Oleh : Irena Savitri (Relawan KISARA PKBI BALI)

 

Setelah kelulusan, kita akan mengalami yang namanya mencari sekolah baru. Setelah masuk ke sekolah  baru, tentu kita akan mengalamami adaptasi dengan tempat baru dan teman-teman baru. Ada yang semangat ada juga yang ketakutan. Pada musim liburan, tidak semua remaja mengalami liburan yang sesungguhnya, karena tidak sedikit remaja yang takut terhadap masa orientasi. Selain preapare untuk barang-barang mereka juga harus menyiapkan mental.

Seperti juga yang dialami oleh Ames Laksmi (18) alumni SMAN 5 Denpasar. Ketika memasuki masa SMA, Ames yang bukan berasal dari Denpasar kesulitan untuk beradaptasi di lingkungan barunya. Menurut Ames, ia sangat merasakan adanya senioritas dan juga kesulitan untuk mendapatkan teman. Pada saat MOS, kebanyakan anak-anak sudah mengenal beberapa orang, sehingga mereka cenderung berkelompok, dan susah untuk menerima anak baru untuk bermain bersama mereka. Pada kasus tersebut masih banyak siswa baru yang mempunyai rasa takut untuk beradaptasi dengan lingkungan termasuk cara menghadapi teman-teman baru yang belum dikenal.  

  1. Apa sih adaptasi itu?

“Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai keadaan (keinginan diri)”(W.A.Gerungan , 1996).

Jadi, adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam merespons terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat memengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.

 

  1. Macam-macam adaptasi

 Adaptasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Indikator adaptasi ini bisa terjadi secara lokal atau umum. Lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indikator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indikator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat serta berkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress. Contohnya yaitu seseorang yang mampu mengatasi stress, wajahnya tidak pucat, tangannya tidak berkeringat dan tidak gemetar.

Adaptasi psikologis bisa terjadi secara :

·      Sadar, individu mencoba memecahkan atau menyesuaikan diri dengan masalah

·      Tidak sadar , menggunakan mekanisme pertahanan diri (defence mechanism)

·      Menggunakan gejala fisik atau psikofisiologik/psikosomatik.

Apabila seseorang mempunyai kesulitan atau hambatan dalam beradaptasi, baik berupa tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan stress.

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut.

Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian bersama klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan (Reis & Heppner, 1993).

Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara, tetapi stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai hukuman. Stresor seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna hidup seseorang dan dapat menyebabkan depresi keyakinan dan nilai telah berubah.

  1. Penyebab susah beradaptasi

Ada beberapa hal yang menyebabkan anak susah untuk beradaptasi di sekolah barunya, yaitu:

-         Sulit bergaul

Anak yang tak memiliki kesiapan mental biasanya menghadapi kendala ketika harus berbaur dengan suasana atau lingkungan baru. Apalagi bila si anak memang berkarakter pendiam dan pemalu. Ia akan kesulitan berkenalan dengan teman-temannya sehingga memilih menyendiri. Anak pun ragu-ragu untuk bermain. Jika tak segera diatasi, dikhawatirkan dia akan tumbuh menjadi sosok yang menutup diri, tak mau bergaul, dan tidak mandiri.

-         Pengaruh kondisi tertentu

Pendapat lain juga banyak yang mengatakan sifat pemalu adalah respon yang didapat sebagai akibat adanya suatu kondisi tertentu. Misalnya saja karena pola asuh yang keliru, lingkungan sosial yang tidak nyaman bagi anak untuk berinteraksi, anak pernah mendapat pengalaman buruk dan lain sebagainya.

-        Tidak diberikan kesempatan untuk berinteraksi

Salah satu sebab mengapa anak Anda jadi pemalu ketika bertemu orang, bisa jadi karena dia tidak punya teman sebaya sebagai teman bermainnya. Anak tidak tahu bagaimana cara memperkenalkan dirinya atau berinteraksi dengan anak lain karena tidak pernah diajak keluar main ke tetangga, ke taman atau tidak bersekolah. Anak tidak diberikan kesempatan belajar berinteraksi dengan anak seusianya karena lingkungan bermainnya terbatas hanya keluarga di rumah. Ketika anak diajak keluar rumah, anak akan melihat orang lain di luar keluarga adalah sebuah ancaman dan ini membuatnya menarik diri dari keramaian di tempat umum

 

  1. Tips beradaptasi
  • Banyak senyum

Memberi senyuman kepada orang yang belum dikenal nggak ada salahnya. Itu salah satu cara kita bisa mendapatkan teman baru. Jika Teman belum punya teman di sekolah baru, maka lemparlah senyuman pada siapapun yang melihat wajah kamu. Pasti kamu bisa punya banyak teman di sekolah baru karena mereka menganggap kamu murah senyum.

  • Bersikap ramah

Sekolah baru berarti baru baru buat kamu. Itu artinya kamu akan menemukan suasana baru dan yang pasti teman baru. Di sekolah baru nanti jadikan semuanya menyenangkan, baik tempatnya maupun temannya. Tetaplah menjadi pribadi yang menyenangkan. Dengan begitu orang-orang di sekolah baru akan menganggap kamu sebagai pribadi yang menyenangkan dan ramah.

  • Sapalah

Menyapa teman duluan, dengan mengenal mereka itu bisa menambah teman. Jangan pernah menunggu mereka menyapa kamu. Cobalah ajak mereka untuk berbicara dengan topik apapun. Mesikipun topiknya tidak seru, teta[lah mengajaknya bicara.

  • Jangan sombong

Jangan pernah menjadi pribadi yang sombong. Karena sikap ini akan sulit mendapatkan teman. Entah itu kamu menyombongkan kemampuan dalam berhitung, kemampuannya menghafal cepat, dan lain-lain. meskipun kamu handal dalam suatu pelajaran, cobalah untuk merendah. Kamu bisa mengajak mereka untuk belajar kelompok bersama jika kamu pintar dalam pelajaran matematika. Dengan begitu makin banyak teman lain menyukai kamu.

  • Jaga penampilan

Sebelum berangkat ke sekolah baru, alangkah baiknya kamu berkaca terlebih dahulu. Sudah pantaskah kamu menjadi murid baru yang bisa diterima orang-orang di sana? Sudah rapikah penampilan kamu? Jika belum maka perbaiki penampilan kamu. Biasanya orang yang berpenampilan rapi akan lebih mudah mendapatkan teman baru.