Oleh: Nyoman Yuni Karunia Surya

Relawan KISARA PKBI BALI

 

Jika mendengar kata kanker, tentu saja kita pasti akan langsung merasa takut atau berpikiran negatif. Hal ini bukanlah sifat yang berlebihan sebab kanker bisa saja mengancam nyawa kita jika tidak  dideteksi sejak dini.  Bagi para wanita, selain kanker payudara, kanker serviks dapat menjadi pembunuh nomor 2. Letaknya yang ada di dalam tubuh wanita, membuat gejala kanker serviks tidak dapat dideteksi dengan mudah. Sehingga ketika melakukan pemeriksaan, sel kanker tersebut biasanya sudah berlangsung pada stadium yang mengkhawatirkan.

Menurut WHO, terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena kanker serviks pada tiap tahunnya. Dan 80 persen di antaranya berada di negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Tiap satu menit muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu orang meninggal akibat kanker serviks. Jadi bisa disimpulkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker yang sering menyerang wanita.Di Indonesia, pada tiap harinya, diperkirakan muncul 40-45 kasus baru dan sekitar 20-25 orang meninggal akibat kanker serviks. Berarti tiap bulan Indonesia kehilangan 600-750 perempuan akibat kanker serviks.

Terbatasnya akses informasi yang akurat diyakini menjadi salah satu penyebab tingginyakasus kanker leher rahim di Indonesia. Penyebab lain tingginya kasus kanker leher rahimadalah karena minimnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Akibatnya, sebagianbesar kasus yang ditemukan sudah masuk pada stadium lanjut dan menyebabkan kematian.

 

Bagaimana terbentuknya Kanker Serviks?

Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel membentuk membentuk jaringan. Jaringan-

jaringan membentuk organ-organ tubuh. Sel-sel normal tumbuh dan membelah membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel normal menjadi sel tua atau rusak, mereka mati, dan sel-sel baru menggantikan mereka.

Kadang-kadang, proses ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel tua atau rusak tidak mati seperti seharusnya. Penumpukan sel ekstra sering membentuk suatu massa dari jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor. Tumor pada leher rahim bisa jinak atau ganas. Tumor yang jinak bukan kanker. Mereka tidak seberbahaya pertumbuhan ganas (kanker).

Tumor yang jinak contohnya polip, kista, atau kutil kelamin. Mereka tidak menyerang jaringan sekitar dan jarang menjadi ancaman terhadap kehidupan. Tumor yang ganas contohnya adalah kanker serviks. Ia dapat menyerang jaringan dan organ di dekatnya, dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, dan kadang-kadang merupakan ancaman terhadap kehidupan.

Kanker serviks dimulai dalam sel pada permukaan serviks atau leher rahim. Dengan

berjalannya waktu, kanker serviks dapat menyerang lebih jauh ke dalam serviks dan jaringan di dekatnya. Sel-sel kanker dapat menyebar dengan melepaskan diri dari tumor aslinya. Mereka memasuki pembuluh darah atau pembuluh getah bening, yang mempunyai cabang ke seluruh jaringan tubuh. Sel-sel kanker dapat menempel dan tumbuh pada jaringan lain untuk membentuk tumor baru yang dapat merusak jaringan tersebut. Penyebaran kanker disebut metastasis.

Pada umumnya kanker serviks berkembang dari sebuah kondisi pra-kanker. Pra-kanker ini timbul ketika serviks terinfeksi oleh HPV (human papillomavirus) ganas selama waktu tertentu. Kebanyakan pra-kanker lenyap dengan sendirinya, tetapi jika ia bertahan dan tidak diobati, ia dapat menjadi kanker.

 

Apa saja penyebab dan faktor-faktor risikonya?

Faktor risiko adalah sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan penyakit berkembang.

  • Infeksi HPV yang tidak sembuh bisa menyebabkan kanker serviks pada beberapa
  • Kurangnya Tes Pap Smear secara teratur. Kanker leher rahim lebih sering terjadi pada wanita yang tidak menjalani tes Pap seacara teratur. Tes Pap membantu dokter menemukan sel abnormal. Menghapus atau membunuh sel-sel abnormal biasanya mencegah kanker serviks.
  • Merokok. Di antara wanita yang terinfeksi HPV, merokok sedikit meningkatkan resiko kanker leher rahim.
  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV (virus penyebab AIDS) atau mengkonsumsi obat yang menekan sistem kekebalan tubuh meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Sejarah kehidupan seksual. Wanita yang memiliki banyak pasangan seksual

memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks.

  • Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama. Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV. Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti menggunakan pil KB.
  • Memiliki banyak anak. Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV.
  • Kemiskinan. Banyak wanita yang tidak mampu tidak punya akses ke layanan-layanan medis yang memadai, misalnya tes Pap Smear. Selain itu, wanita yang tidak mampu biasanya kekurangan gizi yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
  • Kebersihan. Hasil studi menunjukkan bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita dengan kebersihan yang minim karena mereka lebih mungkin untuk mendapatkan infeksi HPV abadi jika mereka terkena virus.
  • Penyakit menular lain. Studi baru-baru ini menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita herpes bersama-sama dengan infeksi HPV ternyata menggandakan risiko tumbuhnya sel kanker serviks. Studi lain juga mengamati orang yang menderita infeksi HPV dan bakteri klamidia (chlamydia). Dari studi ini ditemukan bahwa risiko tumbuhnya sel kanker meningkat sekitar 80% pada wanita yang menderita dua infeksi tersebut.
  • Paparan bahan kimia. Wanita-wanita yang bekerja di ladang atau pabrik tertentu bisa terpapar bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko mereka terserang kanker serviks. Paparan bahan kimia juga terjadi langsung pada vagina wanita yang menggunakan pembalut dengan bahan kertas daur ulang yang menjalani proses pemutihan.

 

Apa saja gejala-gejala yang ditimbulkan?

Kanker serviks stadium dini biasanya tanpa gejala-gejala. Itulah mengapa screening atau deteksi dini itu sangat penting. Gejala-gejala kanker ini adalah:

  • ada bercak atau pendarahan setelah hubungan seksual
  • ada bercak atau pendarahan di luar masa haid
  • ada bercak atau pendarahan pada masa menopause
  • mengalami masa haid yang lebih berat dan lebih panjang dari biasanya
  • keluarnya bau menyengat yang tidak bisa dihilangakan walaupun sudah diobati.
  • nyeri panggul yang sangat sakit

Selain gejala di atas, kanker serviks juga dapat ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis, kelelahan, nyeri kaki, dan juga sering atau bahkan jarang buang air kecil. Oleh karena itu jika muncul gejala-gejala ini, sebaiknya segera diperiksakan ke lab medis atau layanan medis, karena semakin awal kanker dideteksi, semakin besar peluangnya disembuhkan.

 

Ayo lakukan tindakan pencegahan sejak dini!

Karena pada umumnya kanker serviks berkembang dari sebuah kondisi pra-kanker, maka tindakan pencegahan terpenting yang bisa dilakukan adalah menghindari faktor-faktor risiko yang sudah diuraikan di atas, yaitu:

  • tidak berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan
  • tak terlalu aktif secara seksual di usia muda
  • penggunaan kondom (untuk mencegah penularan infeksi HPV)
  • tidak merokok
  • selalu menjaga kebersihan
  • menjalani pola hidup sehat
  • meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai kanker serviks
  • melindungi tubuh dari paparan bahan kimia (untuk mencegah faktor-faktor lain yangmemperkuat munculnya penyakit kanker ini)
  • melakukan vaksinasi, yang merupakan cara terbaik dan langkah perlindungan paling aman bagi wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18
  • memeriksakan diri secara teratur minimal satu tahun sekali, untuk dilakukan tes skrining terhadap kanker serviks, misalnya dengan tes Pap Smear