Bali , Ketika Mendengar Kata itu yang ada dibenak kita Pulau Seribu Pura , banyaknya kebudayaan , seni dan adat istiadat yang dimiliki Bali sangat begitu menunjang kehidupan masyrakat khususnya masyarakat bali , Begitu Juga dengan kabupaten Klugkung Yang Mulai dilirik oleh masyarakat dalam maupun Luar negeri.
Bila dibahas satu persatu kabupaten klungkung memiliki sejuta panorama keindahan yang memang tak kalah saing dengan kabupaten lainnya , apalagi dengan telur emasnya bali ,berada di kabupaten Klungkung dan yang akan membuat Mata Kita tercengang melihat Surga Dunia Yakni di Kabupaten klungkung .
Kali ini saya akan menulis tentang Pura Pesuikan , tentu pasti bukan untuk pertama kali mendengarnya ??? yaa , Pura yang terletak di Banjar Bias Desa Adat Bias Desa Kusamba yang terletak 7.5 KM dari Pusat Kota Semarapura memang menyimpan sejuta Keunikan .
Pura Pesuikan yang artinya Pesu = Medal Wikan = Adnyana / Kewikanan Yang Pengemponnya Kurang Lebih 75 KK yang Mencakup 11 Kekulitan / Kawitan Yakni : Dalem Tangkeban , Pulasari , Tutuan , Arya Kepakisan , Arya Dalem Sukawati , Arya Tangkas Kori Agung ,Pande , Arya Saren , Arya Bang Sidemen , Pasek dan Arya Kenceng.
Menurut Nara Sumber yang Saya wawancarai Yakni Drs. I Ketut Sudarta Pura Pesuikan ini sudah ada sejak jaman nenek moyang Beliau Namun Tidak Selengkap Sekarang Pelinggihnya. Dan Setiap Purnama Keenam dilaksanakannya Pengusabaan yang ada 2 , Pengusabaan Alit ( Kecil ) Yang dilaksanakan 1 Hari dan Pengusabaan Agung ( Besar ) yang dilaksanakan 7 hari termasuk pengusabaan Pasir Putih dan dalam Mencari Puncaknya dari Penglisir terdahulu selalu menggunakan Rahina Kajeng Untuk Puncaknya Pengusabaan .
Perlu Diketahui juga sesuunan yang ada di Pura Pesuikan Yakni Betara Bagus Botoh , Betara Ayu Galuh , Betara Gede Dumang , Betara Istri , Betara Ped , Betara Besakih , Betara Segara , Betara Bandem Ngis , Betara Blambangan.
Dalam Prosesi Puncak Pengusabaannya Para Pengempon Pura Pesuikan ini Untuk Laki-laki Menggunakan Pakean Bebali dengan Warna Putih Kuning Serta dilumuri Boreh Miik dan disini laki-laki disebut dengan abuan sedangkan yang perempuan disebut Rejang dengan Pakaian Bebali Juga Namun dikepala diisi Hiasan Bunga Jepun dan Cempaka dan Boreh Miik. Dan Untuk Para Pengempon Yang Kesenengin Disebut Sumbu yang dimana Badan Kasar Mereka Dipinjam Sesuunan Untuk Mesolah Depan Pura Pesuikan dan di Dalam Pura Pesuikan dan menggunakan Pakaian Sesuai Dengan Yang Ngerahuin Ada Yang Putih-Putih , Putih Kuning dan ada yang Kuning-kuning .
Pura Pesuikan Ini Juga Memiliki Joli = Pelinggih Ida Betara ( Jempana Tertutup ) Yang Mana Semua Joli ada 5 Yakni Betara Gede Gumang , Betara Bandem , Betara Bagus Wayan , Betara Blambangan dan semua joli diarak oleh pengempon lanang atau disebut juga Abuan dengan diiringi Gambelan, Serta Yang Kerahuhan Juga Mesolah dan Aksi Nebek diri dengan Kris.
Pura Pesuikan dalam pengusabaannya tidak mengenakan biaya apapun bagi pengemponnya Karena setiap purnama krama pengempon Pura Pesuikan Melaksanakan Sangkepan ( Rapat ) dengan dikoordinasi I Wayan Sudiarta Sebagai Kelian satu dan I Kadek Sudirta Sebagai Kelian kedua dengan bendahara I Made Sudi dengan agenda iuran 5.000 per kepala keluarga namun tetap melaksanakan ngayah untuk semua pengempon ketika tiga hari menjelang puncak pengusabaan.
Dan Pura Pesuikan ini memiliki dua pemangku yakni Jro Mangku I Nengah Sueca dan Jero Mangku I Wayan Kawi
.
Sebagai Asli Putra Kusamba , tentu saya bangga dengan berbagai kebudayaan seni dan adat yang ada dikusamba , disini yang ingin mengajak pembaca setia kulkulbali.co agar bisa mengetahui apa saja yang ada disekeliling kita dan tetap menjaga Bali Agar Tetap Ajeg.
Komentar