Survei terbaru yang dilakukan oleh Katadata Insight Center terhadap 5.204 responden di Indonesia memberikan gambaran mengejutkan tentang kondisi finansial generasi muda. Generasi Z dan milenial, yang sering dianggap lebih cerdas dan adaptif terhadap teknologi, ternyata menghadapi masalah serius dalam pengelolaan keuangan. Artikel ini akan mengulas hasil survei tersebut dan mengeksplorasi penyebab utama dibalik fenomena ini.
Kondisi Finansial Generasi Z
Generasi Z, yang berusia antara 15 hingga 30 tahun, menunjukkan kondisi finansial yang cukup memprihatinkan. Menurut survei, sebanyak 59,4% dari mereka memiliki pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Hanya 19% yang berhasil mengelola pendapatan mereka dengan lebih baik sehingga lebih besar daripada pengeluaran mereka. Sementara itu, 21,6% memiliki pendapatan yang sama dengan pengeluaran, menunjukkan bahwa setiap rupiah yang mereka terima langsung habis untuk kebutuhan sehari-hari.
Generasi Milenial: Tantangan Serupa
Generasi milenial, yang berusia antara 23 hingga 38 tahun, juga menghadapi tantangan finansial yang serius. Sebanyak 49,5% dari mereka mengakui bahwa pengeluaran mereka lebih besar daripada pendapatan. Namun, generasi ini sedikit lebih baik dibandingkan generasi Z, dengan 25,7% dari mereka memiliki pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa generasi milenial masih berusaha untuk menyeimbangkan keuangan mereka meskipun menghadapi berbagai tekanan ekonomi.
Generasi X dan Baby Boomer: Lebih Bijak dalam Keuangan
Sebaliknya, generasi X (usia 39-54 tahun) dan baby boomer (usia 55 tahun ke atas) menunjukkan kemampuan pengelolaan keuangan yang lebih baik. Generasi baby boomer, khususnya, menonjol dengan 45,8% dari mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan pengeluaran. Generasi X juga lebih stabil, meskipun masih ada 57,2% yang menghadapi kondisi di mana pengeluaran mereka lebih besar daripada pendapatan.
Pola Pengeluaran yang Berbeda
Pola pengeluaran antara generasi Z dan milenial menunjukkan perbedaan yang signifikan. Generasi Z cenderung mengalokasikan anggaran mereka untuk komunikasi, seperti internet dan paket data, yang dianggap sangat penting dalam kehidupan mereka. Sebanyak 26,7% pengeluaran generasi Z dihabiskan untuk kebutuhan komunikasi. Sementara itu, generasi milenial lebih banyak menghabiskan uang untuk membayar tagihan rutin dan cicilan, dengan 37,4% dari anggaran mereka dialokasikan untuk hal ini.
Kebiasaan Hutang yang Mengkhawatirkan
Penggunaan kartu kredit dan layanan pay later menjadi salah satu penyebab utama generasi Z dan milenial terjebak dalam hutang. Generasi Z cenderung menggunakan hutang untuk membeli produk fashion, dengan 61% dari mereka mengalokasikan dana pinjaman untuk ini. Di sisi lain, generasi milenial lebih banyak menggunakan hutang untuk membeli gadget, dengan 49% dari mereka mengalokasikan dana pinjaman untuk keperluan ini.
Pelajaran Penting
Hasil survei ini memberikan pelajaran penting bahwa generasi muda perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Dengan pendapatan yang lebih kecil dibandingkan pengeluaran, banyak dari mereka yang akhirnya terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini tercermin dari alokasi pengeluaran rutin mereka setiap bulannya, di mana pengeluaran untuk membayar tagihan menempati porsi yang paling besar bahkan lebih besar dibandingkan anggaran untuk kebutuhan bahan makanan.
Kesimpulan
Kondisi finansial generasi Z dan milenial di Indonesia menunjukkan bahwa banyak dari mereka yang masih perlu belajar dan beradaptasi dengan cara mengelola keuangan yang lebih baik. Penting bagi generasi muda untuk memahami pentingnya menabung dan berinvestasi, serta menghindari perilaku konsumtif yang dapat membawa mereka pada jebakan hutang. Dengan begitu, mereka bisa membangun masa depan finansial yang lebih stabil dan sejahtera.
Komentar