Menurut sebagian besar pendapat yang entah dilakukan dengan penelitian secara ilmiah atau naluriah, Wanita, melakukan segala sesuatu dengan hati. Sementara Pria melakukan segala sesuatu secara logika?

Valid? Entahlah.. ada sebagian Wanita yang mungkin logikanya lebih mendominasi.. Begitupun sebaliknya. Pria yang memakai hati nya lebih banyak ketimbang logikanya?

Lebih baik mana? Tergantung.. Tergantung situasi dan sekelilingnya.. Ada hal yang memang memerlukan hati.. ada hal yang memerlukan logika. Tapi, pernahkah terpikir bagaimana cara kita menyeimbangkan kedua hal ini? Saat menemukan suatu kondisi, pernahkah terpikir kan “apakah aku harus memakai hati atau memakai logika?”

Bagaimana kalo soal perasaan? Memakai hati atau logika? Hatilah, jelas.. kan soal perasaan.. Tapi kalau memakai hati, lebih mengandalkan feelings kan? Iya kalau feeling nya benar.. kalau salah? Tidakkah menimbulkan masalah baru? Seperti, main tuduh misalnya? 

Di pengalaman pribadi, kadang-kadang susah untuk menyeimbangkan hati dan logika.. apalagi soal perasaan. Kalau di pekerjaan, jelas tidak ada hati. Semua urusan profesionalitas.. dan loyalitas tanpa batas 😊. Kadang-kadang yang paling mengesalkan sudah tau harusnya pakai logika, eh percaya sama feeling dan berujung cocoklogi ke logika. 

Intinya??

Batas-batas benar salah dalam kehidupan duniawi sepertinya memang harus berdasarkan fakta dan aktualitas. Susah jika diminta memilih menilai berdasarkan hati dan logika.

Kalau slang dari negeri seberang biasanya diungkapkan dengan “assuming is a crime”. Jangan berasumsi. Baik dengan hati ataupun logika. 

Lihat dengan mata dan kepala sendiri. Ada bukti. Baru bisa kita putuskan itu benar, salah, nyata atau ilusi.

Kalau soal perasaan? Ya sama.. bukti. Mulut dengan mudah mengucap I Love You.. Kata-kata dengan mudah bilang Aku sayang Kamu.. Jelas harus divalidasi dengan bukti. Baru bisa dipercayai.

Jangan bilang juga, wah ini sih sama aja main logika.. tidak juga.. Logika itu harus memadupadankan semua rentetan kejadian. Kadang-kadang bisa cocoklogi loh.. 

Tapi kalau ada bukti yang valid, disanalah hati dan logika bisa seimbang dan kesimpulan yang diambil juga valid.

Ya begitu sih menurut penulis kalo ditanya soal hati dan logika.. Intinya yang berlebihan itu tidak baik. Seimbang adalah jalan tengah yang baik (sementara ini).