Pulau Lombok, yang terkenal dengan sebutan Pulau Seribu Masjid, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang menjadikannya salah satu destinasi yang layak diperhitungkan di kancah nasional bahkan internasional. Berikut lima fakta unik budaya dan tradisi suku Sasak yang ada di Pulau Lombok:
1. Belanjakan
Belanjakan adalah budaya khas masyarakat suku Sasak, tepatnya di Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Kata "belanjakan" berasal dari bahasa Sasak yaitu "lancap" yang berarti membanting, dan "belanjakan" yang berarti saling banting. Pertarungan ini melibatkan dua orang laki-laki Sasak yang beradu dengan tangan kosong, menggunakan kaki sebagai senjata dan tangan sebagai perisai. Dalam pertarungan ini, para peserta yang beradu disebut "pepadu".
2. Peresean
Peresean tidak jauh berbeda dengan belanjakan. Tradisi ini juga merupakan pertarungan antara dua laki-laki Sasak, namun menggunakan senjata berupa tongkat rotan yang disebut "penjalin" dan perisai kulit kerbau yang disebut "ende". Pertarungan ini dipimpin oleh seorang wasit yang disebut "pekembar". Konon, peresean awalnya dilakukan sebagai luapan kegembiraan para prajurit setelah bertempur di medan perang dan juga sebagai media untuk meminta hujan. dan biasanya dilakukan pada bulan ketujuh dalam kalender suku Sasak.
3. Merari
Merari adalah budaya kawin lari dalam tradisi suku Sasak. Tradisi ini memiliki empat prinsip utama: kebanggaan perempuan, keberdayaan laki-laki, ketidakberdayaan perempuan, dan kebersamaan serta keuntungan ekonomi. Dalam praktiknya, sang calon mempelai wanita akan "dilarikan" oleh calon mempelai pria tanpa sepengetahuan keluarganya. Sang pria dan wanita biasanya telah berjanji untuk bertemu di suatu tempat, kemudian wanita tersebut akan dibawa ke rumah keluarga pria selama satu hingga tiga hari sebelum pernikahan dilangsungkan.
4. Cepung
Cepung adalah seni vokal tradisional dari Lombok yang diiringi oleh alat musik sederhana seperti seruling dan redeb. Karena keterbatasan alat musik, para pemain menirukan bunyi-bunyi alat musik tertentu dengan vokal. Seni ini merupakan perkembangan dari "pepaosan", yang menceritakan kisah-kisah klasik dalam bentuk pantun atau seloka dalam bahasa Sasak. Salah satu cerita klasik yang terkenal adalah "Moyes" yang dikarang pada tahun 1859 oleh Jerome Heran atau Mami Miran.
5. Wetu Telu
Wetu Telu adalah praktik unik sebagian masyarakat Sasak dalam menjalankan agama Islam. Mereka hanya menjalankan tiga rukun Islam yaitu membaca dua kalimat syahadat, salat, dan puasa. Istilah "wetu telu" sendiri memiliki beberapa makna: pertama, tiga cara reproduksi makhluk hidup (beranak, bertelur, dan berbiji); kedua, tiga sumber hukum dalam Islam (Al-Qur'an, Al-Hadits, dan Ijma); dan ketiga, tiga tahap perkembangan manusia (lahir, hidup, dan mati).
Inilah lima fakta unik budaya dan tradisi suku Sasak di Pulau Lombok. Budaya yang kaya dan tradisi yang unik ini menjadikan Lombok sebagai salah satu pulau yang memiliki daya tarik tersendiri di Indonesia.
Komentar