Liburan Mei kemarin, saya dan bapak saya liburan ke Osaka dan Kyoto. Berdua doang. Super random sekali bukan? Hahaha. 

Itu bukanlah kali pertamanya saya ke Jepang. Sebelumnya, tahun 2013, saya pernah ke Jepang juga (tepatnya Tokyo dan Fukuoka) untuk mengikuti program Jenesys. Waktu itu semua urusan visa-visaan dibantu oleh pihak Kedubesnya langsung, jadi baru kali ini saya merasakan pengalaman mengurus visa saya sendiri di Konjen Jepang Denpasar.

Perhatian!

Pengurusan visa Jepang diwajibkan mengikuti wilayah yurisdiksi konjen Jepang masing-masing. Artinya untuk saya yang KTP Bali, walaupun tinggal di Jakarta, harus tetap mengurus di Konjen Jepang Denpasar. Cek wilayah yurisdiksi lengkapnya di sini.

Artikel ini juga untuk pengurusan visa Jepang untuk paspor non e-paspor. Untuk e-paspor, hanya perlu pengurusan visa waiver dan bisa dilakukan di seluruh konjen Jepang di Indonesia.

 

Jadi perlu apa saja nih untuk mengurus visa Jepang?

Beda Konjen, bisa jadi ada syarat yang beda juga. Misalnya, di Japan Embassy Jakarta katanya pegawai BUMN tidak perlu menyetor bukti keuangan. Tapi di Konjen Jepang Denpasar, bukti keuangan tetap diperlukan. Kecuali, ada pihak Jepang yang mau membiayai di sana. Panduan untuk pengurusan di Konjen Jepang Denpasar, bisa dilihat di sini. Untuk detail kelengkapannya bisa diunduh di sini. Saran saja ya, menurut saya lebih gampang untuk urus visanya untuk keperluan liburan dengan biaya sendiri. Beneran. Nggak merepotkan orang yang di Jepang. Yah, tapi balik lagi ke keperluan bepergian masing-masing sih.

 

Intinya yang saya bawa untuk mengurus visa:

  • Paspor asli. Kalau ada paspornya masih pake sampul unyu-unyu, dilepas dulu sebaiknya. Kalau ada paspor lama, sebaiknya dibawa juga.
  • Formulir permohonan visa (bisa diunduh di sini). Kalau mau tahu gimana cara isinya, bisa lihat di sini. Formulir ini jangan lupa ditempel pas foto ukuran 4.5cm x 4.5cm dengan latar putih. Tempel di tempat fotonya, jangan kreatif nempel di tempat lain. Pastikan nempelnya sudah kuat biar fotonya nggak lepas. Jangan lupa juga tanda tangan di bagian akhir formulir ya.
  • Bukti pemesanan tiket pesawat PP.
  • Jadwal perjalanan. Saya pakai formulir yang ada di sini. Isi itinerarynya yang simpel aja. Kira-kira begini isi itinerary saya:

undefined

  • KTP & Kartu Keluarga (asli & 1 copy). Saya sih foto kopi KTP-nya nggak digunting (dibiarkan di kertas A4).
  • Bukti keuangan rekening koran 3 bulan terakhir (asli & 1 copy). Buat kalian yang print rekening koran atau print dari internet banking, penting sekali untuk bukti keuangan ini ada cap dari bank-nya karena saya sempat disuruh balik ke bank cuma buat minta cap doang. Hadeh. Untung ada BNI deket sana. Berapa minimun saldo? Tergantung berapa lama kalian di sana. Tabungan saya nggak banyak-banyak banget dan semacam roller coaster, hahaha. Tapi tembus tuh. Coba saja pakai hitungan satu juta untuk satu hari kunjungan dan selipkan 2 juta lagi untuk biaya tak terduga (dengan catatan tiket dan hotel sudah terpesan ya).
  • Surat keterangan dari tempat kerja yang menyatakan bahwa kalian benar pegawai di sana dan akan bepergian dari tanggal sekian hingga sekian, akan kembali lagi ke negara Indonesia setelah itu. Jangan lupa suratnya dibuat dengan kop surat perusahaan dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
  • (additional) bukti booking hotel

Trus, ternyata per Maret 2016 ada ketentuan baru untuk aplikasi visa:

  • Semua dokumen nggak ada yang boleh distaples. Jadi pakai paper clip aja.
  • Semua dokumen yang disetor harus pakai kertas A4. Jangan pakai F5, kwarto atau ukuran lainnya.
  • Jangan ada dokumen yang dilipet-lipet atau ditekuk.

Kalo nggak percaya, baca sendiri di sini. Kenapa? Nggak tau. Ikutin aja biar cepet beresnya urusan visanya.

 

Konjen Jepang di Denpasar itu di mana ya?

Di sini:

Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar, Bali, INDONESIA

Telephone : (0361) 227-628

Website : http://www.denpasar.id.emb-japan.go.jp/

Kantornya persis ada di sebelah Jalan Pemuda.

Jam pelayanannya: 8:30~12:00、13:30~16:00

 

Jadi karena kantornya cuma 5 menit dari rumah, saya sih selow aja. Makan dulu, ngasih cemilan ke anjing dulu, nonton TV dulu. Jam 9 berangkatlah saya ke sana. Ekspektasi saya bakal penuh dan ngantri, tapi ternyata sepi! 

Habis parkir motor, bapak satpam yang ramah akan menyapa kita dan mengarahkan untuk mengisi lembar tamu. Lembar tamu kemudian di bawa ke ruangan berikutnya di mana barang-barang kita akan diperiksa. Kalau ada HP (pasti ada dooong) akan diminta untuk dimatikan dan dimasukkan ke loker. Iyes, di Konjen Jepang Denpasar nggak boleh bawa HP sama sekali jadi saya nggak bisa foto kondisi di dalam kantornya.

Setelah itu, masuk ke ruang berikutnya. Jangan berharap Konjen Jepang Denpasar kayak gedung kantor seperti yang di Jakarta. Bentukannya kayak di rumah, jadi saya berasa lagi bertamu ke rumah orang, hehehe. Di sana cuma ada dua loket: satu loket buat WNI, satu loket lagi buat WNA Jepang. Di loket, ada ibu-ibu baik hati seperti ibu peri yang akan meminta berkas kita. Ibunya beneran baik banget. Bahkan di sebelah saya ada orang yang salah melulu isi formulirnya tapi diladenin dengan sangat sabar (gue yang jadi kasian sama ibu-ibunya).

Setelah setor formulir, nanti akan diminta tunggu. Berkas kita akan dicek. Kalau ada yang kurang dikasi tau, kalau sudah lengkap akan dikasi bukti pengambilan visa (KK asli, KTP asli, dan rekening koran asli bakal dibalikin). Sebagai bayangan, saya urus hari Senin, Kamis sudah bisa diambil (bisa diwakilin kok!). Oya, bayarnya pas ambil visa ya (330 ribu). Cepet kan?

Saya suka banget urus visa di konjen ini. Cepet, gampang, dan semuanya baik-baik, dari satpam sampai petugas visanya. Saya bahkan sempat ketinggalan barang di sana dan dibantuin dengan ramahnya.

Kira-kira bentuk visanya seperti di bawah ini. Ini waktu saya ngajuinnya bulan April. Kertasnya mengkilat gitu. Tapi sepertinya sekarang sudah berubah pakai kertas biasa, karena visa bapak saya pakai kertas biasa padahal pengajuannya sama di Konjen Denpasar.

undefined

NB: saya bukan petugas Konjen Jepang, jadi mungkin nggak bisa menjawab semua jawaban kalian ya.

Visit my blog for more stories: https://happiness-project.blogspot.co.id/