Kain endek mulai berkembang sejak tahun 1985, yaitu pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung. Kain endek ini kemudian berkembang di sekitar daerah Klungkung, salah satunya adalah di Desa Sulang.

Pesatnya perkembangan kain tenun ikat khas Klunkung menjadi tantangan besar bagi masyarakat Klungkung untuk menjaga kelestariannya. Masyarakat Klungkung juga harus ajeg, tetap memperhatikan aturan penggunaan kain tersebut. Terutama untuk motif-motif kain endek yang disakralkan, jangan sampai digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Hal tersebut akan merusak nilai sakral dan budaya dari kain endek itu sendiri.

 

Kain endek sudah mulai banyak digunakan masyarakat Bali khususnya Klungkung. Meskipun demikian motif-motif sakral tetap dipertahankan dan tidak digunakan secara sembarangan. Umumnya kain ini digunakan untuk kegiatan upacara, kegiatan sembahyang ke pura, ataupun digunakan sebagai busana modern layaknya baju atau celana yang dapat digunakan semua kalangan

 

Di kalangan anak muda zaman sekarang lebih cepat mengikuti mode,kain endek kini makin populer tak hanya bentuk kain bawahan tetapi dalam produk baju dan lainnya. Untuk saat ini permintaan kain endek cukup pesat, apalagi peminat endek dikalangan anak muda cukup besar, dikarenakan anak muda lebih kreatif untuk mendisaen model-model baju yang cepat populer. Motif endek yang beragam menjadi daya tarik bagi peminat,pemotif endek memiliki tantanagn tersendiri untuk meningkatkan inovasi motif, sehingga mampu lebih mempopulerkan endek. Biasanya kain endek banyak dicari untuk seragam instansi, dan kostum karyawan-karyawan perusahaan.

 

Dalam pengembanagnnya kita sebagai generasi muda harus mamapu melestarikan, mengembangkan produk tekstil endek lewat berbagai program, sehingga nantinya dapat mempromosikan endek di kalangan remaja dan masyarakat. Selain itu dapat menambah pengalaman dan wawasan untuk dapat menjaga budaya kita sendiri sebelum di claim oleh negara lain,sayang sekali jika pesone tenun ikat endek di akui oleh negara lain , jika bukan kita melestarikan siapa lagi?