Bali, siapa orang yang tidak kenal Bali. Bali merupakan tempat wisata paling terkenal di Indonesia yang menjadi tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh turis asing maupun lokal. Pantai yang indah, adat dan budaya yang menarik serta murah menjadikan Bali sebagai tujuan wisata favorit. Bali terkenal dengan banyak nama; pulau dewa-dewa, pulau seribu candi, dan pulau surga. Orang-ornagn memangil bali dengan sebutan ‘pulau surga’ bukan tanpa alasan. Bali memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa seprti gunung berapi yang terlihat dekat dan besar; sawah yang terhampar luas yang memberikan rasa kedamaian dan ketenangan; serta butiran pasir pantai-pantai di Bali dan keindahan lautnya yang sangat menggoda. Bali juga memiliki tarian-tarian yang dramatis, upacara adat yang beragam, serta kesenian dan kerajinan tangah yang indah dan bagus. banyak hal menarik yang ditawarkan; mulai dari kehidupan spiritual dan kuliner tradisional sampai ke pengalaman tak terlupakan seperti surfing, diving, dan tracking hutan yang menantang keberanianmu. Itu lah mengapa Bali dinominasikan sebagai pulau terbaik di dunia pada tahun 2009 oleh majalah Travel and Leisure and sebagai tempat wisata terbaik ke dua pada tahun 2010 oleh Lonely Planet.

Salah satu tujuan wisata yang terkenal karena keunikannya adalah Desa Trunyan bangli, mengapa dikatakan unik? bukan karena tempatnya yang membuat unik, tetapi karena keunikan dalam hal pemakaman bagi orang yang telah meninggal. Pada umumnya pemakaman di bali itu dilaksanakan dengan cara penguburan dan pembakaran (Ngaben) walaupun dengan penguburan pun ujung-ujungnya juga harus diadakan upacara pengabenan.

Dibalik keunikan desa tersebut, nyatanya masih ada masalah yang sampai sekarang belum sepenuhnya tuntas. Citra yang muncul adalah wisatawan domestik dan mancanegara menghindari objek wisata tersebut lantaran sering kali menjadi sasaran tindak pemerasan dan penipuan. Apalagi untuk menuju ke Desa Trunyan, wisatawan harus menggunakan sampan. Mulai dari terjadinya pencegatan di jalan hingga tarif yang dinaikan tidak sesuai dengan standarisasi yang dilakukan oleh pemerintah alias pungli. Sesekali masih ada pengemis khususnya orang tua dan anak-anak di lingkunangan desa Trunyan. Kadang si pengemis ini baru beraksi saat ada wisatawan yang berkunjung, jika tidak ada wisatawan, mereka kembali seperti warga desa Trunyan pada umumnya, dan ini merupakan prilaku yang buruk dan sudah lama terjadi. Pernah terdengar berita pada masa lampau bahwa terjadi kematian boat yang disengaja dan wisatawan yang pada kala itu berada di atas boat harus mengeluarkan dana lebih atau istilahnya charge agar boat dinyalakan kembali . Seperti pengalaman yang di sampaikan dari pemandu wisata disana, yang merasa tidak nyaman dengan keadaan itu.

Tidak lama ini puluhan calo tiket ke lokasi wisata desa Terunyan, Kintamani, Bangli mulai ditertibkan Polres Bangli. Sebab, keberadaan para oknum calo ini mengganggu kenyamanan wisatawan. Terlebih, dalam aksinya,  mereka kerap sembrono menyetop kendaran bermotor yang melintas turun di pertigaan Penelokan-Kedisan. Disebutkan,  penertiban dilakukan karena keberadan mereka dikeluhkan lantaran mengganggu kenyamanan pengunjung wisatawan. Dari hasil pendataan Polres Bangli, ada tiga titik yang biasanya dijadikan tempat mangkal para calo tersebut, yakni di pertigaan Penelokan-Kedisan, Pertigaan Kedisan dan Dermaga Kedisan. Dari ketiga titik tersebut, Polres Bangli mengamankan 30 calo tiket. Betapa miris nya fenomena ini mengingat Trunyan sudah sangat terkenal di mata dunia.

Ada tempat wisata yang menginpirasi saya untuk menulis artikel ini, yaitu di Siem Reap Floating Village Kambodia (Kamboja) yang secara geografis mengakibatkan mereka menggantungkan hidupnya dari perairan, hampir mirip dengan Trunyan. Yang menarik dari tempat ini adalah dimana wisatawan dipandu oleh guide yang notabenanya adalah orang lokal disana dan diajak kerumah mereka seperti rumah sendiri, dan guide yang dianggap seperti keluarga sendiri. Mereka akan diajak untuk mengunjungi rumah-rumah warga dan mengunjungi sekolah yang ada disana menggunakan boat. Secara tidak langsung para wisatawan juga di ajak berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur sekolah seperti wc dan lain-lain, caranya bisa berupa membeli beras ataupun sembako dan jika mereka membeli sembako diharuskan untuk membeli di toko-toko yang ada disana, sehingga para wisatawan secara tidak langsung sudah membantu perkembangan ekonomi di tempat ini. Dan uniknya, kita tidak diperkenan memberi uang kepada anak-anak disana, karena itu dianggap pembudakan. Lebih baik jika kita membeli barang ataupun sembako seperti yang saya katakan tadi dan menyumbangkannya untuk mereka. Sehingga pengalaman yang di peroleh setelah mengunjungi tempat ini adalah kesan yang menyenangkan.

Tentunya hal ini bisa kita jadikan acuan untuk masyarakat disana agar mereka bisa mengelola tempat pariwisata dengan baik. Trunyan masih bisa berbenah dan inspirasi yang saya dapat dari Siem Reap Floating Village Kambodia ini adalah metode yang diterapkan disana bisa diterapkan di Trunyan agar terciptanya pariwisata yang aman dan nyaman sejalan dengan citra Bali yang baik di mata dunia.

 

Sumber :             

https://wisatabaliutara.com/2014/12/keunikan-desa-trunyan-bali-tentang-pemakaman.html/

http://www.antarabali.com/berita/19066/masyarakat-trunyan-deklarasikan-sapta-pesona-wisata

https://www.posbali.id/polisi-tertibkan-puluhan-calo-tiket-ke-trunyan/

https://www.tripadvisor.com/Attraction_Review-g297390-d12050088-Reviews-Community_First_Kompong_Khleang_Floating_Village_Tours-Siem_Reap_Siem_Reap_Provi.html

 

Lampiran foto:

I. Siem Reap Floating Village

undefined

Sumber : http://www.nathanhortonphotography.com/assets_d/16705/editor_files/images/20131017-DSC_6721.jpg

 

undefined

Sumber : http://www.nathanhortonphotography.com/assets_d/16705/editor_files/images/20131017-DSC_6721.jpg

 

 

II. Trunyan Village, Kintamani, Bangli, Bali

undefined

Sumber : http://media.gettyimages.com/photos/trunyan-villagers-wash-their-clothes-in-lake-batur-with-mount-batur-picture-id73650501

 

undefined

Sumber : https://3.bp.blogspot.com/-fgKPnmAdXTA/WRBiRShnTcI/AAAAAAAAB-A/EmYE0CQHPM4v6tUcMJxZCm-dGPSWAmnQgCLcB/s1600/f10351744%255B1%255D.jpg