HARI RAYA ATAU ARAK RAYA

Bali is the paradise in the world, ya Bali adalah surge dunia, selain itu Bali memiliki warisan budaya leluhur yang sangat unik dimana secara tidak langsung juga menjadikan Bali yang notabene masyarakatnya adalah pemeluk agama hindu memiliki banyak Hari Raya bahkan tak jarang nama pulau Bali diplesetkan menjadi Banyak Libur. Bagaimana tidak? BALI = BAnyak LIbur. Namun, kita sangat beruntung sekali bisa terlahir menjadi orang bali yang tentunya memiliki rasa toleransi dan persaudaraan yang sangat tinggi. Lantas, apa hubungannya hari raya dengan arak (minuman beralkohol ) tentu arak ini tidak asing lagi bagi pemuda - pemuda, barangkali sekali atau dua kali pasti pernah merasakan yang namanya arak ini. Kenapa ya di kalangan anak muda hari raya sangat erat kaitannya dengan arak atau minum keras?

Menurut hasil survei saya terhadap anak – anak muda khususnya di kabupaten Badung. Apakah hari raya itu berhubungan dengan minum – minuman alkohol seperti arak?, sebagian dari mereka menjawab “tidak” tapi lebih banyak yang menjawab “iya”, dan ada juga yang menjawab tidak hanya arak yang mereka minum melainkan juga minuman alkohol yang berkualitas tinggi. Hal itu sudah menjadi tradisi untuk menyambut hari raya seperti Galungan, Kuningan, Pengerupuk ataupun menyambut hari lainnya seperti tahun baru misalnya.

Masih belum diketahui pasti kapan tepatnya masyarakat bali khususnya para laki-laki baik itu remaja maupun dewasa di bali memulai tradisi tersebut yang mana menyambut hari raya dengan minum minuman beralkohol bahkan ada yang mengatakan bahwa “tak lengkap rasanya hari raya tanpa alkohol”. Namun, menurut sumber - sumber yang saya baca mengatakan bahwa arak merupakan sarana upakara yang di gunakan sebagai Tetabuhan , sebelum arak mulai marak di konsumsi oleh masyarakat, tetapi pada masa itu yang boleh minum arak hanyalah orang yang sudah dewasa dimana anak kecil ataupun remaja tidak dibenarkan jika mereka mengkonsumsi arak.

Namun sekarang sangat mudah untuk menemui anak muda yang minum arak (miras) , memang semua ini karena sebuah peregeseran budaya dimana westernisasi berkembang sangat pesat di Bali dan pergaulan anak muda yang tidak terbatas, bagi kalian yang sudah duduk di bangku SMA ataupun di bangku Perguruan tinggi jangan bilang kalau tidak pernah minum - minuman alcohol, pasti kalian akan di bilang cupu oleh teman kalian.

Lantas apa yang harus kita lakukan dalam hal ini? bahkan sekarang ada kabar bahwa arak bali akan di legalkan. Jika arak bali di legalkan dan sudah memiliki brand sendiri pasti kualitas arak yang dihasilkan lebih bagus, namun tentu saja ini akan mendatangkan pendapat Pro dan Kontra dari masyarakat dimana budaya minum alcohol bukanlah budaya kita apalagi sampai mabuk, kalian pasti tahu kalau mabuk itu merupakan bagian dari sadripu yaitu mada. Itu artinya mabuk adalah perbuatan yang dosa, selain dosa mabuk yang disebabkan oleh minum minuman beralkohol bisa membuat tubuh tidak sehat. Mabuk juga berbahaya karena bisa menghilangkan kesadaran dan konsentrasi.

Lalu, hal yang harus kita lakukan sebagai anak muda adalah minum dengan bijak. Mengapa? apapun yang berlebihan itu tidak baik, kita sebagai anak muda harus bisa menentukan yang baik dan buruk. Jika menurut kalian minum arak merupakan hal yang harus di hindari , hindarilah, jika menurut kalian minum arak saat berkumpul bisa menumbuhkan rasa kebersamaan maka minumlah dengan bijak intinya jangan sampai kita menyesal atas apa yang kita lakukan.

Semoga apa yang penulis katakan bisa memberikan sedikit edukasi bahwa minum arak tidak selamanya bisa di katakan sebagai hal yang baik ataupun buruk tergantung dari pandangan kita jika menurut kalian budaya ini adalah hal yang menyimpang dan harus di hentikan tentu tidak bisa karena perkembangan zaman dan industri pariwisata yang ada di Bali khususnya Kabupaten Badung sangat mempengaruhi pola pikir kita dan ingat minumlah dengan bijak.