“Beri aku 10 (sepuluh) pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, begitulah pidato terkenal Bung Karno yang mempertegas betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan suatu bangsa. Kalau dicermati dengan saksama, kalimat tersebut bisa menjadi inspirasi dan penyemangat bagi para pemuda Indonesia, bahwa lewat jiwa dan raga pemuda, masa depan suatu bangsa dipertaruhkan. Pemuda yang merupakan generasi penerus bangsa, sejatinya harus mampu membuat perubahan untuk kemajuan negara di kancah internasional, namun dengan tetap memperhatikan kearifan lokal. Pada era globalisasi ini, dengan kemajuan teknologi yang terkenal dengan istilah era digital dan juga era revolusi industri 4.0, para pemuda harus bisa mulai mengubah pola pikir yang sebelumnya hanya bergerak dengan sistem yang konvesional ke sistem digital, dengan catatan local genius kita sebagai suatu bangsa yang terdiri dari beraneka ragam tradisi dan budaya harus tetap dipertahankan selama masih relevan dalam kehidupan masa kini. Namun di balik pesatnya kemajuan teknologi dan informasi, kita harus hati-hati dan waspada dalam mencerna suatu informasi yang beredar (khususnya informasi di dunia digital/internet), karena bisa saja kita menerima informasi yang tujuanya untuk menyesatkan saja. Oleh sebab itu, kejelian kita dalam mem-filter informasi yang masuk perlu dicermati dengan sungguh-sungguh. Sebagai pemuda penerus bangsa, hal penting yang juga perlu diperhatikan secara spesifik adalah tentang kondisi perkembangan pergaulan anak-anak di negara kita. Bagaimanapun juga, masa anak-anak adalah masa awal dimana karakter dan kepribadian dibentuk sebelum memasuki masa remaja.

Hampir sering kita membaca berita di koran atau menonton berita di televisi tentang kasus yang melibatkan anak-anak (kategori di bawah umur), baik mereka yang menjadi korban atau juga sebagai pelaku. Kita sering menonton berita mengenai anak-anak yang dicabuli, atau juga berita tentang video anak-anak yang melakukan adegan yang sepantasnya dilakukan oleh mereka yang sudah dewasa atau sudah menikah. Bahkan baru-baru ini, khususnya di Bali ada berita tentang kasus bullying remaja di bawah umur yang ditengarai masalah asmara. Dari sekian kasus yang melibatkan anak-anak, kemungkinan besar karena faktor salah pergaulan, pengaruh lingkungan terdekat, atau kurangnya pendidikan karakter kepada mereka. Selain hal-hal tersebut, salah satu faktor utama yang bisa memengaruhi mental dan karakter bagi anak-anak adalah begitu mudahnya memperoleh informasi dari internet/media sosial. Seperti yang sudah dipaparkan pada paragraf pertama, mudahnya mengakses internet pada masa sekarang, menjadikan anak-anak lebih gampang mem-browsing berbagai hal (gambar atau video) yang belum tentu sesuai dengan daya nalar atau psikologis mereka. Akibatnya, mereka menjadi kebablasan dan kemungkinan besar akan mengikuti apa yang dilakukan dalam video yang sudah mereka tonton tanpa mempertimbangkan efek yang ditimbulkan selanjutnya.

Untuk mengatasi situasi yang demikian terhadap tumbuh kembang anak-anak, khususnya pada karakter, mental, pola pikir dan etika, maka diperlukan pembatasan akses media terhadap anak-anak. Stake holder terkait seyogyanya bisa mencari solusi untuk bisa membatasi akses internet bagi anak-anak, agar ketika mereka mem-browsing sesuatu di internet, mereka bisa mencari pelajaran atau menikmati hiburan sesuai dengan tahapan psikologis mereka atau sesuai dengan hak nya. Lingkungan keluarga dan sekolah sangat berperan penting untuk menjaga anak-anak mereka dari pergaulan yang kebablasan. Dalam hal ini, orang tua atau guru seharusnya diberikan aturan atau kebijakan khusus dan dilindungi secara hukum agar dalam memberikan pendidikan karakter bisa lebih tegas untuk bertindak/mendidik. Misalnya, ketika guru mendapati seorang anak yang melanggar aturan di sekolah dan dia sudah diberi tahu berkali-kali masih bandel, para guru diperbolehkan untuk menjewer (asalkan tidak menimbulkan luka) agar ada efek jera, bukannya malah guru tersebut dianggap melakukan penganiayaan terhadap anak/murid. Maka dari itu, diperlukan ketegasan dalam mendidik mereka agar tidak menjadi salah pergaulan yang bisa berefek buruk ke depannya bagi mental mereka sendiri.

Dalam rangka menyuarakan hak-hak anak agar mereka bisa menjadi karakter yang mencerdaskan bangsa, di Bali sudah terbentuk forum yang bernama Forum Anak Daerah Provinsi Bali (FAD Bali). Melalui forum ini, diharapkan para anak memperoleh haknya sebagai seorang anak dan bisa membangun karakter mereka secara cerdas dan kreatif. Forum ini yang terbentuk pada tahun 2006 sudah bisa dijadikan sebagai wadah yang mempertemukan anak-anak dan mendiskusikan berbagai macam keluh kesah yang dihadapi anak dari berbagai penjuru Bali untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasinya. Sehingga dengan memanfaatkan media sosial, diharapkan forum ini bisa diperkenalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat, agar mereka tahu bahwa ada suatu wadah yang bisa menjadi tempat konsultasi bagi orang tua dan para pemerhati anak untuk berdiskusi mengenai masalah yang ada di lapangan dan mencari problem solving.

Peran kita sebagai pemuda untuk menyelamatkan mental para anak dari keterpurukan adalah bisa dengan ikut berkontribusi dan aktif dalam forum tersebut. Kita bisa aktif berdiskusi dan menambah wawasan kita dalam forum tersebut. Kita juga bisa mengajari mereka permainan yang bersifat mendidik dan memberikan pengetahuan inovasi yang bisa menumbuhkan ide kreatif bagi anak. Kita harus mengetahui bahwa setiap anak memiliki kemampuan, bidang,       dan hobi yang berbeda, dan kita tidak boleh memaksakan suatu bidang yang mereka tidak suka. Biarkan serta binalah pada bidang atau hobi yang mereka sukai sepanjang tidak mengarah kepada tindakan yang negatif. Kita ikut mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, dengan itu mereka bisa menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas, berkualitas, dan berkarakter sesuai dengan kemampuan bidang yang ditekuninya. Mari kita ikut serta memajukan bangsa, awali dari diri kita sendiri dulu dengan cara yang sederhana namun bermanfaat kedepannya bagi kepentingan bangsa. Last but not least, untuk memacu semangat kita demi kemajuan bangsa, berikut kutipan dari John F. Kennedy (Presiden ke-35 Amerika Serikat) yang bisa dijadikan motivasi: “Ask not what your country can do for you. Ask what you can do for your country”.

Referensi  :      http://fad-bali.blogspot.com/p/tentang-fad-bali.html

                       https://jagokata.com/kata-bijak/dari-john_f._kennedy.html