10 tahun bukan waktu yang singkat untuk menjalani hari-hari tanpa ikatan asmara atau pacaran.

Setelah menunggu sekian lama, Putu Widya Susastra, pria kelahiran 7 Juli 1990, asal Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, akhirnya menemukan tambatan hatinya. Siapakah gadis beruntung itu dan bagaimana ia menemukannya? Simak kisahnya.

Widya, begitu sapaan akrabnya, sejatinya merupakan pria yang sangat suka tantangan dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi terhadap temannya. Hal tersebut tercermin dari hobinya, yaitu bermain game, yang tentunya akan selalu menemukan tantangan baru dalam setiap permainannya. Kepeduliannya yang tinggi terhadap teman juga tercermin saat bermain game, misalnya saja saat bermain game DOTA 2. Pria yang gemar makan makanan olahan tempe ini tidak pernah egois memilih hero jenis apa yang akan dia pakai dalam setiap gamenya. Biasanya, Widya akan mempersilahkan temannya untuk memilih hero lebih dulu, baru kemudian ia akan memilih hero menyesuaikan dengan kebutuhan timnya. Itulah kenapa kita akan lebih sering melihat Widya memakai hero support dibandingkan hero carry.

Saat dia duduk di bangku SMA, Widya juga aktif di sejumlah ekstra dan organisasi di sekolah. Di antaranya, Pramuka, Kelompok Ilmiah Remaja, hingga menjadi anggota band tersohor nomor dua (setelah band NEMO) di sekolahnya, meskipun gagal mengabadikan karyanya melalui album. Mungkin karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan akademis, ekstra, organisasi, dan menjalani kehidupan bermusiknya, Widya tidak terlalu fokus untuk mencari sang kekasih. “Waktu itu memang belum ada yang nyambung dengan hati aja.” ujar Widya di sela-sela kesibukannya di depan layar komputer.

Bagi segelintir orang, hidup tanpa kekasih bagaikan nasi jinggo tanpa semat, sambrag. Sepertinya itu tak berlaku bagi kehidupan Widya, karena selama ini dia terlihat sangat menikmati kehidupannya. Mirip lirik lagunya Oppie Andaresta. “I’am single and very rich”.

undefined

Seiring berjalannya waktu, setelah tamat kuliah dan berhasil menyandang gelar sarjana, Widya langsung meneruskan dinasti bisnis keluarganya yang semakin menggurita di Kota Denpasar dan Singaraja. Singkat cerita, beberapa waktu lalu ketika menghadiri pernikahan teman SMA-nya, secara tidak sengaja Widya bertemu dengan seorang gadis yang sebenarnya telah lama ia kenal. Mungkin memang sudah jalan Tuhan, berawal dari obrolan-obrolan ringan hingga bertukar nomor handphone, mereka intens berkomunikasi hingga sekarang. “Aku akhirnya memberikan bunga itu tanggal 11 November 2016” ujar Widya dengan senyum penuh kemenangan. Siapa gadis itu? Nantikan cerita berikutnya…

undefined