Oleh : Putu Noni Shintyadita

RELAWAN KISARA PKBI BALI

 

Pada masa remaja tubuh dan hormone seksual berkembang pesat yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki yang biasanya masa ini disebut dengna masa pubertas. Proses ini alamiah dan terjadi pada seluruh remaja di dunia. Tetapi proses perubahan yang cepat ditambah minimnya informasi mengenai apa yang terjadi pada tubuh remaja tersebut kadang membuat banyak remaja bingung dan tidak siap ditambah pula banyak mitos yang beredar, norma sosial dan tekanan teman sebaya yang kuat serta pornografi yang beredar luas bisa menempatkan remaja menjadi rentan dan beresiko terhadap kesehatan reproduksi dan seksual, oleh sebab itu mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi menjadi penting dan menjadi bagian hak remaja.

Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan reproduksi adalah sebuah pendidikan yang dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya dan komprehensif yang mencakup program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis dan tidak bersifat menghakimi. Pendidikan kesehatan reproduksi yang komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk megeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi dan keterampilan penekanan resiko di semua aspek seksualitas.

Agar pendidikan kesehatan reproduksi yang remaja terima menjadi lengkap. Ada 7 komponen topic yang harus ada :

  1. Keadilan dan kesetaraan gender : (gender dan jenis kelamin, peran gender, maskulinitas dan femininitas;, perlindungan)
  2. Kesehatan reproduksi dan seksual serta HIV-AIDS : (memahami IMS dan HIV, kehamilan, respon seksual, hidup dengan HIV, anatomi, seksualitas)
  3. Hak asasi manusia serta hak reproduksi dan seksual : (Hak asasi manusia, kebijakan, hukum dan strucutues, layanan dan sumber daya, partisipasi, choicejoyable dan konsensual; seks lebih dari hubungan, biologi dan emosi, masturbasi, hubungan dan komunikasi)
  4. Aspek positif dari seksualitas : (seks harus memenuhi norma-norma dan nilai-nilai sosial, ketidaksetaraan gender)
  5. Kekerasan berbasis gender dan seksual :(jenis, hak dan hukum, opsi dukungan, norma masyarakat dan mitos tentang kekuasaan dan gender; pencegahan; referral)
  6. Keberagaman : (kisaran keanekaragaman, misalnya iman, budaya, etnis, kemampuan / ketidakmampuan, orientasi seksual, gender, identitas seksual, status HIV, diskriminasi)
  7. Hubungan antar manusia : (emosi, keintiman (emosional dan fisik), hak dan tanggung jawab; dinamika kekuasaan; pemaksaan)

Kebutuhan terhadap pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual sudah menjadi isu yang perlu ditangani di tingkat nasional, bukan hanya tanggung jawab orang tua di lingkungan keluarga.Pendidikan kesehatan reproduksi akan membantu remaja untuk memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek reproduksi dan seksual secara akurat, memiliki nilai-nilai positif dalam memandang tubuh serta aspek reproduksi dan seksual dan memiliki ketrampilan untuk melindungi diri dari resiko-resiko reproduksi dan seksual termasuk kemampuan memperjuangkan hak-hak remaja untuk sehat.