Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagi banyak orangtua millennial, platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok adalah cara untuk mendokumentasikan dan berbagi momen-momen berharga dalam kehidupan anak-anak mereka. Fenomena ini, yang dikenal sebagai "sharenting," berasal dari gabungan kata "share" (berbagi) dan "parenting" (mengasuh).


Orang Tua milenial sering merasa terdorong untuk membagikan foto, video, dan cerita tentang anak-anak mereka dengan berbagai alasan. Pertama, ini adalah cara untuk mendokumentasikan pertumbuhan dan perkembangan anak mereka, menciptakan sebuah album digital yang mudah diakses kapan saja. Kedua, mereka ingin berbagi kebahagiaan dan pencapaian anak-anak mereka dengan keluarga dan teman-teman, terutama bagi mereka yang tinggal jauh. Ketiga, media sosial memberikan platform untuk mendapatkan dukungan dan nasihat dari komunitas orangtua lainnya, yang bisa sangat berharga dalam mengatasi tantangan pengasuhan.


Manfaat dan Risiko Sharenting

Manfaat:

  1. Dukungan Sosial: Media sosial dapat menjadi sumber dukungan yang besar bagi orangtua. Mereka dapat bertukar cerita, saran, dan mendapatkan dukungan emosional dari komunitas online.
  2. Kenangan Digital: Dengan membagikan momen-momen penting, orangtua menciptakan catatan digital yang dapat diakses dan dikenang di masa depan.
  3. Koneksi Keluarga: Bagi keluarga yang tinggal jauh, media sosial memungkinkan mereka untuk tetap terhubung dan mengikuti perkembangan anak-anak.


Risiko:

  1. Privasi Anak: Setiap unggahan di internet meninggalkan jejak digital. Informasi dan gambar anak bisa diakses oleh siapa saja, termasuk orang-orang dengan niat buruk.
  2. Eksploitasi dan Penyalahgunaan: Foto dan informasi tentang anak bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Ada risiko gambar anak digunakan untuk tujuan yang tidak diinginkan, termasuk pencurian identitas.
  3. Tekanan Sosial: Anak-anak bisa merasa tertekan untuk tampil sempurna di mata publik. Ini bisa berdampak negatif pada perkembangan psikologis mereka, terutama jika mereka merasa tidak nyaman dengan eksposur tersebut.


Tips Aman untuk Berbagi di Media Sosial

Untuk meminimalisir risiko dan tetap menjaga keamanan anak, orangtua millennial dapat menerapkan beberapa langkah berikut:

  • Batasan Privasi: Gunakan pengaturan privasi yang ketat di platform media sosial. Pastikan hanya teman-teman dan keluarga dekat yang dapat melihat unggahan tentang anak.
  • Pertimbangkan Jejak Digital: Pikirkan matang-matang sebelum mengunggah foto atau informasi pribadi anak. Apa yang diunggah di internet dapat tetap ada selamanya dan bisa dilihat oleh siapa saja.
  • Komunikasi Terbuka: Saat anak sudah cukup besar, libatkan mereka dalam keputusan untuk membagikan foto atau cerita mereka di media sosial. Pastikan mereka merasa nyaman dengan apa yang diunggah.
  • Hindari Informasi Sensitif: Jangan membagikan informasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau melacak anak, seperti nama lengkap, alamat, atau rutinitas harian.


Kesimpulan

Fenomena sharenting di kalangan orang tua millennial memang membawa banyak manfaat, namun juga tidak lepas dari risiko yang harus diwaspadai. Dengan menerapkan langkah-langkah bijak dalam berbagi informasi di media sosial, orangtua dapat terus menikmati manfaat dari teknologi ini tanpa mengorbankan privasi dan keamanan anak-anak mereka. Ingatlah bahwa setiap unggahan adalah bagian dari jejak digital anak yang akan terus ada di internet. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk selalu berpikir dua kali sebelum membagikan momen-momen tersebut.


Sumber Gambar: https://www.freepik.com/free-vector/son-hugs-dad-working-laptop-sitting-living-room-parent-child-hugging-family-embrace-scene_25872288.htm#fromView=search&page=1&position=16&uuid=050c307c-3264-431c-a774-1e95a8b7e951 - Image by studio4rt on Freepik