Indonesia sedang berada di ambang perubahan besar dengan potensinya untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030. Namun, keberhasilan ini sangat bergantung pada kesiapan generasi muda, khususnya Generasi Z, yang akan menjadi tulang punggung ekonomi bangsa di masa depan. 


Tantangan Bonus Demografi

Indonesia saat ini mengalami bonus demografi, di mana 75% penduduknya adalah generasi muda. Menurut Vero Veriska, Direktur Eksekutif Pijar Foundation, bonus demografi ini merupakan peluang besar namun juga membawa tantangan tersendiri. “Generasi Z sering kali dicap sebagai generasi yang ingin serba instan dan tidak tahan tekanan. Namun, mereka adalah produk dari zaman yang serba mudah,” ujarnya. Vero mengingatkan bahwa Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi ini dengan baik, karena setelah tahun 2030, populasi muda ini akan mulai menua dan kehilangan produktivitasnya jika tidak diberdayakan dengan tepat.


Pijar Foundation: Misi dan Fokus Utama

Pijar Foundation, sebuah lembaga non-pemerintah yang berfokus pada pengembangan anak muda, memiliki misi untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi masa depan. Vero menjelaskan bahwa ada tiga aspek utama yang menjadi fokus Pijar Foundation:


1. Pengembangan Talenta: Dengan perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), cara belajar dan bekerja harus berubah. Pendidikan harus beradaptasi dengan cepat dan menekankan pada pengembangan keterampilan yang relevan di masa depan. Program "Future Skills" dari Pijar Foundation, misalnya, dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori akademik dan praktik industri. “Kita butuh cara-cara berbeda baik cara kita mendidik, cara kita belajar, dan juga menyiapkan generasi berikutnya untuk kerja. Ini akan berbeda sekali dari zamannya saya,” kata Vero.


2. Inovasi: Inovasi menjadi kunci untuk memecahkan berbagai masalah di masa depan, termasuk transisi energi, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan. Indonesia harus menghasilkan inovasi-inovasi yang dapat bersaing di tingkat global. Vero menekankan pentingnya menciptakan solusi yang tidak hanya relevan untuk Indonesia tetapi juga memiliki daya saing internasional.


3. Kebijakan Publik: Kebijakan yang mendukung perkembangan talenta dan inovasi sangat penting. Tanpa kebijakan yang tepat, usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan inovasi tidak akan berjalan maksimal. “Jika kita punya talenta yang bagus dan inovasi yang keren, tapi kebijakan publiknya tidak mendukung, ini semua tidak akan berjalan dengan baik,” jelas Vero.


Realitas Generasi Z

Generasi Z lahir di era yang serba mudah dengan akses informasi yang sangat luas. Mereka terbiasa dengan teknologi dan media sosial yang memberikan informasi secara instan. Namun, hal ini juga membawa tantangan tersendiri. Vero menyebutkan bahwa Generasi Z cenderung memiliki impian yang tinggi tetapi sering kali tidak memahami proses dan perjuangan yang diperlukan untuk mencapainya. “Kita melihat suatu kesadaran ideal dunia harusnya seperti apa, tetapi kita tidak dikasih lihat bagaimana cara menuju ke sana,” katanya.


Generasi ini sering kali menggunakan istilah “healing” sebagai alasan untuk menghindari tekanan dan tantangan. Menurut Vero, tidak ada yang salah dengan healing, tetapi jika dilakukan terlalu sering dan mudah, ini menunjukkan ketidakmampuan menghadapi realitas hidup yang penuh tekanan. “Semakin tinggi mimpi kita, semakin berat perjuangannya. Kita harus siap dengan tekanan yang semakin besar,” tambahnya.


Tantangan di Tahun 2030

Pada tahun 2030, persaingan di dunia kerja tidak hanya datang dari sesama anak bangsa tetapi juga dari manusia di berbagai negara dan mesin. AI dan otomatisasi akan mengambil alih banyak pekerjaan, membuat lapangan kerja semakin terbatas. “Mesin tidak pernah protes, tidak pernah sakit, tidak pernah cuti, dan tidak pernah demo. Jika saya jadi pengusaha, AI atau mesin adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya,” ungkap Vero.


Ini berarti generasi muda Indonesia harus bersiap untuk menghadapi kenyataan bahwa pekerjaan tradisional semakin berkurang. Mereka harus mulai berpikir untuk menjadi wirausaha dan menciptakan peluang kerja bagi diri mereka sendiri dan orang lain.


Peran Pijar Foundation

Pijar Foundation, dengan program seperti "Future Skills", bekerja sama dengan industri untuk memberikan pendidikan yang relevan dan praktis. Program ini melibatkan praktisi industri untuk mengajar di kampus-kampus, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari dunia kerja. “Zaman saya kuliah, belajar itu dari dosen dan cenderung teoritis. Sekarang, kita harus menggabungkan teori dan praktik langsung dari industri,” kata Vero.


Harapan untuk Masa Depan

Dengan pendidikan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Generasi Z dapat mengubah stereotip negatif dan menjadi generasi yang siap bersaing di kancah global. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar dunia, tetapi ini hanya bisa tercapai jika generasi mudanya siap untuk menghadapi tantangan dan berkontribusi secara maksimal.