Hal apa yang Anda pikirkan saat mendengar “Klungkung”? Mungkin banyak hal yang terlintas di pikiran Anda, salah satunya kuliner khas Klungkung yang terkenal yakni “serombotan”. Serombotan adalah makanan tradisional khas klungkung yang terdiri dari sayur diberi bumbu dan rasanya sedikit pedas. Selain kuliner yang menggiurkan, hal menarik lainnya yang dimiliki oleh daerah kecil yang terletak dibagian timur Bali ini adalah Budaya dan Destinasi Pariwisatanya.

Tepat di pusat kota, Anda dapat menemukan tempat wisata yang memiliki nilai sejarah yang tinggi yakni Kerta Gosa. Kerta Gosa berasal dari kata Kerta artinya kesejahteraan atau kemakmuran dan Gosa artinya diskusi atau tempat diskusi. Sesuai dengan artinya Kerta Gosa merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat mengadakan rapat kerajaan untuk membahas tentang kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Klungkung.. Akan tetapi setelah Belanda berhasil menaklukkan kerajaan Klungkung pada perang Puputan (perang sampai titik darah penghabisan) yang terjadi pada tanggal 28 April 1908 Kerta Gosa kemudian beralih fungsi menjadi tempat peradilan. Kerta Gosa ini terdiri dari tiga bangunan yaitu balai Kerta Gosa, Bale Kambang, dan Medal Agung.

 

undefined

https://ayungriverrafting.net/wp-content/uploads/2015/04/1157650941.jpg

 

Berbagai keunikan yang dapat diamati adalah langit-langit dari bangunan Kerta Gosa. Terdapat lukisan wayang yang mengambarkan dan secara tersirat memberikan deskripsi mengenai penyelesaian perkara yang tengah disidangkan, dilengkapi pula dengan jenis hukuman yang akan dijatuhkan apabila terbukti melakukan kesalahan. Tidak hanya terbatas pada penegakan hukum saja, namun dikisahkan pula mengenai hukum sebab akibat dari perbuatan baik buruk yang dilakukan oleh manusia selama hidup yang dikenal dengan Hukum Karma Phala bagi umat Hindu.

 

 

 

undefined

http://www.klikhotel.com/blog/wp-content/uploads/2016/02/pantai-atuh.jpg

 

Pesona Klungkung tidak hanya terbatas pada wisata kuliner dan budaya saja, melainkan panorama alam Klungkung yang terkenal untuk dinikmati adalah Pantai Atuh. Pantai Atuh terletak di Kecamatan Nusa Penida, disebuah teluk yang indah dengan alam berpasir putih. Pantai Atuh memiliki kondisi geologi yang berbukit karang, tentunya hal ini membedakan Pantai Atuh dengan pantai-pantai lainnya di Bali. Bentuk bukit karang yang menyerupai bentuk seperti sepatu dan pemandangan yang disuguhkan seperti kelokan leher Dinosaurus yang sedang menjulurkan lehernya ke laut menjadikan pantai ini semakin menawan dan menarik penduduk domestik maupun mancanegara berkunjung ke daerah ini.

Kurang lengkap rasanya jika tidak membahas serpihan religius di Pantai Atuh, mengingat Pantai ini terletak di Pulau Seribu Pura. Terdapat sebuah Pura, yakni Pura Segara sebagai tempat khusus pemujaan terhadap Dewa Baruna (Pura Segara) yang piodalannya dilakukan setiap sasih Kedasa (Bulan Kesepuluh) penanggalan bali (Isaka) dimana masyarakat datang dari penjuru Desa dan Banjar Bendem, Desa Tanglad dan lain-lainnya. Upacara piodalan dilakukan sehari penuh dengan dipersembahkan berbagai tarian diantaranya tarian baris Jangkang Pelillit sebuah tarian masal yang sangat sakral, tarian yang menggambarkan para prajurit kerajaan yang siap menghadapi musuh yang datang menyerang, dan sangat langka yang ada di banjar Pelilit.

Jika Anda ingin datang ke Pantai ini, dapat dicapai melalui dua arah yaitu dari banjar Pelilit (20 Km dari pelabuhan boot buyuk) dan dilanjutkan dengan jalan tanah kurang lebih 2 km dan yang satunya dari Banjar Kelodan (17 km dari Buyuk) dilanjutkan dengan kurang lebih 5 km jalan bertekstur tanah.

Selain beberapa wisata diatas, salah satu hal wajib yang dilakukan umat Hindu datang ke Klungkung adalah melakukan persembahyangan di Pura Goa Lawah yang merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan di Pulau Bali. Pura Goa Lawah terletak di desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, 10 km timur kota Semarapura, Klungkung dan sekitar 50 km dari Denpasar. Uniknya dinamakan Pura Goa Lawah karena terdapat goa yang didalamnya hidup ratusan bahkan ribuan lawah (kelelawar). Tepat di mulut Goa ini terdapat pelinggih yang penyembahannya ditujukan kepada Dewa pengusa lautan sebagai manifestasi Tuhan, serta menjadi tempat pemujaan Dewa Maheswara yang merupakan penguasa arah mata angina tenggara dalam mitologi Hindu Bali.

 

undefined

Setelah berbicara mengenai Wisata Sejarah, Wisata Alam, Wisata Spritual, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas mengenai Wisata Seni dan Budaya. Tahukah kalian bahwa Klungkung yang dikatakan sebagai kota kecil ini, memiliki daerah khusus yang memang potensi pariwisatanya di bidang seni dan budaya. Desa Kamasan, Klungkung, akan mengingatkan kita pada sebentang kanvas berhiaskan tokoh-tokoh pewayangan yang ada di langit-langit di Taman Gili, Kerta Gosa.  Kamasan memang sangat identik dengan lukisan tradisional wayang klasik Bali. Hasil karya seni Desa Kamasan tidak hanya dinikmati oleh masyarakat lokal, namun sudah terkenal ke mancanegara. Menariknya Desa Kamasan memberikan kebebasan pada wisatawan yang datang untuk menyaksikan proses melukis atau pengrajin yang sedang bekerja. Para pengrajin pun sangat responsif kepada wisatawan dengan melayani berbagai pertanyaan sehingga membantu wisatawan untuk mengerti dan memahami terciptanya karya seni yang telah dihasilkan.

Nah, demikian potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Klungkung. Berkunjung ke Kabupaten Klungkung dengan berbagai potensi wisata seperti Wisata Sejarah, Wisata Alam, Wisata Spritual, dan Wisata Seni & Budaya. Worth it. Klungkung memang terkesan kecil, tapi memiliki banyak potensi wisata yang terkandung di dalamnya. “Klungkung is small city with million culture”.

Sumber :

http://klungkungkab.go.id/index.php/