". Temuan ini menunjukkan adanya gerakan terorganisir untuk mengaburkan suara rakyat yang disuarakan di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).

Percakapan yang Dimanipulasi

Pantauan terbaru hingga pukul 19.00 WIB, 22 Agustus 2024, menunjukkan adanya 28.000 cuitan yang berasal dari 13.000 pengguna, membahas narasi yang mendukung kampanye "pilih damai bareng prabowo" dan "lebih sejuk lebih nyaman". Narasi ini diduga dimaksudkan untuk melawan arus protes yang menyerukan pengawalan terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait berbagai isu penting yang tengah menjadi perhatian publik.

Menurut Data & Democracy Research Hub, pola penyebaran narasi ini menunjukkan adanya upaya terkoordinasi, meskipun tidak sepenuhnya berasal dari buzzer. Menariknya, tiga unggahan terpopuler yang paling banyak di-repost justru datang dari akun-akun yang menggunakan bahasa nonformal, yang mencerminkan bahasa percakapan sehari-hari pengguna media sosial. Ini memberikan kesan seolah-olah dukungan terhadap narasi tersebut bersifat organik.

Penggunaan Teknologi AI dalam Propaganda

Lebih lanjut, laporan tersebut mengidentifikasi adanya penggunaan gambar-gambar yang dihasilkan oleh teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kampanye ini. Beberapa gambar memiliki latar belakang yang hampir seragam, dengan wajah-wajah yang tampak kabur atau buram, yang mengindikasikan bahwa gambar-gambar tersebut kemungkinan besar dihasilkan oleh AI. Penggunaan teknologi ini dalam menyebarkan narasi politik di media sosial menunjukkan adanya upaya yang semakin canggih dalam memanipulasi opini publik.

Akun-akun Kunci dalam Penyebaran Narasi

Dari 20 percakapan yang paling banyak di-retweet, 13 di antaranya mendukung narasi "pilih damai bareng prabowo". Sebagian besar cuitan ini berasal dari akun-akun yang sama, termasuk @ayundhaqh (3 kali), @cuitcuap_ (2 kali), @Nindaagustii (3 kali), dan @info_beragam (2 kali). Menarik untuk dicatat bahwa akun @info_beragam telah secara konsisten mendukung Prabowo sejak tahun 2023. Meskipun demikian, masih ada 7 postingan yang berusaha melawan narasi tersebut.

Reaksi Publik yang Berlawanan

Meski ada upaya kuat untuk mendorong narasi "pilih damai bareng prabowo", reaksi publik tidak sepenuhnya sejalan dengan kampanye ini. Dari lima unggahan yang paling banyak di-retweet, sebagian besar justru menentang narasi tersebut. Netizen yang tidak setuju dengan narasi ini mendorong pengguna lain untuk tidak memberi perhatian lebih dengan tidak memberikan like, retweet, atau menggunakan hashtag yang dipromosikan.

Kesimpulan

Laporan dari Data & Democracy Research Hub ini memperlihatkan betapa kuatnya pengaruh kampanye terorganisir dalam memanipulasi percakapan di media sosial, terutama dalam konteks politik. Upaya untuk mengaburkan suara rakyat dan menenggelamkan percakapan penting yang berkaitan dengan protes politik menunjukkan tantangan serius bagi demokrasi digital di Indonesia.