Oleh : Putu Noni Shintyadita (Relawan KISARA PKBI Bali)

Belakangan ini masyarakat sering dikejutkan dengan pemberitaan di televisi atau media massa lainnya yang mengungkap kasus mengenai seksualitas yang tidak umum, seperti kakek yang mencabuli anak di bawah umur, pelecehan seksual di tempat umum, hubungan seksual dengan saudara dekat, dan lain sebagainya.

Apa itu Parafilia ?

Parafilia berasal dari bahasa Yunani. Parafilia tersusun oleh kata para dan filia.

 Para = suatu hal yang tidak biasa, atau hal yang berbeda dari biasanya.

 Filia = kata filos sendiri berarti cinta atau ketertarikan.

          Maka parafilia dapat diartikan sebagai suatu bentuk ketertarikan yang tidak biasa, atau suatu bentuk perilaku seksual yang dirasa berbeda dan berada di luar jalur yang dianggap biasa oleh masyarakat.

Parafilia merujuk pada semua kebutuhan yang tak terkendali akan khayalan, tindakan atau objek yang tak lazim dengan tujuan memperoleh kesenangan seksual. Di dalamnya termasuk juga kebiasaan menggunakan benda-benda mati (pakaian, perhiasan dan benda-benda tertentu yang berkaitan dengan lawan jenis), mendapatkan kenikmatan dari kesakitan dan rasa terhina (pada diri sendiri atau orang lain), serta melakukan aktivitas seksual dengan orang yang tidak mau melakukannya.

Lalu homoseksual?

Tentu saja bukan. Pemahaman masyarakat pun terkadang masih ada yang menyimpang ya. Hehehhe… Sebelumnya harus dapat dibedakan dulu yang mana dimaksud dengan parafilia dan yang mana keberagaman seksual. Homoseksual, biseksual, serta heteroseksual merupakan orientasi seksual seseorang, dan  bukan lagi masuk katagori penyimpangan.

Penyimpangan Seksual

Adalah perilaku seksual yang menyimpang dari masyarakat umum atau di luar dari kebiasaan. Bentuk penyimpangan seksual:

  • Eksibisionisme: menunjukkan alat kelaminnya sendiri kepada orang lain.
  • Veyorisme: mengintip orang tidak berpakaian, mandi, atau sedang berhubungan seksual.
  • Frotteurisme: menggosokkan badan atau memeluk orang lain yang tidak mau.
  • Pedofilia: orang dewasa (terutama laki-laki) berhubungan kontak seksual dengan anak-anak di bawah umur (pra pubertas).
  • Incest: hubungan seksual antara kerabat dekat.
  • Skatologia telepon: percakapan cabul lewat telepon dengan orang dewasa yang tidak menginginkannya.
  • Transvestisme: seorang laki-laki menjadi terangsang secara seksual dengan menggunakan pakaian perempuan.
  • Urolagnia: kenikmatan berhubungan seks dengan mengeluarkan urin (kencing) di tubuh pasangannya.

Kenapa bisa menyimpang ya?

Parafilia  pada  dasarnya  adalah  perbuatan  disasosiatif  dalam  diri  individu  lho,yang  diakibatkan  oleh karena  adanya pengaruh  internal  maupun eksternal sekitar individu.

Faktor internal individu yang berkaitan dengan terjadinya parafilia ialah, genetik bawaan, sikap mudah terpengaruh, serta sikap asertif

Sementara faktor eksternal biasanya berkaitan dengan lingkungan sosial individu, seperti misalnya pola asuh keluarga yang tidak baik sehingga memberikan dampak psikologis terhadap seseorang. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memberikan pendidikan seksual yang memadai dan jelas kepada anak-anak, sehingga dapat membantu mencegah munculnya gangguan seksual di masa mendatang.

Di bawah ini ada beberapa faktor penyebab dari parafilia yang dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain:

  • Perspektif teori belajar, stimulus yang tidak biasa menjadi stimulus terkondisi untuk rangsangan seksual akibat pemasangannya dengan aktivitas seksual di masa lalu, serta stimulus yang tidak biasa dapat menjadi erotis dengan cara melibatkannya dalam fantasi erotis dan masturbasi.
  • Kecemasan kastrasi yang tidak terselesaikan dari masa kanak-kanak yang menyebabkan rangsangan seksual dipindahkan pada objek atau aktivitas yang lebih aman.
  • Penganiayaan seksual atau fisik pada masa kanak-kanak dapat merusak pola rangsangan seksual yang normal.

Sedangkan faktor penyebab langsung terbentuknya penyimpangan seksual parafilia tidak diketahui secara pasti, beberapa dugaan kemunculan gangguan ini;

  • Pengalaman pelecehan dan kekerasan seksual dimasa kanak-kanak
  • Keterdekatan dengan situasi atau objek tertentu secara berulang kali dengan aktivitas seksual
  • Hambatan perkembangan dan kesulitan dalam menjalin hubungan dengan beda jenis
  • Kecanduan pornografi, beberapa tayangan nyeleneh (aneh) akan memberikan daya tarik seperti magnet yang dapat mempengaruhi psikologis ketergantungan
  • Pengaruh dari pasangan seksual
  • Pelampiasan stress yang tidak tepat sehingga menimbulkan kebiasaan dan pengulangan secara terus-menerus.
  • Rasa ingin mencoba yang diakibat penyampaian informasi atau persepsi yang salah

So? Apa yang mesti aku lakukan?

Cari informasi yang benar seputar permasalahan seksualitas, (jangan malu-malu tanya keorang tua yah, atau tanya KISARA. Jika dilingkungan sekitarmu ada yang termasuk dari salah satu perilaku penyimpangan seksual  jangan dijauhi, berikan dukungan dan bersikap biasa saja, jika bisa merujuk akan lebih bagus lagi

Penting !!! Hak Reproduksi dan Seksual Remaja

  • Hak menjadi diri sendiri Yaitu bebas untuk menentukan keputusan, mengekspresikan diri, menikmati seksualitas, memilih seksualitas, memilih untuk menikah dan mempunyai keluarga atau tidak.
  • Hak mendapatkan informasi Yaitu informasi tentang seksualitas, kontrasepsi, IMS, HIV dan AIDS, serta kekerasan atau pelecehan seksual.
  • Hak dilindungi dan melindungi diri Yaitu dari kehamilan tidak diinginkan, IMS, HIV dan AIDS, serta kekerasan atau pelecehan seksual.
  • Hak mendapatkan pelayanan kesehatan Yaitu pelayanan kesehatan yang menjamin kerahasiaan, terjangkau, berkualitas, bersahabat dan diberikan dengan penuh hormat tanpa diskriminasi.
  • Hak Dilibatkan
  • Yaitu remaja dilibatkan dalam perencanaan program remaja, mengikuti pertemuan dan seminar di semua tingkat dan ikut mempengaruhi pemerintah melalui pendekatan yang tepat