Tulisan ini adalah karya Dinda Dewi, Finalist Jegeg Bagus Klungkung 2014. Karena sifatnya kompetisi, editor tidak merubah struktur, sekadar membenahi beberapa typo. Yay! Selamat menikmati.

(kulkulbali)

Sircuit F1 di Bali ? Ini adalah salah satu proyek pembangunan yang menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat Bali. Selain proyek reklamasi dan pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng, pembangunan sircuit di daerah Kabupaten Jembrana ini juga menjadi berita terhangat.

Menurut Tinton Suprapto, seorang pengusaha yang akan mendanai pembangunan sirkuit ini gagasan pembangunan sircuit telah ada sejak dirinya berkecimpung di bidang balap mobil. Beliau mengatakan pada pemda Kabupaten Jembrana dalam pembangunan sircuit ini memerlukan lahan sekitar 100 hektar, sementara aset Kabupaten Jembrana ada 1300 hektar, jadi menurut Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta itu bukanlah masalah. Dan berdasarkan master plan tanah seluas 1300 hektar itu nantinya akan dibangun destinasi baru pariwisata di Bali

undefined

Tinton Suprapto menginginkan agar Indonesia dapat mempersiapkan diri lebih matang dalam menghadapi balapan F-1, beliau tidak ingin Indonesia hanya menjadi kacung saja dan ingin agar bangsa Indonesia tidak hanya menjadi penonton, namun juga dapat menjadi pembalapnya.

Pembangunan sircuit di Jembrana ini memang akan sangat menguntungkan Indonesia terutama Pulau Bali karena akan mendatangkan devisa yang sangat besar dan juga dapat mengharumkan negara di mata dunia. Bahkan diperkirakan dalam sekali gelar, balapan F-1 ini dapat menyedot kurang lebih 200.000 wisatawan. Selain itu balapan ini akan disiarkan di stasiun televisi internasional dan biasanya akan menjadi berita utama di media cetak dunia.

Namun, dari seluruh keuntungan yang disuguhkan, berbagai kemungkin buruk dan kerugian yang mungkin ditimbulkan perlu dipertimbangkan pula. Suara-suara tak sependapat pun mulai bermunculan menanggapi hal tersebut. Salah satunya adalah tentang dampak yang ditimbulkan ke lingkungan sekitar, tentunya lahan yang dulunya hijau akan pepohonan yang berdiri tegak akan berubah menjadi hutan beton. Maka dari itu proyek pembangunan ini harus lulus kajian analisis mengenai dampak lingkungan. Selain proyek utama pembuatan sirkuit, proyek ini juga perlu didukung infrastruktur-infrastruktur yang memadai, misalnya jalan raya utama yang menuju area ‘calon sirkuit’ tersebut. Tentu tak sedikit biaya yang akan digelontorkan. Bila uang itu tidak jadi digunakan untuk pembangunan sirkuit, maka uang tersebut dapat digunakan untuk menyelesaikan ‘PR’ yang mesti dikerjakan pemerintah terkait optimalisasi pariwisata yang sudah ada di Bali. Misalnya dalam hal kebersihan, infrastruktur, pelestarian budaya, dll.

undefined

Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta mengatakan belum bisa memberikan kepastian kapan sirkuit itu mulai dibangun. Namun rencana untuk membangun jalan bebas hambatan antara Denpasar menuju Jembrana yang berjarak 76 km, Pemprov Bali menyatakan bahwa proyek tersebut akan dimulai tahun depan,.

Apapun keputusan yang nantinya diambil oleh pemerintah, tidak boleh mengorbankan aspek budaya dan alam yang ada di Bali

 Sumber : http://www.sportanews.com/2014/03/13/sirkuit-f1-di-bali-baru-tahap-rencana/

               https://groups.yahoo.com/neo/groups/berita-lingkungan/conversations/topics/575