Anak muda jaman sekarang tidak ada yang mau melestarikan alam dan budayanya sendiri, bisanya hanya menjadi penonton, apa pemerintah tidak punya solusi?”

 

Kalimat itu masih sering kita dengar dari berbagai pihak, utamanya dari golongan yang pemikirannya masih terlalu tertutup. Tetapi pendapat tersebut benar? Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar, sebagai bukti aku akan memaparkan beberapa contoh karya atau kegiatan pelestarian alam dan budaya yang dilakukan oleh generasi muda  khusuhnya di Kabupaten Jembrana :

  1. Kreasi Seka Jegog Anantha Bhakti SMA N 1 Pekutatan

Jegog Anantha Bhakti SMA N 1 Pekutatan merupakan satu-satunya jegog yang terdapat di Kecamatan Pekutatan, dan seluruh sekaa penabuhnya adalah siswa dari SMA N 1 Pekutatan. Sekaa tabuh ini seringkali diundang untuk mengisi beberapa acara baik itu acara pribadi (undangan pernikahan, mesangih, dll) ataupun dari pihak hotel-hotel lokal di Pekutatan.

 undefined   undefined

Selain memenuhi undangan sekaa jegog ini juga sering mengikuti festival jegog yang lazim diadakan oleh Pemkab Jembrana, dan pernah sekali sekaa jegog ini menampilkan sesuatu yang sangat spektakuler yaitu kreasi antara jegog, tarian, dan seni beladiri pencak silat. Kebayang kan serunya? Masih meragukan kemampuan generasi muda?

  

  1. Pawai Ogoh-Ogoh

Pada perayaan tahun baru saka yang ke-1939, Pemerintah Kabupaten Jembrana mengadakan pawai ogoh-ogoh se-Kabupaten Jembrana. Kegiatan ini diikuti dengan sangat antusias oleh pemuda dan pemudi di Kabupaten Jembrana yang menampilkan kreasi ogoh-ogoh yang terbaik mereka

undefined

Tidak hanya itu di setiap desa juga mengadakan pengarakan ogoh-ogoh yang sebagian besar dilakukan oleh muda-mudi di masing-masing desa. Dari tahun ke tahun memang antusiasme generasi muda Bali khususnya di Jembrana tidak pernah redup, ini ditunjukan dengan jumlah ogoh-ogoh yang diarak tidak pernah menurun dan kreasi yang dibuat selalu mengikuti erkembangan jaman.

 

  1. Drama Gong Anak Muda Dalam PKB

Pesta Kesenian Bali (PKB) dirancang sebagai wadah untuk penggalian, pelestarian, pembinaan, promosi dan pengembangan seni budaya Bali. Dalam hal ini antusiasme masyarakat Bali sangat tinggi untuk pengadaan PKB ini, baik hanya sekedar menonton ataupun ikut serta dalam pementasan.

undefined

Antusiasme generasi muda dalam mengikuti kegiatan ini dapat dilihat dari peserta yang turut meramaikan PKB ini banyak dari kalangan generasi muda penerus bangsa  yang selalu menampilkan kreasi dengan kreatifitas masing-masing. Sehingga  isa dipastikan pelestarian dan rekontruksi budaya kedepannya akan terus berjalan dengan baik ditangan generasi muda sekarang.

  1. Pengelolaan Objek Wisata Baru Green Clift

Mungkin kalian masih awam dengan objek wisata ini, terletak di Banjar Bangli,  Desa Yehembang Kangin Kabupaten Jembrana, Bali. Objek ini baru saja diresmikan pada 23 Juni lalu, dan saat ini menjadi salah satu tujuan wisata yang sedang booming di Jembrana.

undefined

Tempatnya yang sejuk dan pemandangan yang diuguhkan benar-benar memanjakan mata, ditambah lagi lokasi yang tidak sulit untuk dijangkau membuat mudah dalam mengakses tempat ini.  Nah disini pemuda dan pemudi dari banjar banglilah yang membantu dalam pembangunan dan juga pengelolaan dari objek wisata Green Clift ini.     

 *  *  *

Nah, dengan demikian kini telah terbukti bahwa pendapat tentang kurangnya partisipasi kaum muda dalam pelestarian  alam dan budaya bali tidaklah tepat. Ini hanyalah pendapat dari beberapa orang yang mungkin belum mengetahui tentang partisipasi yang dilakukan oleh kaum muda.

Demikian halnya dengan pendapat miring yang ditujukan kepada pemerintah yang kurang tanggap tidaklah sepenuhnya benar. Pemerintah sudah bekerja semaksimal mungkin, ini bisa dilihat dari kegiatan di atas yang banyak dikelola dan diprogramkan oleh pemerintah, tujuannya tidak lain adalah untuk  penggalian, pelestarian, pembinaan, promosi dan pengembangan alam dan seni budaya Bali.

Sesungguhnya pelestarian budaya tidak harus dilakukan melalui hal yang besar, melainkan melalui hal-hal sederhana. Pelestarian budaya  bukanlah hanya tugas dari pemerintah ataupun generasi muda saja, ini adalah kewajiban semua golongan tanpa perlu saling lempar tanggung jawab. Dengan demikian pondasi dan pilar budaya akan menjadi semakin kokoh.

Mari lestarikan dan jaga budaya kita BERSAMA…