Tulisan karya Wily Wilandari, finalis Jegeg Klungkung 2016, yang saat ini masih menjadi siswi di SMA Negeri 1 Semarapura. Ia juga pernah mengikuti berbagai organisasi kepemudaan seperti OSIS, Eco Club, Yoga, dan PMR.

“Apa dan dimana sih wisata kuliner yang terkenal di Klungkung?”

“Pasar Senggol? Itu kan buka saat malam hari aja. Terus kalau pada saat City Tour dan ada turis yang kelaparan lari kemana dong? Pasar seni?”

Menjadi tamparan besar saat salah seorang teman bertanya hal seperti itu. Lahir dan besar di Klungkung, tapi tidak mengetahui potensi wisata kulinernya sendiri. Tapi apakah hanya saya yang tidak mengetahui dimana sebenarnya tempat wisata kuliner andalan yang dimiliki Klungkung? Atau memang ‘belum ada’ tempat yang benar-benar menjadi lokasi wisata kuliner yang khas untuk menjual jajanan serombotan ini?

Hangatnya penggalakkan konsep city tour harusnya juga memberikan tunjangan komoditas yang layak bagi para turis yang akan berlibur dan menghabiskan waktunya dipenjuru gumi serombotan ini. Aneka oleh-oleh khas Klungkung memang sudah tertata rapi dan apik di pasar seni Klungkung, tetapi tidak menutup kemungkinan pada saat turis lapar dan menginginkan suatu jajanan khas Klungkung, kita akan kebingungan bagaimana mencarinya, secara biasanya pedagang serombotan atau makanan khas Klungkung lain berdagangnya mencar alias tidak ada suatu tempat pasti dimana para travel agen dapat membopong turis untuk mengisi perut mereka.

Kenapa tidak ke Pasar Senggol?

Pasar Senggol kan hanya buka pada malam hari saja? That’s why! Oleh karena belum pernah terpikir untuk membuat sesuatu perubahan pada jam terbang pasar senggol itu seharusnya bisa dijadikan sebagai sesuatu yang ‘baru’ untuk dilakukan. Pasar Senggol Pagi Hari bisa menjadi salah satu wisata kuliner yang bisa diandalkan secara tidak langsung pada konsep city tour.

Penghidupan Pasar Senggol untuk wisata kuliner pada pagi hingga siang hari adalah hal yang sangat menarik apabila dibarengi dengan perkembangan konsep city tour. Karena seiring dengan adanya konsep city tour, adanya pasar senggol yang fresh to order terutama untuk breakfast dan lunch dapat memenuhi keinginan pembeli yang selama ini juga susah mencari serombotan. Karena saya pribadi juga pernah kebingungan mencari dimana sih ada yang jual serombotan? Atau makanan khas Klungkung lainnya? Orang bilang klungkung kota serombotan tapi kok susah sekali mencarinya. Jadi adanya Pasar Senggol pada jam-jam kerja city tour seharusnya bisa menjadi suatu wisata kuliner baru yang menyuguhkan kesegaran makanan-makanan khas klungkung yang tidak hanya bisa dinikmati pada malam hari yang notabenenya jarang ada turis yang masih aktif ber-city tour pada malam hari.

Tempat Parkir untuk City Tour, Tempat Rejeki juga Mengucur

Dilansir dari Tribun 23/02/2016, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Klungkung, I Wayan Sujana menjelaskan, Bahwa saat ini pemerintah sedang menata ulang senggol yang nantinya pada pagi hingga sore hari dibuatkan tepat parkir. Sedangkan pada malam hari akan kembali bertransformasi menjadi Pasar Senggol Klungkung. Area parkir Kertha Gosa akan difokuskan di sub terminal kota atau yang lebih kenal dengan Pasar Senggol Klungkung. Nantinya sub terminal Klungkung ini akan menjadi pintu masuk konsep city tour yang tahun ini digagas Pemkab Klungkung.

Sementara, Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menjelaskan, sub parkir kota difungsikan sebagai area parkir hanya pada pagi hingga sore hari. Sedangkan, pada malam hari akan tetap dimanfaatkan sebagai pasar senggol.

"Terminal nantinya akan terlihat bersih dan dibawah intimart khusus kantor dan orang untuk beristirahat," Jalas Nyoman Suwirta

Oleh karena ‘akan’ dijadikannya tempat parkir tersebutlah maka seharusnya membuka peluang yang lebih besar bahwa disana juga dapat dijadikan tempat beristirahat turis yang nantinya dapat dijadikan tempat breakfast dan lunch, bagi turis yang ingin mencoba kuliner khas Klungkung yang tempatnya pun sangat strategis karena dekat dengan tempat transit mereka. Nantinya para turis juga tidak kebingungan untuk membeli oleh-oleh pada saat mereka akan pulang karena kita juga bisa menyediakan sesuatu yang menarik dan tidak jauh apalagi ribet bagi mereka, langsung di Pasar Senggol Pagi hari alias tempat wisata kuliner Klungkung yang juga menjadi start awal city tour.

Memang mungkin nantinya dalam perkembangan diadakannya konsep baru wisata kuliner pada jam-jam kerja city tour ini akan ada banyak kendala, seperti keadaan sedikit pengunjung apabila city tour juga lagi sepi. Karena notabenenya Senggol ramai pada malam hari karena untuk membeli makan malam atau untuk sekedar jalan-jalan oleh masyarakat di Klungkung. Tetapi itu bisa diakali dengan ditambahkannya juga komoditi lain pada pasar senggol  pagi hari selain tempat wisata kuliner, seperti tempat penjualan hasil budaya Klungkung yang dikemas dalam sesuatu yang ‘sederhana’, sesuatu yang dijual di pasar seni Klungkung tetapi lebih seperti aksesoris yang dapat dijadikan oleh-oleh khas Klungkung. Juga dapat ditambahkan sesuatu yang wow yang jauh berbeda dari kata ‘pasar’  yang ada di bali selama ini. Misalnya para pedagang diatur sedemikian rupa dengan konsep menarik mata tetapi tetap mengutamakan rasa.

Membuat Icon

Icon atau suatu keunikan yang telah tersebar karena anti mainstreamnya adalah hal yang bisa membuat daya tarik pariwisata meningkat pesat. Contohnya seperti Bukit Belong di Desa Gunaksa, walaupun masih banyak ada bukit nan hijau dimato tetapi mengapa bukit belong yang menjadi terkenal? Karena sudah banyak terekspose dan sudah banyak promosi yang dilakukan sehingga bukit itupun menjadi icon wisata hijau yang terbilang masih new di Klungkung. Begitu juga Pasar Senggol yang apabila dijadikan sentra wisata kuliner yang tidak hanya beroperasi pada malam hari. Walaupun ‘mungkin’ akan anget-anget tai ayam, tetapi apabila terus dan lebih dipromosikan tidak menutup kemungkinan akan menjadi wisata kuliner yang tidak boleh dilewati para turis apabila mengunjungi Klungkung bukan?

Peran pemerintah dalam hal ini untuk merealisasikan adanya perevitalisasian Pasar Senggol menjadi suatu wisata kuliner baru pada jam-jam terbang city tour adalah hal yang mutlak. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menata ulang agar pasar senggol terlihat indah bahkan agar tidak terlihat seperti ‘pasar’ pada umumnya, contohnya banyak sekali pasar luar negeri yang sangat ramai karena bukan saja barang yang dijualnya unik dan tidak berada di daerah lain. Tetapi karena lokasi dan penataanya yang sangat bagus apabila dijadikan tempat untuk berfoto yang saat ini juga sangat dipikirkan nettizen apabila sedang travelling. Tetapi bukan hanya pemerintah, generasi muda yang saat ini memiliki peran besar untuk kemajuan Klungkung juga harus berperan aktif untuk mewujudkan adanya wisata kuliner fresh alias new yang ada di Klungkung dengan berbagai cara dan kegiatan. Peran generasi muda dapat dilakukan dimulai dari hal kecil, yakni ikut memberikan saran dari pikiran-pikiran inspiratif yang mungkin jarang dilihat dari sudut masa kini oleh para senior di pemerintahan.

Selain memnyumbang pemikiran sebagai generasi muda, suatu wujud karya dari buah pikiran pun juga harus tertuang dalam suatu aksi nyata. Banyak hal sederhana yang dapat kita lakukan sejak dini, bahkan sebelum ide wisata kuliner untuk menunjang city tour terealisasi. Publishing, hal utama dan kekinian yang akan membuat lebih cepatnya informasi menyebar. Hal kecil, namun memberikan manfaat yang besar. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya, ‘bekas’ pusat kerajaan di Bali akan kembali berada di tangan kota Semarapura hanya karena semeton di Klungkung membuat Gumi Serombotan booming lagi karea terealisasinya wisata kuliner baru yang memanfaatkan parkiran City Tour. Sederhana, tapi wow!

Sumber:

  1. http://bali.tribunnews.com/2016/02/23/bupati-suwirta-pagi-area-parkir-malam-pasar-senggol
  2. http://waklaba.blogspot.co.id/2015/06/revitalisasi-pasar-seni-dan-senggol-di.html