Tulisan ketiga karya I Kadek Budhyasa, finalis Bagus Klungkung 2015. Ia adalah finalis yang paling produktif dalam menghasilkan tulisan. Kali ini ia mengulas tentang Desa Kamasan yang menjadi salah satu andalan Klungkung.
Siapa yang tidak mengenal nama Pulau Bali? Pulau Dewata ini merupakan salah satu destinasi pariwisata andalan di Indonesia. Popularitas dari pulau ini bahkan melebihi negaranya sendiri yaitu Indonesia. Keistimewaan dari Pulau Bali ini terletak pada pesona kecantikan alamnya yang seolah bagaikan magnet alam yang menarik wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, Pulau Bali juga sangat kental akan tradisi adat serta kebudayaan daerahnya, yang juga telah mencuri banyak perhatian wisatawan dunia. Salah satu Kabupaten di Bali yang menyuguhkan keasrian budayanya adalah Kabupaten Klungkung. Kabupaten ini dulunya merupakan daerah pusat pemerintahan raja-raja di Bali.
Kabupaten Klungkung merupakan Kabupaten terkecil yang terletak disebelah tenggara Pulau Bali. Dengan luas wilayah kurang lebih 315 km2, Klungkung menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata yang ada di Bali. Daerah di Kabupaten Klungkung yang menjadi tujuan pariwisata salah satunya adalah Desa Kamasan. Bukan keindahan alam yang disuguhkan oleh Desa Kamasan sebagai salah satu kawasan pariwisata. Desa tersebut tidak memiliki pesona alam yang dapat diandalkan dalam pariwisata. Lalu, apa yang menjadikan desa ini begitu menarik untuk dikunjungi? Apa yang dilihat oleh para wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut?
Desa yang letaknya tidak jauh dari pusat kota ini, merupakan desa yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Keunikan tersebut terletak pada kesenian tradisional yang dimilikinya. Kesenian tersebut sudah mendarah daging, dan tetap dipertahankan sampai sekarang ini. Kesenian tersebut berupa seni lukisan wayang bergaya Kamasan. Disebut demikian, karena lukisan tersebut memang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri yang tidak akan ditemui di daerah lain selain di Desa Kamasan itu sendiri. Sehingga apabila mendengar kata Kamasan, maka orang-orang akan mulai berpikir dan mengaitkannya dengan lukisan wayang Kamasan.
Lukisan wayang tradisional kamasan ini merupakan kelanjutan dari tradisi melukis wong-wongan (manusia dengan alam sekitarnya) pada zaman prasejarah hingga masuknya agama Hindu di Bali. Lukisan tersebut mengandung unsur seni dan filosofi tokoh-tokoh pewayangan yang diambil dari epos cerita Ramayana, Mahabarata, Kitab Sutasoma dan Arjuna Wiwaha. Gaya kamasan ini, menurut kesan para kolektor internasional masih sangat halus, bersih, tidak banyak detail yang tidak penting dan sangat jelas pesan ceritanya. Salah satu contohnya adalah lukisan yang menghiasi langit-langit di Taman Gili Kerta Gosa, Klungkung. Tempat ini merupakan tempat bersejarah yang merupakan saksi bisu keberadaan dan kebesaran Kerajaan Klungkung pada eranya.
Selain lukisan wayang bergaya Kamasan, di desa ini juga terkenal dengan seni ukiran Kamasan. Seni ukiran di Desa Kamasan berbeda dengan di daerah-daerah lainnya. Di Desa Kamasan, seni ukiran tersebut diaplikasikan dalam bentuk ukiran emas, perak, tembaga, kuningan dan selongsong peluru. Masyarakat Desa Kamasan banyak yang berprofesi sebagai seniman lokal dan menggantungkan sumber penghidupannya pada aktivitas tersebut. Tidak heran bila Kamasan disebut sebagai sebuah komunitas seniman lukisan dan ukiran tradisonal. Di desa ini, para wisatawan yang berkunjung dapat secara langsung melihat proses pembuatan karya-karya seni tersebut. Wisatawan akan disuguhkan dengan berbagai karya kesenian tradisonal yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Sampai saat ini masih banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang tertarik dengan hasil karya seniman dari Desa Kamasan. Hal inilah yang menjadikan Desa Kamasan sebagai salah satu destinasi andalan pariwisata yang ada di Kabupaten Klungkung.
Komentar