Jauhi Virusnya, Bukan Orangnya
(Ni Wayan Ayu Widyanita, Jegeg Gianyar 2019)
Sumber: Dok Pribadi
“No one is perfect. Pelangi akan indah bukan karena warna yang seragam namun dengan perbedaan yang ada.”
Dahulu, Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki masyarakat dengan tingkat toleransi yang tinggi. Hingga muncul motto Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda - beda namun tetap satu jua. Menurut para ahli, toleransi berarti sikap menghargai kemajemukan berupa perbedaan pendapat, agama, suku, dan perbedaaan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan dunia yang cepat, pola pikir beberapa orang tentang arti penting toleransi.
Menurunnya tingkat toleransi oleh beberapa masyarakat Indonesia bisa dilihat pada tingginya angka stigma diskrminasi terhadap ODHA dan OHIDA. ODHA merupakan sebutan bagi orang dengan HIV/AIDS sedangkan OHIDA berarti orang yang hidup dengan seseorang yang terinfeksi HIV/AIDS. Stigma berarti cap buruk dan diskriminasi berarti perlakuan berbeda terhadap seseorang, dan dalam hal ini adalah ODHA. Data kumulatif dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, orang yang terinfeksi HIV/AIDS di Indonesia sejak 1987 hingga 2018 disebutkan terdapat 301.959 kasus HIV dengan 108.829 kasus AIDS.
Gambar Fenomena Gunung Es Sumber: https://rumahcemara.or.id/mengurai-fenomena-gunung-es-kasus-hiv-aids-di-indonesia/
Tingginya angka stigma dan diskriminasi pada ODHA dan OHIDA di Indonesia bukan suatu hal yang patut untuk dipertahankan. ODHA dan OHIDA memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik dimasyarakat. Stigma dan diskrirminasi terjadi karena ketakutan masyarakat yang besar akan tertular penyakit tersebut. Nyatanya tidak semudah itu, virus HIV dapat ditularkan hanya melalui melalui darah, ASI, jarum suntik yang dipakai secara bergantian dan cairan kelamin. Dengan stigma dan diskriminasi yang terjadi di masyarakat, muncullah fenomena gunung es atau tingginya angka kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi karena rasa enggan masyarakat untuk melakukan tes HIV. Akibatnya, banyak orang yang tidak mengetahui dirinya terinfeksi HIV dan akhirnya meninggal karena AIDS. Padahal sesungguhnya laju pertumbuhan HIV dapat ditekan dengan mengkonsumsi ARV yang kini sudah mudah ditemukan.
Kurangnya edukasi yang diberikan kepada masyarakat mengakibatkan banyak ODHA mendapatkan perlakuan diskriminatif, seperti diusir dari tempat tinggal, dipecat dari pekerjaan, dan masih banyak lagi kasus - kasus lainnya. Di beberapa tempat di Bali, beberapa ODHA dijauhkan dari lingkungan masyarakat, bahkan saat mereka meninggal dunia masyarakat enggan untuk memandikan ataupun mengupacarai mereka. Kasus tersebut memicu rasa prihatin yang tinggi terhadap diskriminasi yang terjadi pada ODHA mengingat efek psikologis yang ditimbulkan tentu sangat berpengaruh pada mental mereka. Tidak sedikit stigma dan diskriminasi justru menjadi pembunuh utama ODHA akibat stress yang ditimbulkan. Bahkan, beberapa ODHA justru mengakhiri hidupnya sendiri karena tidak kuat dengan diskriminasi yang dialami.
Sumber : Dok Pribadi
Jika stigma dan diskriminasi pada ODHA terus menerus dibiarkan hidup dan berkembang di masyarakat, dikhawatirkan angka stress hingga berujung pada kematian yang menyerang psikologis ODHA justru akan bertambah. Oleh sebab itu, edukasi jelas hal yang terbaik untuk menghapuskan stigma dan diskriminasi pada ODHA. Masyarakat perlu diberikan informasi secara terus menerus sehingga informasi tersebut dapat selalu melekat diingatan mereka. Mitos – mitos yang beredar seperti berjabat tangan, bersalaman, bertukar pakaian, batuk, berenang ataupun gigitan nyamuk yang dapat menularkan HIV perlu ditepis. Faktanya, bayi – bayi yang tak berdosa bahkan ibu rumah tangga yang setia pada suami pun dapat terinfeksi HIV. Selain itu, peran generasi muda saat ini sangatlah penting karena dengan adanya teknologi maka penyebaran informasi mengenai pentingnya rasa toleransi pada ODHA jelas semakin mudah dilakukan. Betapa indahnya negeri ini jika semua masyarakatnya bisa saling menghargai. Ayo, STOP Stigma dan Diskriminasi Pada ODHA dan OHIDA! HIV/AIDS is not a crime. Jauhi Virusnya, Bukan Orangnya.
Referensi:
https://www.dw.com/id/hari-aids-sedunia-kemajuan-harapan-hidup-bagi-odha/a-41484185
Komentar