Oleh : Noni Shintyadita (Relawan KISARA PKBI Bali)

 

Sejujurnya ini bukanlah topik yang asing untuk kita, akan tetapi kita kurang memahami apa dan bagaimana yang harus dilakukan untuk menanggulanginya. Mulai anak di bawah umur memperkosa balita, merokok, bullying, dari mana mereka bisa ada ilham untuk melakukan tindakan tersebut?

Apa Sih Pornografi ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pornografi adalah penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan untuk membangkitkan nafsu birahi. Pornografi di media adalah materi seks di media massa yang secara sengaja ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual.

Contoh-contoh pornografi di media massa adalah gambar atau foto wanita dengan berpakaian minim atau tidak berpakaian di sampul depan atau di bagian dalam majalah atau media cetak, kisah-kisah yang menggambarkan hubungan seks di dalam berbagai media cetak, adegan seks di dalam film dan sebagainya.

Pendidikan seks, meskipun menyajikan tulisan dan gambar tentang seksualitas,  tetapi tidak termasuk ke dalam pornografi, pendidikan seks bertujuan memberi pemahaman yang benar mengenai seksualitas. Karena itu penyajiannya dilakukan tidak dengan cara yang membangkitkan birahi. Pornografi juga akan membuat seseorang mempercayai semua kebohongan yang ditawarkan oleh pornografi sendiri. 

Merendahkan Kaum Wanita

Umumnya pornografi memang menonjolkan wanita sebagai objek seks. Dalam hal ini, pornografi dapat memperkuat cara pandang bahwa wanita pada dasarnya hanya mahluk yang berfungsi sebagai pemuas nafsu seks pria saja. Lebih dari itu, banyak media yang menggambarkan adegan perkosaaan terhadap wanita sebagai peristiwa yang penuh kenikmatan dan sensasi. Karena itu, pornografi cenderung menempatkan wanita dalam posisi rendah.

Mengapa Anak dan Remaja ?

Masa remaja adalah masa dimana organ-organ reproduksi sudah mulai bekerja dan nafsu seksual sudah tumbuh. Hal inilah yang menjadikan psikologi remaja suka ingin tahu tetek bengek segala hal yang berbau seksual. Sayangnya, sejauh ini banyak pihak yang belum peduli untuk memberi informasi yang sehat tentang seks kepada remaja. Anak-anak BLAST (capek, sensitif, bosan, merasa sendiri) akan berujung pada perilaku menyimpang dan akan mencari pelampiasan di tempat lain, yaitu pornografi.

Orangtua sendiri tak sedikit yang masih menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu, sehingga mereka tak pernah memberikan informasi yang sehat tentang seks kepada anaknya(remaja). Atau karena mereka sendiri miskin informasi tentang seks dan tak tau bagaimana mengkomunikasikan seks yang baik kepda anak. Karenanya, untuk memenuhi keingintahuannya yang besar tentang seks, seringkali remaja mencari alternatif dengan menikmati pornografi secara sembunyi-sembunyi, baik sendirian maupun dengan teman-teman mereka.

Efek Pornografi Pada Anak dan Remaja :

Untuk lepas dari kecanduan pornografi harus ada kemauan yang kuat dari orang itu sendiri. Padahal otak dengan kecanduan pornografi saat diperiksa dengan MRI, menurut dr. Donald Hill seorang pakar neuroscience di US, sama dengan otak orang yang mengalami kecelakaan bermotor berat.

Hasilnya? Bagian otak paling depan menjadi pusat moral, emosi, dan pembuat keputusan akan rusak! Belum lagi, otak bagian belakang yang memproduksi dopamine, zat yang memberikan rasa bahagia, akan terstimulasi terus menerus dan meminta dosis yang lebih banyak. Padahal otak depan baru matang usia 25 tahun, jadi bayangkan bila otak yang belum matang, belum benar-benar memahami benar salahnya sesuatu, terstimulasi hal buruk berulang-ulang?

Apa yang dapat dilakukan jika Anda mendapati anak Anda sedang menonton pornografi?

Pertama dan yang terpenting, jangan membuat reaksi yang berlebihan. Jika ditanggapi dengan penuh amarah, rasa takut dan malu, maka akan menutup kemungkinan untuk memiliki kesempatan berdiskusi dengan jujur, peluang untuk mengajar dan merobah perilaku anak Anda. Mendapati masalah seperti itu adalah lampu merah bagi Anda, sebagai orang tua, yang menunjukan indikasi bahwa Anda butuh berdiskusi rutin dengan anak Anda tentang seksualitas yang sehat dan penyalahgunaannya, yaitu pornografi.

Jika melihat gejala kecanduan pornografi telah muncul, kemauan anak sendiri tidak akan cukup untuk mengatasi kecanduan tersebut. Kecanduan, baik itu karena pornografi, minuman keras, narkoba, atau video games, membutuhkan proses penyembuhan yang panjang yang membutuhkan sumber-sumber bantuan seperti konseling, pendidikan, pertemuan rutin yang diatur dengan para pemimpin keagamaan, program pemulihan dan tindakan jangka panjang yang berkelanjutan.

Tips Untuk Orang Tua

  • Orang tua perlu memiliki pengetahuan tentang Internet

Jangan mengganggap diri terlalu tua atau terlalu bodoh untuk mempelajari Internet. Istilah lainnya, jangan gaptek (gagap teknologi). Seorang anak dapat saja dengan sengaja membiarkan atau membuat orang tua tidak memahami teknologi sehingga orang tua berpikir tidak ada dampak negatif dari Internet.

  • Letakkan komputer di tempat yang mudah dilihat

Kadang orang tua merasa bangga dengan dapat meletakkan dalam kamar anak mereka sebuah komputer yang terhubung Internet. Hal ini sebenarnya akan membahayakan anak Anda karena mereka dapat leluasa mengakses situs-situs yang tidak baik tanpa diketahui orang tua. Sebaliknya, dengan meletakkan di tempat terbuka, misalnya di ruang keluarga, Anda dapat memantau situs apa saja yang dibuka anak.

Sejak anak berusia dini orangtua harus membangun benteng yang kuat pada anak-anak dengan mengajari bagaimana menolak hal-hal jelek (pornografi, kecenderungan pemerkosaan) tersebut, dengan:

Orang tua harus mengajarkan anak untuk tegas dan merasa dirinya berharga, bahwa ada area-area yang tidak boleh disentuh oleh orang asing begitu saja.

Tips Untuk Remaja

  • Pahami apa pornografi itu. Pornografi tak lain adalah upaya untuk merendahkan sesuatu yang diciptakan terhormat. Seperti wanita, hubungan seksual.
  • Pikirkan konsekuensinya. Pornografi menurunkan martabat orang yang ditampilkan. Itu juga merendahkan moral orang yang melihatnya dan mengakibatkan kecanduan
  • Buat komitmen. Buat komitmen dengan diri sendiri. percaya bahwa diri bisa mengontrol diri untuk terlibat dalam hal pornografi.
  • Cari aktivitas positif. Sibukkan diri kamu dengan aktivitas positif seperti mengikuti kursus musik, mengikuti organisasi, berwirausaha dan lainnya.