Pariwisata telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan saat ini, sehingga permintaan akanperjalanan wisata semakin meningkat yang tentunya akan berimplikasi pada peningkatan  pendapatan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu Negara di Asia Tenggara yang mempunyai Kekayaan Budaya, Alam dan Adat-Istiadat adalah salah satu tujuan wisatawan. Hal ini telah menyebabkan tumbuhnya usaha-usaha dibidang Pariwisata untuk memenuhi kebutuhan  Pariwisata dalam menunjang perkembangan Pariwisata tersebut tak terkecuali Bali.

Bali memiliki julukan sebagai “ Pulau Surga, Pulau Seribu Pura, The Island of Gods, dan masih banyak lainnya” dimana eksistensi Pulau Bali melebihi Negara Kesatuan Republik Indonesia dibidang Pariwisata & Budaya yang berpusat pada Bali Tourism Golden Triangle yaitu di Nusa Dua, Seminyak, dan Ubud. Pembangunan pariwisata di Bali yang kini sedemikinan  berkembang patut mendapat perhatian yang lebih jauh dari kalangan akademisi dan juga dari  para pelaku Pariwisata. Agar dapat memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi kemakmuran rakyat tanpa mengorbankan Nilai-Nilai luhur Kebudayaan Bali yang dewasa ini memiliki peranan besar sebagai modal Pengembangan Pariwisata di Bali.Semua pihak menyadari bahwa pembangunan Pariwisata di Bali banyak memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakatnya, Tetapi di disamping itu juga memberikan dampak negative. Pengembangan Pariwisata seharusnya tidak terlepas dari Unsur 4 A + 1 C yaitu Attraction (Daya Tarik Wisata), Accessibility (Sarana Penghubung seperti Jalan yang memadai & mudah dijangkau), Amenities (Sarana Pendukung seperti Penginapan, Restaurant, SPA, Rumah Sakit, dsb), Ancillary (Organisasi pendukung Pengembangan daya tarik wisata) dan yang terakhir adalah Community (keterlibatan masyarakan lokal) untuk mencapai Tourism Sustainable dimasa yang akan datang.

Berbicara Khusus mengenai Unsur Amenities yaitu SPA, Apa yang tersirat dibenak anda ketika mendengar kata SPA ? Pasti 4P Bukan ? yaitu “Panti Pijat Plus Plus”. Arti Kata SPA yang sebenarnya adalah “Solus Per Aqua” yang berasal dari bahasa latin memiliki arti Solus (pengobatan/perawatan), Per (dengan), Aqua (air). Sehingga SPA berarti suatu sistem penyembuhan dengan menggunakan air.Adapun Manfaat dari SPA Treatment yaitu :

  • Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental
  • Meningkatkan perkembangan sensorik
  • Meningkatkan kepercayaan diri, dsb

Tetapi, Yang terdapat sekarang adalah berjamurnya SPA dipinggir jalan yang tidak tersertifikasi secara resmi berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. 24 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha SPA. Dengan bermodalkan Cetok Air & Essential Oil mereka sudah berani melebelkan diri mereka sebagai SPA. Yang dibalik semua itu adalah Tempat Maksiat Penyaluran Hasrat Lelaki Hidung Belang, sehingga kebanyakan SPA Saat Ini Bukan lagi “Solus Per Aqua” melainkan “Sentuh Pijat Ahhh”. Hal Ini Tentunya bertentangan dengan Kearifan Local yang kita miliki sebagai Pariwisata berbasis Budaya dan juga bertentangan dengan Budaya Timur yang menjunjung tinggi adat dan istiadatnya . Jika SPA ini merajalela , maka tidak menutup kemungkinan  Bali akan dikenal bukan sebagai Pariwisata berbasis Budaya, melainkan Pariwisata berbasis Sex’s di Mata Dunia.

Seperti yang telah Penulis telusuri terhadap salah satu tempat Prostitusi SPA Plus Plus di Daerah Sanur dan berhasil Mewawancarai salah satu teraphis yang ada disana, sebut saja Ni Luh Mongkeg, Berikut adalah hasil wawancara Penulis dengan Ni Luh Mongkeg :

Penulis                         : Kapan mulai beroperasinya tempat ini?

Ni Luh Mongkeg             : Sejak Awal Pertengahan 2013

Penulis                         : Bagaimana perihal Opening & Closing Hours’nya?

Ni Luh Mongkeg             : Setiap hari dr jam 11 Pagi – Subuh Nunggu Pelanggan sepi

Penulis                         : Berapa Jumlah Teraphis yang ada?

Ni Luh Mongkeg              : 7 Orang

Penulis                          : Apakah Wanita Semuanya?

Ni Luh Mongkeg              : Tentu

Penulis                          : Berapakah Usia rata – rata Teraphis yang ada disini?

Ni Luh Mongkeg              : 19 Tahun sampai 30 Tahun, kita mau semuanya masih Fresh

Penulis                           : Apakah pelanggan yang datang pria Semua?

Ni Luh Mongkeg              : Jelas

Penulis                         : Berapa jenjang usia pelanggan yang sering datang ke tempat ini?

Ni luh Mongkeg              : Ia ada yg 17 Tahunan sampai 40 tahunan

Penulis                         : Apakah pelanggannya kebanyakan lokal atau Asing?

Ni Luh Mongkeg              : Mixed sih, ada local ada bulenya juga

Penulis                         : Apa saja jenis Treatment ditawarkan disini?

Ni Luh Mongkeg             : Banyak bangetlah,

  • Paket Threesome 1,2 Jt
  • Paket 1 orang teraphis 700 Ribu
  • Paket Massages Biasa + Oral tanpa melakukan itu 350 Ribu cuman makek bikini doang

Penulis                         :Apakah yang menawarkan teraphisnya atau pelanggannya yang mau?

Ni Luh Mongkeg            : Ia kebanyakan Pelanggan yang mau

Penulis                         : Apakah Ada paket Harga Khusus bagi Repeater Customer?

Ni Luh Mongkeg            : engga ada sih, tapi tergantung pelanggan nego sama teraphisnya nanti

Penulis                         : Bagaimana sistem pembagian hasil antara pihak teraphis dengan pihak owner ditempat ini                               

Ni Luh Mongkeg             : 40 % ke teraphis, 60 % ke Owner

Penulis                         : Apakah ada sistem On Call?

Ni Luh Mongkeg             : Bsa Kok, tapi harganya beda lagi, Naik lg 20 % lah

Penulis                           : Bagaimana dengan Promotion & Target Marketnya?

Ni Luh Mongkeg              : Ia sekarang kan SOSMED kan canggih

Penulis                           : Apakah Tempat ini pernah diperiksa oleh pihak keamanan dan pemerintah?

Ni Luh Mongkeg             : Aman Aja sih sampai sekarang

 

Menurut UU Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif No. 24 tahun 2014 pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 2 tertera bahwa  Usaha Spa adalah usaha perawatan yang memberikan layanan denganmetode kombinasi terapi air, terapi aroma, pijat, rempah-rempah, layananmakanan/minuman sehat, dan olah aktivitas fisik dengan tujuanmenyeimbangkan jiwa dan raga dengan tetap memperhatikan tradisi dan budaya indonesia”.

Pada BAB III Mengenai Sertifikat Dan SertifikasiUsaha SpaPasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa  Setiap Usaha Spa, wajib memiliki Sertifikat Usaha Spa dan melaksanakan sertifikasi Usaha Spa, berdasarkan persyaratan dan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.”

Pada BAB V Mengenai SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 18ayat 2 menyatakan bahwaSanksi administratif sebagaimana dimaksudkan berupateguran tertulis, pembatasan kegiatan Usaha Spa, dan pembekuan atau pencabutan Tanda Daftar Usaha Pariwisata”.

Dengan demikian sudah jelas tertera bahwa tempat SPA Plus Plus yang ada saat ini bersifat Ilegal di Negara Kita,  dan sangat bertentangan dengan Kearifal Local yang kita miliki yaitu Pariwisata Berbasis Budaya bukan Pariwisata berbasis Sex’s. Sehingga kedepannya Pihak Keamanan dan Pemerintah Bisa segera mengevaluasi & Mengatasi tempat Prostitusi seperti ini agar tidak merusak generasi Muda Indonesia melalui penularan Penyakit HIV / AIDS dimasa yang akan datang.

 

Refrence : 

http://www.academia.edu/7967408/HOSPITALITY_TOURISM_PEMBANGUNAN_PARIWISATA_BUDAYA_YANG_KOMPREHENSIVE

http://ihcacenter.com/pengertian-spa-dan-manfaat

http://disbudpar.kutaikartanegarakab.go.id/uploads/kebijakan/PERATURAN%20MENTRI/PERMEN%2024%202014%20STANDAR%20USAHA%20SPA.pdf