Satu tulisan cantik dari Dian Permana, finalis Jegeg Bagus Klungkung tahun 2014. Karena sifatnya kompetisi (selain tulisannya sudah bagus, tentunya) editor tak banyak mengubah tulisan ini. Yeah... selamat menikmati!

kulkulbali

Kemacetan merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah kota yang berkembang. Tidak hanya di Jakarta, kini Bali juga sudah mulai macet parah. Bertambahnya jumlah kendaraan di kawasan terpadat Denpasar dan Badung terutama di kawasan Kuta sebagai andalan pariwisata Bali, dianggap sebagai biang keladi dari kemacetan.

Banyaknya investor membuka usaha, berimbas dengan berambahnya tenaga kerja dan berputarnya perekonomian kota, selalu berbanding lurus dengan bertambahnya penduduk. Masalahnya adalah para pekerja itu menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi. Padahal Gubernur Bali sudah memberikan alternatif angkutan umum gratis untuk trayek tertentu dan angkutan Transarbagita untuk mengurangi minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi. Namun nampaknya kendaraan umum di Bali ‘tidak laku’ karena masyarakat di Bali lebih memilih menggunakan transportasi pribadi agar tidak membuang-buang waktu. Jika mengandalkan transportasi umum maka penumpang harus menunggu terlebih dahulu sehingga dianggap membuang waktu.  

 

Dalam setiap tahunnya, jumlah kendaran yang melalui simpang Dewaruci mencapai ±74.625 unit per hari, dengan dominasi kendaraan roda dua. Persimpangan ini terletak di Kabupaten Badung yang menghubungkan area wisata ternama di Bali, yaitu Kuta, Seminyak, Nusa Dua, dan Bandar Udara Ngurah Rai. Kemacetan akut bukan hanya menjadi permasalahan di Jakarta, tapi juga di Pulau Dewata Bali, destinasi wisata unggulan Indonesia yang namanya termahsyur di dunia. Ada beberapa titik macet di Bali, Salah satunya jalan sekitar Bandara Ngurah Rai. Juga kemacetan parah di depan pusat produsen kaos ternama asal Bali. Akibat banyaknya bus yang parkir di pinggir jalan.

Kemacetan di Bali bisa berakibat fatal yaitu memperlambat pertumbuhan ekonomi Bali secara tidak langsung. Lama-lama Bali akan banyak kehilangan investasi dan turis. Nilai plus untuk Bali juga akan berkurang. Jika masalah kemacetan di Bali tidak segera diatasi maka Bali akan kehilangan investor, banyak tamu yang akan pergi sehingga tidak ada return investment.

Kini pemerintah Bali sudah berupaya untuk memperbaiki infrastruktur di Bali dengan membangun jalan tol di atas perairan dan juga underpass atau jalan bawah tanah yang berada persis di tengah-tengah jalan “by pass” Ngurah Rai.

Marilah kita berharap kemacetan di Bali dapat segera diatasi, sebab hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Bali di masa depan.  Disisi lain juga perlu dikembangkan sarana transportasi umum yang mampu secara masal menjangkau kawasan-kawasan wisata di Bali untuk megurangi kemacetan seperti saat ini.

 

Sumber:  http://taroyana.blogspot.com/2013/11/bali-yang-ternyata-banyak-masalah.htmlhttp://hanyaadadibali.wordpress.com/2012/07/25/kemacetan-di-bali/