Surabaya - Bulan Zulhijah telah tiba, menyertai kedatangan dua puasa sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa ini tidak hanya memperkaya nilai ibadah, tetapi juga memiliki signifikansi mendalam dalam konteks ibadah haji. Pada tahun ini, umat Islam di seluruh dunia bersiap-siap menyambut momen istimewa dalam ibadah mereka, yakni puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa ini dilakukan sebagai bagian dari ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, puasa ini tetap dianjurkan karena memiliki nilai ibadah yang tinggi.


Puasa Tarwiyah dan Arafah dalam Konteks Haji

Puasa Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Zulhijah, yang menandai awal dari persiapan jemaah haji sebelum melakukan wukuf di Arafah. Menurut Baznas, puasa Tarwiyah dianggap mampu menghapus dosa-dosa yang telah lalu, sebagaimana pahala yang diperoleh dari kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi ujian.

Puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bersamaan dengan wukufnya jemaah haji di Padang Arafah. Puasa ini memiliki keistimewaan menghapus dosa-dosa dua tahun yang telah lalu, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Panduan Lengkap untuk Menjalankan Puasa Tarwiyah dan Arafah

  1. Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah: Sebelum memulai puasa, tentukan niat dengan tulus ikhlas. Niat puasa Tarwiyah: "Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala." Sedangkan niat puasa Arafah: "Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta'ala." Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sementara puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Untuk memulai kedua puasa ini, tentunya harus dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas. Niat puasa Tarwiyah dan Arafah dapat diucapkan sesuai dengan niat yang sah di dalam hati, dengan niat melakukan puasa karena Allah SWT.
  2. Sahur yang Dianjurkan: Sahur adalah sunnah yang sangat dianjurkan sebagai bekal fisik dan spiritual. Makan sahur sebelum fajar adalah praktik yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk mendapatkan berkah di waktu tersebut. Sahur menjadi bagian penting dalam menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah. Sahur dilakukan sebelum terbit fajar, sebagai bentuk persiapan fisik dan spiritual untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik. Menu sahur sebaiknya mengandung gizi yang seimbang, seperti makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serta buah-buahan dan sayuran untuk menjaga energi sepanjang hari.
  3. Menjaga Diri dari Perilaku Buruk: Selama menjalankan puasa, hindari perilaku yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala puasa, seperti amarah, ghibah, dan perbuatan tercela lainnya.
  4. Berbuka dengan Sunnah: Segera berbuka setelah adzan Maghrib dengan kurma dan air putih atau air zam-zam, diikuti dengan membaca doa berbuka: "Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa 'alayka tawakkaltu wa 'ala rizq-ika-aftartu." Berbuka puasa pada puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan momen yang sangat dinantikan. Tradisi berbuka dengan kurma dan air putih atau air zam-zam merupakan sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan. Setelah berbuka, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan dengan melakukan salat Maghrib bersama-sama.


Menjalankan puasa Tarwiyah dan Arafah bukan hanya sebagai kewajiban spiritual, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendapatkan ampunan, pahala besar, serta memperdalam ibadah kepada Allah SWT. Semoga panduan ini memberikan manfaat bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa Tarwiyah dan Arafah dengan penuh keikhlasan dan ketaatan.


Sumber gambar : (Getty Images/iStockphoto/TanyaSid)