Ini merupakan tulisan kedua Gema Olivia, finalis Jegeg Klungkung 2015. Sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Udayana, gadis cantik ini mencoba menuangkan pemikirannya mengkritisi kasus hukum yang sedang terjadi di Kabupaten Klungkung.
tim kulkulbali.co
Sepenggal dialog beberapa teman-teman court monitoring (rekam sidang) yang sedang bertugas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Denpasar, pada bulan oktober 2014. Ini hasil rekaman telinga saya…
“Eh, katanya ada kasus baru loh yang mau direkam, katanya sih kasus korupsi Bupati Candra...sumpah ngemalesin, entar sidangnya lama deh”
“Oh ya? Siapa sih pak Candra? Jangan males woi, namanya aja sidang.”
“Bupati Klungkung yang katanya sih, aku juga barusan dikasi tau dosen, dia kena kasus korupsi pengadaan lahan pembangunan Dermaga apaaaa gitu di Klungkung .. lupa nama dermaga-nya”
Klungkung?
Sesaat saya mengabaikan informasi yang langsung saya simak dari celotehan teman-teman ketika bertugas. Enggan menanggapi, namun saya mulai penasaran ketika beberapa media cetak memberitakan kasus tersebut, kasus apa sih? mengapa rata-rata setiap ada proyek dengan jumlah dana yang besar, selalu menjadi masalah? Ujung-ujungnya permasalahan duit, seneng amat korupsi…
Para pembaca tentunya tak akan awam dengan nama Dr. I Wayan Candra, SH., MH., beliau telah di tetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi dan gratifikasi pengadaan lahan untuk pembangunan Dermaga di Gunaksa, Kabupaten Klungkung. Beliau menduduki posisi Bupati Klungkung selama 2 periode, yaitu periode 2003-2008 dan 2008-2013. Proses pemeriksaan kasus ini masih bergulir di pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Denpasar, sesuai dengan beberapa informasi yang beredar di media. Keterlibatan beliau dengan mega proyek ini mengantarkan ke balik jeruji besi. Tapi, dalam artikel ini saya tidak ingin membahas tentang beliau, saya hanya ingin mengajak para pembaca untuk mengenal lebih jauh mengenai perjalanan pembangunan Dermaga di Klungkung, yang enggak selesai-selesai. Puncak kepemimpinan udah diganti, sampai kapan php-in masyarakat?
Saya menemukan beberapa berita terkait hal ini dan telah dipublish kepada publik sejak tahun 2003. Dalam berita tersebut disampaikan bahwa pembangunan Dermaga Klungkung daratan ini sangat diperlukan untuk menghindari lolosnya sejumlah retribusi yang semestinya didapatkan oleh pemerintah Kabupaten Klungkung dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah. Dalam berita juga di jelaskan salah satu contohnya retribusi ialah retribusi penyebrangan sapi Nusa Penida yang sampai pada saat ini (berita di publish pada tahun 2003) cenderung diseberangkan via Sanur. Dari sisi pariwisata, tidak adanya dermaga di Klungkung daratan, membuat Klungkung tidak mampu meraup pundi-pundi yang berasal dari pariwisata secara maksimal. Karena ketika dermaga di Nusa Penida sudah rampung, pemerintah tidak mendapatkan benefit dari penyebrangan-penyebrangan wisatawan yang berkunjung kesana. Karena apabila ingin menuju Nusa Penida, mau tidak mau para wisatawan harus memilih melewati pelabuhan Tanjung Benoa, Sanur atau Padang Bai yang notabene tidak berada di Kabupaten Klungkung. Sehingga inilah urgensi dari proyek pembangunan dermaga Klungkung. Hal tersebut di dapatkan oleh media atas keterangan I Wayan Sutena S.H., selaku Ketua DPRD Klungkung saat itu. Konsep awal pembangunan Dermaga di Klungkung Daratan merupakan 1 paket dengan Dermaga yang ada di Nusa Penida. Mengingat kemampuan keuangan daerah, pembangunan dermaga Nusa Penida didahulukan dan pendanaannya meminta bantuan pula pada Pemerintah Propinsi Bali dan Pemerintah Pusat. Sudah sadarkah kamu kalau sejak berita tentang rencana pembangunan dermaga klungkung tahun 2003 sampai saat ini, tahun 2015, dermaga dengan dana cukup fantastis ini belum juga siap untuk unjuk gigi.
Ada apa dengan pembangunan ini? Dimana letak permasalahannya? Apa iya karena pendanaan? Saya akan mencoba mengupas, sedikit demi sedikit. Para pembaca boleh mengoreksi atau pun menambah, apabila saya keliru dalam memahami pembangunan yang dimulai pada tahun 2008 ini.
Membaca sekaligus memahami tujuan proyek yang direncanakan oleh pemerintah Kabupaten Klungkung, hal yang saya pikirkan adalah pembangunan dermaga sebagai salah satu penunjang transportasi laut yang merupakan konsekuensi dari kondisi geografis dari daerah kabupaten Klungkung. 2/3 wilayahnya dipisahkan oleh selat Badung yang terbagi atas 3 pulau, Nusa Penida (Nusa Gede), Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan, memaksa pemerintah untuk terus mengupayakan pembangunan agar terwujudnya pemerataan dan juga penyebaran pembangunan untuk menghindari ketidakseimbangan aspek tersebut. Pemerataan dan penyebaran yang dimaksud disini adalah dalam hal efisiensi dari penyebaran sumber daya manusia, barang, jasa, serta informasi. Hal ini (pembangunan) menurut saya urgent, mengingat arus informasi kian cepat, peningkatan wisatawan domestik maupun mancanegara, tingkat perekonomian, budaya, semua bergerak dengan cepat. Tidak mau kan hanya gara-gara sulit transportasi menjadikan Kabupaten Klungkung tertinggal dibelakang?
Sumber : http://balipost.com/content/uploads/2014/02/dermaga-gunaksa-klungkung-704x400.jpg
Beberapa hal yang dapat saya catat, faktor penghambat proses pembangunan dermaga adalah proses pembebasan lahan yang cukup memakan waktu lama, terhambatnya pembangunan karena pembiayaannya ngecuk (sharing) antara pemerintah daerah, propinsi dan pusat yang menyebabkan pemborong tidak mampu merampungkan proyek. Dengan pembiayaan yang terbagi-bagi seperti itu lantas membuat saya menjadi linglung ketika membaca beberapa referensi terkait jumlah dana yang diperlukan. Pada intinya telah dikeluarkan milyaran rupiah untuk dermaga yang berlokasi di Gunaksa, Kecamatan Dawan ini. Tidak dapat dipungkiri juga, faktor alam seperti kerasnya gelombang laut yang secara perlahan mengikis pekerjaan yang setengah jadi ini, juga membuat proyek tekatung-katung sekian tahun. Ada pula yang mengatakan kalau proyek ini salah tempat alias perencanaan lokasinya kurang tepat. Entah apa pertimbangan memilih lokasi ini. Hhhhhh.... sudah terlanjur seperti ini, apakah pemerintah masih kekeuh dengan lokasi ini? Atau ingin di relokasi? Atau mangkrak lagi? Atau pemerintah mau move on aja, bikin proyek baru gitu kali ya? Eh jangan, jangan tinggalkan yang lama untuk cari yang baru, eh… haha. Coba kita tunggu dulu ya, walaupun menunggu itu melelahkan …
Miris, sekian lama proyek ini bergulir dan gak jadi-jadi, tetapi perhatian pemerintah pusat dan daerah Provinsi Bali terus mengalir dengan adanya beberapa kali mengadakan blusukan ke lokasi pembangunan. Pesan para legislator (DPR RI) ialah kebut terus pembangunan proyek ini. Selain itu, dari situs youtube, sambil iseng mencari informasi tentang proyek ini, saya menemukan cuplikan singkat kunjungan bapak wakil gubernur Bali tahun 2013. Poin-poin yang disampaikan adalah untuk memperhatikan cuaca, penambahan tenaga untuk bekerja merampungkan proyek, pemantauan dari progres pelaksanaan proyek. Nah kira-kira adakah strategi dari bapak I Nyoman Suwirta selaku Bupati Kabupaten klungkung untuk mempercepat penyelesaian proyek ini?
Putra dari Nusa Penida yang menjadi muncuk pemerintahan gumi serombotan terus memperjuangkan mega proyek yang rencananya beroperasi tahun 2016, sebaimana diinstruksikan oleh Menteri Perhubungan RI. Walaupun terseok-seok dalam percepatan pembangunan proyek ini, tetap saja timbul permasalahan, seperti terkikisnya sisi utara dan timur proyek dermaga serta terjangan ombak Selat Badung yang kemudian telah diatasi dengan breakwater yang kokoh. Beliau yang dilantik Desember 2013 ini optimis dalam menjadikan Klungkung semakin di depan. Dengan sejumlah pemikiran yang berubah dan optimis untuk melanjutkan proyek ini, deadline Detail Engineering Desain (DED) dari proyek terus dikebut, rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat, hingga persembahyangan di padmasana area proyek pun dilaksanakan demi kelancaran dalam kelanjutan pembangunan proyek ini. Langkah telah mantap, lalu tugas kita sebagai masyarakat tentu mendukung dan membantu pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan proyek hingga usai.
Semua menanti kehadiran dermaga ini, iya kan? Harapan? Nah, tentu saya dan juga masyarakat lainnya ingin Kabupaten Klungkung mampu secara mandiri dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) seperti yang dicita-citakan pemerintah, jika nantinya dermaga ini sudah diselesaikan walaupun membutuhkan waktu yang panjang. Segala akses yang mendukung perkembangan Kabupaten Klungkung, dapat dicapai dengan mudah. Distribusi segala keperluan masyarakat antar daerah tidak terhambat lagi. Intinya, jangan buang-buang dana lagi, segera rampungkan dermaga ini tanpa adanya timbul permasalahan seperti korupsi dana yang berujung rumit bak benang kusut. Semangat!
Oiya, pertanyaan yang ingin saya jawab ketika nanti, orang-orang ingin menyebrang ke Nusa Penida adalah “kita naik kapalnya dari mana?”
Dari dermaga-nya Klungkung dong! :D
Ida Ayu Putu Widya Indah Sari, Finalis Jegeg Klungkung 2015
Sumber Referensi:
[1] http://infocaleg.org/caleg/570407-i-wayan-candra/
[2] www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/11/24/b10.htm
[3] http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDUQFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.bappenas.go.id%2Findex.php%2Fdownload_file%2Fview%2F8726%2F1730%2F&ei=kE4qVc-GKtGRuATK9YHoDw&usg=AFQjCNH7gUPWUr6Wcc9FhTovgeLA7j_Khg&bvm=bv.90491159,d.c2E
[5] http://metrobali.com/2014/07/15/legislator-dorong-lanjutkan-pembangunan-pelabuhan-gunaksa/
[6] https://www.youtube.com/watch?v=hZRg2pwcRTo
[7] http://www.klungkungkab.go.id/index.php/baca-berita/6500/Dirjen-Perhubungan-Darat-Tinjau-Proyek-Dermaga-Gunaksa
[8] www.klungkungkab.go.id/index.php/baca-berita/6030/Bupati-Suwirta-Hadiri-Rapat-Koordinasi-Percepatan-Pembangunan-Dermaga-Gunaksa
Foto cover : http://balirc.com/wp-content/uploads/2010/07/klungkung_map.gif
Komentar