Too often we underestimate the power of a touch, a smile, a kind word, a listening ear, an honest compliment, or the smallest act of caring, all of which have the potential to turn a life around.--Leo Buscaglia.

 

             Kehidupan adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.. Hidup ini memang seperti air mengalir, namun jangan lupakan harus kemana air mengalir itu berakhir. Agama Hindu mengajarkan “Moksartham jagadhita ya ca iti Dharma,” sebagai tujuan hidup yang tertinggi  untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan tujuan yang terakhir yaitu moksa. Kehidupan ini bak sebuah teka-teki yang rumit namun sederhana. Dibutuhkan banyak keberanian untuk bertahan hidup dibandingkan keberanian untuk mengakhiri hidup, sehingga tidak semua orang mampu memaknai kehidupannya dan justru mencari jalan pintas untuk menyelesaikan teka-teki kehidupan ini.

            Organisasi kesehatan dunia, World Health Organization (WHO melaporkan setiap 40 detik terdapat satu orang yang melakukan bunuh diri di seluruh dunia. Total terdapat 800 ribu orang yang tercatat melakukan bunuh diri tiap tahunnya. Bunuh diri adalah penyebab utama kedua kematian di kalangan pemuda yang berusia antara 15 dan 29 tahun, setelah kecelakaan di jalan. Tiap satu jam, setidaknya satu orang Indonesia bunuh diri, demikian menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merujuk data mutakhir yang diperbaharui 1 Mei 2018. Angka ini menempatkan Indonesia pada posisi 103 dari 183 negara dan sembilan di ASEAN menjelaskan pemicu bunuh diri salah satunya yakni gangguan mental seperti depresi dan konsumsi alkohol berlebihan. Pemicu lainnya yakni masalah ekonomi, masalah pribadi seperti percintaan, trauma, dan penyakit yang diderita.

              Kasus bunuh diri di Bali rata-rata terjadi 121 kasus bunuh diri atau setara dengan 1 kasus bunuh diri dalam setiap dua setengah hari sekali. Tingginya kasus bunuh diri tersebut seolah kontradiktif dengan realitas Bali yang dijuluki pulau Surga yang dikenal dengan kerukunan dan ketaatan masyarakatnya menjalankan ajaran-ajaran agama dan nilai-nilai budaya yang ada. Bunuh diri adalah salah satu fakta kekuatan modernisasi yang tidak mampu dibendung oleh modal kekuatan budaya Bali yang bersumber dari ajaran agama Hindu. Maka, tidak dapat dipungkiri bahwa kasus bunuh diri ini tetap terjadi setiap tahunnya dan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya karena belum mampu berpikir dewasa, bullying, depresi ekonomi, penyakit kronis yang tak kunjung sembuh, tekanan dari lingkungan yang terus membebani, kerapuhan ikatan hubungan dalam keluarga dan kekerabatan yang dipicu oleh pertengkaran, dan lain sebagainya. Pada Rabu, 1 April 2020 silam, ditemukan seorang mahasiswi di sebuah universitas di Bali ditemukan tewas di sungai Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, diduga bunuh diri ini dilakukannya dengan melompat dari jembatan Desa Sangeh karena mendapatkan banyak beban tugas dan belum membayar uang kuliah. Tentu saja kasus bunuh diri ini yang melibatkan warga lokal dan juga turis asing sebagai korbannya menjadi atensi pihak Polres Badung di Bali.

              Tuntutan hidup yang berdampak pada stress berlebih akan berdampak pada gangguan kesehatan mental yang lebih buruk. WHO bahkan memprediksi, depresi akan menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi kedua, setelah penyakit jantung.Seseorang yang mengalami depresi dan pernah mencoba bunuh diri berisiko tinggi untuk bunuh diri dibandingkan orang yang belum pernah mencoba sebelumnya. Artinya, orang yang memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri dan berpikiran untuk bunuh diri perlu mendapat perhatian khusus. Penting bagi kita untuk peduli kepada sesama dengan meningkatkan rasa kepekaan pada diri kita, sehingga kita mampu mengenali tanda-tanda keinginan seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri. Menurut Into The Light Community, tanda-tanda bunuh diri ini bisa berbeda pada setiap orang, meski demikian wasapadailah tanda-tanda berikut ini pada orang terdekat.

  1. Menyampaikan keinginan bunuh diri.
  2. Menghujat dan menyatakan kebencian terhadap diri sendiri.
  3. Mencari cara mematikan sebagai metode bunuh diri.
  4. Mempersiapkan "peninggalan" seperti surat wasiat.
  5. Mengucapkan perpisahan secara mendadak.
  6. Menarik diri dari pergaulan.
  7. Berperilaku merusak atau melukai diri sendiri.
  8. Mengalami perubahan fisik dan mood secara drastis.

            Apabila orang terdekat menunjukkan salah satu atau sejumlah tanda di atas, jangan ragu untuk menawarkan bantuan dan pendampingan. Berikut adalah tips sebagai “pertolongan pertama" dikutip dari kompas.com untuk mendampingi orang terdekat yang menyampaikan keinginan bunuh diri, yaitu 

  1. Pastikan diri Anda dalam kondisi baik.
  2. Jangan lakukan pendampingan seorang diri.
  3. Hindari memberikan ayat-ayat suci.
  4. Jangan rahasiakan kemungkinan bunuh diri.
  5. Apabila sudah melibatkan keberadaan maupun penggunaan senjata, segera hubungi polisi dan rumah sakit.

               Kepedulian kita terhadap sesama menjadi hal yang penting untuk kita lakukan, terlebih lagi dalam kondisi dunia seperti ini dimana kita tengah bersama-sama berjuang menghadapi pandemi virus corona sehingga kita semakin rentan karena mengalami berbagai tekanan, baik ekonomi yang tidak stabil, kebutuhan pangan yang langka, dan kita disarankan untuk mengkarantina diri dengan tetap menjaga jarak dengan orang lain dan tetap diam di rumah saja yang tentunya akan menimbulkan kejenuhan. Maka dari itu, mari bersama saling memberi dukungan satu sama lain dan tetap menjaga kesehatan baik secara fisik maupun mental karena individu yang sehat secara fisik dan mental dapat menjalani hidupnya secara normal khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui. Setiap pribadi adalah penting dan istimewa, jangan pernah merendahkan orang lain karena dia memiliki kelebihan dan keistimewaan yang tak kita miliki. Yakinilah bahwa setiap orang adalah guru kehidupan, setiap orang yang kita temui adalah guru-guru kita dalam memahami makna kehidupan dan arti pergaulan. Oleh karena itulah kita wajib menghargai setiap orang yang kita temui di dunia ini, termasuk orang-orang dengan peran sederhana dan biasa-biasa saja ataupun mereka yang terkadang kita pandang sebelah mata.

 

 

 

 

Sumber :

Mudana, I Ngh.  dan Dwaja, I GN. 2017. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Widnya, I Ketut. 2012. Bunuh Diri di Bali : Perspektif Budaya dan Lingkungan Hidup. Bali : Institut Hindu Dharma Negeri.

Dewi, Kartika Sari. 2012. Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang : UPT Undip Press Semarang.

CNN Indonesia. 2019. WHO: Tiap Detik Ada Satu Orang Tewas Bunuh Diri di Dunia. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190910023019-255-428942/who-tiap-detik-ada-satu-orang-tewas-bunuh-diri-di-dunia, pada 2 April 2020.

Kompas.com. 2019. Depresi dan Bunuh Diri di Indonesia Diprediksi Meningkat, Mengapa?. Diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/22/194548020/depresi-dan-bunuh-diri-di-indonesia-diprediksi-meningkat-mengapa?page=all, pada 2 April 2020.

Radar Bali JawaPos.com. 2017. Ngeri…Angka Bunuh Diri di Bali Naik Terus Tiap Bulan. Diakses dari https://radarbali.jawapos.com/read/2017/07/27/3983/ngeriangka-bunuh-diri-di-bali-naik-terus-tiap-bulan, pada 2 April 2020.

Rosidin, Imam. 2020. Diduga Belum Bayar Uang Kuliah, Mahasiswi Ditemukan Tewas Bunuh Diri. Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2020/04/02/14052071/diduga-belum-bayar-uang-kuliah-mahasiswi-ditemukan-tewas-bunuh-diri?page=1, pada 2 April 2020.