Nah, tulisan kali ini adalah karya Dentika Asvini, seorang finalis Jegeg Bagus Klungkung 2015. Dalam tulisan ini ia mengisahkan tentang "ledok", penganan khas Nusa Penida. Selamat menikmati!

tim kulkulbali.co

 

Halo, maaf baru belajar nulis nih. Sebenernya bingung mau nulis apa, tapi ini dia ide yang akhirnya muncul  setelah ditunggu berhari-hari hehehe. Di sini cuma mau bahas kuliner aja sih, udah ah biar gak tambah ruet mending baca langsung aja ya.

Nusa Penida sangat dikenal dengan wisata alamnya yang menawarkan bentang alam yang memikat. Umat Hindu juga dapat melakukan perjalanan spiritual ke sejumlah pura di pulau tersebut.

Liburan ke Nusa Penida sudah pasti dipenuhi dengan rencana untuk bertirta yatra, wisata alam dan kuliner. Kuliner yang biasa diincar oleh para wisatawan jika ke Klungkung adalah makanan yang sering kita sebut dengan srombotan, ya srombotan. Srombotan adalah sayuran khas Klungkung yang terbuat dari  sayur buah botor dan sayur kubis yang di rebus, kemudian diberi bumbu yang yang disebut kalas yang tercampur dari bahan-bahan seperti kunyit, lengkuas, jahe, garam dan ditambah santan.

Tapi tahukah kalian? Selain srombotan, banyak yang belum mengetahui bahwa Klungkung yaitu daerah Nusa Penida memiliki kuliner yang sangat khas yaitu Bubur Ledok yang wajib untuk dicicipi oleh para wisatawan selain srombotan. Bubur ledok juga tidak kalah enaknya dengan srombotan. Bubur ledok sepintas penampilannya mirip dengan bubur yang disiram dengan sayuran dan bumbu pecel, namun taste-nya sangat berbeda dengan masakan jawa.

Ledok, bukan medok apalagi kodok :D

 

undefined

 

Ledok merupakan salah satu jenis makanan tradisional Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Ledok tidak seperti bubur-bubur biasanya yang dibuat dengan bahan baku beras namun ledok dibuat dengan menggunakan bahan baku utama yaitu, jagung dan ubi ketela pohon bisa juga ditambah dengan bahan-bahan lainnya seperti kacang-kacangan. Makanan ini diberi nama ledok karena selam proses pembuatannya, terutama saat proses perebusan selalu dilakukan pengadukan (dalam bahasa daerah Bali disebut ngeledokin). Ledok disiram dengan bumbu-bumbu lokal yang sudah tersedia Bumbu tersebut ditumbuk menjadi satu, kemudian dicampur dengan bahan lainnya.

Ledok sejak dulu dan sampai saat ini masih di konsumsi oleh semua lapisan masyarakat Nusa Penida hal ini disebabkan karena kondisi Nusa Penida yang sangat kering dan tidak memungkinkan untuk menanam padi untuk menghasilkan beras. Dengan demikian masyarakat terpaksa memanfaatkan sumber pangan lain selain beras yaitu jagung dan ketela pohon sebagai bahan pangan pokok. Pengembangan minat untuk mengkonsumsi Ledok oleh masyarakat di luar Nusa Penida perlu dilakukan, sehingga ketergantungan terhadap bahan pokok beras dapat dikurangi. Untuk meningkatkan minat masyarakat di luar Nusa Penida mengkonsumsi Ledok, perlu dilakukan upaya peningkatan citra Ledok.

Akhirnya selesai juga pembuatan artikel singkat ini, semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga dengan ini masyarakat khalayak luar dapat menjadikan bubur ledok sebagai rekomendasi wisata kuliner hehe semioga bermanfaat.

 

Sumber : [1] http://blog.kutaraya.com/?attachment_id=44

               [2] http://www.google.com/search?q=resep+ledok+nusa+penida&biw

               [3] http://waklaba.blogspot.com.es/2012/08/resep-ledok-menu-khas-nusa-penida.htm