Uang bukan segalanya, namun segalanya membutuhkan uang. Sebuah slogan yang sering kita dengar yang kira-kira bermakna tentang relatifnya tingkat kebutuhan akan uang dalam melakukan aktivitas manusia. Tak dapat dipungkiri memang setiap aktivitas manusia dewasa ini selalu memerlukan uang, bahkan untuk sekedar buang air kecil pun sudah lazim untuk membayar. Uang dihasilkan melalui suatu proses yang dinamakan bekerja, baik itu dengan mencari lapangan kerja maupun membuka lapangan kerja sendiri. Namun mirisnya, kedua cara/proses mencari uang tersebut juga memerlukan uang sebagai modal. Bila mencari lapangan kerja, tentu harus memiliki modal pendidikan yang dihasilkan melalui uang, apalagi bila ingin membuka lapangan kerja sendiri tentulah harus memiliki modal awal dalam memulai suatu usaha. Tak pelak, kenyataan ini menjadi alasan masih banyaknya pengangguran di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, bahwa untuk menghasilkan uang tentu harus dimodali dengan uang, namun bedanya adalah untuk menghasilkan uang dibedakan dengan tingkat atau jumlah modal yang dibutuhkan. Ada usaha yang membutuhkan modal besar dan ada yang kecil. Namun saat ini tak banyak usaha yang dapat dijalankan dengan modal kecil. Harga tanah dan bangunan yang idealnya sebagai tempat berusaha mencari uang, justru harganya makin melambung tinggi, sehingga hal inilah yang sering menjadi ganjalan orang untuk memutuskan memulai berwirausaha.
Memasuki era digital, era di mana batas-batas wilayah secara global sudah tidak menjadi halangan dalam melakukan aktivitas. Untuk berkomunikasi dengan orang di Amerika, seorang yang tinggal di Indonesia tidak perlu lagi mengirim surat seperti zaman dahulu. Cukup dengan mengirim pesan internet sudah memungkinkan seseorang terhubung tanpa batas. Banyak fitur media komunikasi di Internet, salah satunya adalah media sosial. Media sosial memungkinkan orang untuk mengakses informasi sekaligus berbagi informasi kepada banyak orang bahkan di seluruh dunia.
Konsep berbagi kemudahan dalam informasi dan berkomunikasi yang disediakan oleh media sosial inilah yang saat ini sangat digandrungi oleh para pengusaha muda yang ingin memulai usaha (start-up) dengan modal hampir Rp. 0. Era perkembangan perangkat komunikasi di abad 21 ini, banyak orang telah memanfaatkan media sosial dalam menjalankan usahanya, baik itu melalui Facebook, Twitter, Instagram, KasKus dan lainnya sudah mulai dimanfaatkan dengan cara mempromosikan produk usahanya melaui posting gambar produk di media social, pesan broadcast, hingga membuat laman pribadi khusus untuk memajang produk yang dijual. Hal ini menjadikan jarak antar pelanggan dan produsen menjadi makin dekat. Hanya dengan bermodal gadget, seseorang sudah bisa mempromosikan produk usahanya dan sebaliknya bagi konsumen dapat dengan mudah mencari produk yang ingin dibeli. Kemudahan akses komunikasi dalam berwirausaha dengan media sosial ini ternyata mampu meningkatkan geliat UMKM di Indonesia, apalagi ditambah kemudahan akses internet yang disediakan berbagai operator telekomunikasi dalam layanan internet, seperti XL Unlimited tentu dapat menjadi salah satu tonggak dalam menarik minat para wirausaha untuk optimis dalam menjalankan usaha tanpa takut menyediakan modal besar dan tanpa takut rugi!
Berwirausaha yang dulunya harus bermodalkan dana besar untuk sewa gedung dan modal produksi, tentu dengan adanya media sosial, seorang wirausaha dapat mengondisikan jumlah modal yang dimiliki dengan konsep jual beli yang ditawarkan. Pada saat seorang wirausaha memiliki modal kecil, dengan media sosial, penjual dapat menerapkan konsep pre-order yang artinya barang tersedia bila ada yang memesan, namun penjual tetap bisa memajang produk yang dijual dengan media gambar. Tentu sangat berbeda bila berwirausaha di dunia nyata, seorang penjual haruslah menyediakan toko dan barang yang dijual untuk dipajang di tokonya, dan tentunya cara ini membutuhkan modal yang besar. Dapat kita lihat banyak kemudahan yang diberikan oleh media sosial dalam mendukung jalannya usaha menengah ke bawah yang notabene bermodal kecil.
Media sosial mampu memberikan kemudahan dalam akses komunikasi antara pelanggan dan penjual, serta mampu memberi keuntungan kepada dua belah pihak, di satu sisi pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi dan meluangkan waktu untuk pergi ke toko bila ingin berbelanja. Di sisi lain, penjual tidak harus membuka toko untuk menjual barangnya. Dan pada akhirnya, hal yang terpenting untuk disampaikan adalah, win-win solution merupakan salah satu manfaat yang mampu dikontribusikan oleh perkembangan teknologi komunikasi melalui media soaial terhadap perkembangan usaha kecil menengah di Indonesia.
Komentar