Tulisan ringan namun sangat informatif ini merupakan buah karya Ni Luh Putu Ayu Septiani, finalis Jegeg Klungkung 2015. Gadis cantik asal Desa Akah Klungkung ini menuangkan kekhawatirannya dalam bentuk tulisan tentang seni dan budaya yang mulai ditinggalkan oleh generasi muda Bali.

tim kulkulbali.co

 

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa. Sekitar 5776 buah pulau besar maupun kecil yang berderet di daerah khatulistiwa yang banyak menyimpan keindahan alam. Kekayaan alam dan budaya merupakan anugrah Tuhan yang harus disyukuri oleh bangsa Indosesia. Akan tetapi, hanya ada satu wilayah di Indonesia yang terkenal akan pariwisata dan budayaanya, yaitu Bali.

Bali merupakan salah satu provinsi di Indosesia yang wilayahnya terdiri atas satu pulau dengan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya. Masyarakat Bali memiliki adat istiadat dan seni yang khas. Adat istiadat dan seni ini sangat berkaitan dengan agama hindu yang di anutnya. Bagi masyarakat Bali, seni telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Seni selalu di butuhkan dan selalu ada dalam setiap kegiatan kemasyarakatan di Bali apakah itu kegiatan keagamaan, sosial, budaya dan lain sebagainya termasuk juga kegiatan mengukir dan melukis.

Nah.. pada artekel ini saya akan mencoba untuk membahas mengenai beberapa seni dan budaya yang terdapat di Bali khususnya kabupaten Klungkung. Kita mulai saja dulu dari pengertian seni dan budaya menurut beberapa ahli

  1. M. Thoyibi

Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, termasuk dalam aspek kebudayaan, yang sudah dapat di rasakan oleh orang banyak dam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia.

  1. Ida Bagus Putu Perwita

Seni budaya merupakan penunjang sarana upacara adat

  1. Sartono Kartodirjo

Seni budaya merupakan sistem yang koheren karena seni budaya dapat menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui satu bagian saja dapat menunjukkan keseluruhannya

  1. Harry Sulastianto

Seni budaya merupakan suatu kehalian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.

Dapat ditarik kesimpulan dari bebrapa pernyataan tersebut bahwa seni dan budaya merupakan ide dan gagasan serta imajinasi yang mampu di wujudkan dalam bentuk suasana maupun karya yang mampu menciptakan komuikasi yang efektif yang dapat di rasakan oleh orang banyak.

Di Klungkung sendiri, terdapat berbagai karya seni dan budaya di antaranya seni lukis tradisional (Desa Kamasan), kain tenun cepuk (Nusa Penida), pembuatan gambelan (Desa Thingan), tari baris jangkang (Nusa Penida) dan masih banyak lainya.

 

a. Seni lukis (Desa Kamasan)

Wayang kamasan adalah salah satu bentuk karya seni klasik yang berawal pasa abad ke 17 dan di anggap peting dalam kebudayaan Bali yang mengandung unsur-unsur filosofis agama hidu serta budaya bali. Coeak lukisan Bali klasik ini sangat lah mudah dikenali. Warna dasarya mempergunakan coklat muda yang di ambil dari batu gamping yang dicelup dalam air dan untuk warna hitam pada setiap garis mempergunakan jelaga. Namun saat ini, pelukis-pelukis sudah menggunakan tinta lukis moderen untuk mendapatkan torehan tinta hitam. Sedangkan warna-warna lain mempergunakan cat air agar lukisan lebih semarak.

Selain lukisan di Desa Kamasan in juga terdapat karya-karya seni lainya seperti seni ukir emas, seni ukir perak, dan seni ukir peluru yang mempergunakan material logam. Ciri khasnya tetap nampak dalam tema lukisan atau ukiran yang mengambarkan tokoh-tokoh wayang 

undefined

(source: www.andisucirta.com)

 

b. Tenun Kain Cepuk (Nusa Penida)

Kain Cepuk merupakan salah satu jenis hasil olahan tekstil masyarakat khas Nusa Penida yang nampak khas dengan ornamen dan motif-motifnya. Warna kain  mempergunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tanaman kayu secang Di samping itu juga warna benang yang digunakan pada kain Cepuk mempunyai simbol-simbol warna penjuru mata angin yang diyakini orang Bali. Warna kuning di barat melambangkan Dewa Mahadewa, merah di selatan melambangkan Dewa Brahma, putih di timur melambangkan Dewa Iswara, hitam di utara melambangkan Dewa Wisnu, dan campuran keseluruhan warna tersebut melambangkan Dewa Siwa yang berada di tengah. Oleh karena itu kain Cepuk sering dipakai pada saat upacara keagamaan, sebagai ornamen hiasan rumah atau pameran

undefined

(source: www.dedotblog.wordpress.com)

 

c. Tari Baris Jangkang (Nusa Penida)

Tari Baris Jangkang adalah sebuah tarian yang yang dipentaskan oleh sekelompok pria dewasa yang  ada di Desa Pelilit, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Tari Baris Jangkang sangat jauh berbeda, dengan tarian-tarian sakral lainnya. Dimana tarian ini memiliki nilai kesakralan dan unsur magis yang sangat tinggi. Secara keseluruhan, tarian ini melambangkan tentara kuno dari daerah-daerah terpencil di Bali. Para penari bergerak seperti tentara dalam koreografi yang militer di alam. Pada satu titik, mereka memanfaatkan tombak untuk membentuk sebuah garis pertahanan; di lain, para penari bertindak bersama-sama sebagai sebuah kekuatan ofensif. Ada juga saat-saat mereka membentuk dua kelompok dan mulai menyerang satu sama lain. Gerakan mereka dan gerak tubuh yang sederhana, mendasar dan langsung. Tarian ini di pentaskan ketika ada wabah penyakit di desa, masyarakat percaya bahwa hal itu dapat menangkis setiap wabah atau kekuatan-kekuatan jahat di desa. Lakon dari baris Jangkang yaitu Goak maling taluh, Buyung masugi.

undefined

 

d.Pembuatan Gambelan (Thingan)

Desa Thingan di kecamatan Banjarangkan merupakan pusat kerajinan pembuatan gong (gambelan). Pembuaan gong dikerjakan mulai dari tenaga kasar sampai tenaga ahli yang khusus untuk meyelaraskan suara gong(gambelan) tersebut. Selain gong, masyarakat di desa ini dapat pula membuat berbagai macam gambelan Bali lainya seperti : Semara Pegulingan, Gender Wayang, Kelentangan/Angklung dan lain sebagainya yang bahnya terbuat dari logam kerawang.

undefined

(source: www.bali.panduanwisata.id)

 

Namun sayang sekali seiring berjalannya waktu kesenian dan budaya ini semakin hilang dan memudar. Tidak ada inovasi baru dan gebrakan baru yang berkaitan dengan kemajuan dan kelesatrian seni dan budaya ini. Kemajuan jaman yang sangat pesat yang di imbangi dengan teknologi yang tidak terkontrol sekarang ini membuat generasi muda yang seharusnya menjadi penerus dari tradisi, karya seni dan budaya ini semakin malas dan tidak ingin tahu menahu mengenai budaya nya. Padahal kita sebagai masyarakat Bali dikenal oleh masyarakat luar (internasional) dengan budaya dan karya seninya yang khas.

Dapat dilihat dari sektor pendidikan, wawasan mengenai kesenian dan budaya kita sendiri sangat lah kurang dibahas di dalam proses pemberian ilmu-ilmu disekolah, baik berupa materi (teori), sejarah maupun praktek. Hal tersebut dapat kita buktikan sendiri dengan mewancarai secara langsung maupun tidak langsung ke masyarakat, siswa atau anak dengan menayakan beberapa pertanyaan yang sangat sederhana seperti "apa budaya kalian?" "seperti apa budaya kalian?" dan "bagaimana karya seni dan budaya kalian?"

Hmmm.. Mungkin mereka termenung tidak tahu, bingung, dan selanjutnya akan bertanya ke Mr. google.

Hal ini lah yang harus di tinjau kembali oleh pemerintah setempat agar budaya yang merupakan karakter dari sebuah bangsa tidak lah pudar, hilang dan punah. Jangan baru di berikan sebuah pertanyaan baru kita mencari jawaban atau solusi dari pertanyaan tersebut.

Pendidikan seni dan budaya sejak dini atau anak-anak adalah salah satu pemecahan dari masalah ini. Yaaa... sebagai contoh kecilnya kita beri anak-anak pada tingkat sekolah dasar pengetahuan dan budaya berupa mejejahitan, pembuatan ancak dan praktek tari, seni lukis, dasar tenun, dan lain sebaginya dan jangan lupa disertai dengan sejarahnya agar mereka tidak lupa dari mana mereka berasal. Praktek tersebut sangat lah berguna dan penting bagi kehidupan sosial masyarakat nantinya dimana peraktek-praktek tersebut dapat diterapkan pada skala mikro (rumah), skala meso (banjar), skala makro(desa) dan jika kita jeli dan berbakat di bidang-bidang seni tersebut kita akan dapat menghasilkan uang sendiri atau karya yang kita hasilkan akan memiliki nilai jual sendiri. Jangan sampai kasus dimana salah satu budaya dan karya seni kita diakui atau dipatenkan oleh negara lain terulang kembali. Kasus tersebut dapat terjadi dikarenakan kita sebagai generasi muda tidak mau tahu dan tidak mau peduli mengenai budaya, tradisi, dan karya seni kita sendiri.

Disini lah peran kita bersama sebagai generasi muda yang meupakan penerus tradisi atau budaya bangsa mulai bertindak dan membuat inovasi-inovasi baru yang menarik yang membuat seni dan budaya tersebut tidak pudar atau punah. Sekarang ini jaman sudah moderen teknologi pun sangat lah pesat kemajuannya. Beberapa karya seni dan budaya dapat di kolaborasikan dengan budaya dan seni moderen sebagai contohnya musik moderen dapat dikolaborasikan dengan musik tradisional, tarian moderen dapat dikolaborasikan dengan tarian tradisional dan lain sebainya. Hal ini akan mebuat ketertarikan atau menambah nilai minat anak atau masyarakat dengan budaya dan kesenian yang dimiliki namun dengan satu syarat yaitu tidak meninggalkan pakem-pakem atau aturan-aturan yang telah ada di dalam budaya dan seni yang akan dikolaborasikan. Dengan demikian di harapkan budaya tradisional tetap ada dan tidak punah akibat pesatnya era moderenisasi sekarang ini dan masyarakat semakin tertarik dan ingin ikut serta melestarikan budaya dan seni tersebut melalui generasi muda sebagai penerus budaya dan pencipta karakter bangsa ini.

              Usulan saya terhadap seni dan budaya di Kabupaten Klungkung yaitu :

  • Pemberian wawasan mengenai seni dan budaya baik berupa teori maupun praktek di tingkat SD, SMP dan SMA dan yang harus ditekankan yaitu seni dan budaya tradisional milik diri sendri bukannya moderen atau pun nusantara.
  • Pagelaran elaborasi karya seni dan budaya dengan seni moderen tanpa meninggalkan pakem-pakem atau aturan-aturan yang telah beralku dengan penekanan seni dan karya tradisional bukan moderen
  • Lomba-lomba karya seni dan budaya dimana anak sebagai generasi penerus seni, budaya serta tradisi yang ada.
  • Pameran hasil karya seni yang dapat dijadikan sebagai ajang promosi yang dapat menarik minat masyarakat untuk ikut serta di dalam melesatriak seni dan budaya yang ada.

Kempat usulan tersebut dapat dirangkul menjadi satu kessatuan dengan membuat suatu pertujukan atau pagelaran karya seni dan budaya dengan konsep PKB namun dengan skala yang lebih kecil. Di mana di dalam pagelaran ini akan menampilkan pementasan seni baik kolaborasi maupun tidak, lomba-lomba karya seni dan budaya tradisional, pameran karya seni dan lain sebagainya. Dengan diadakannya pagelaran ini diharapkan seni dan budaya tradisional tidak akan hilang atau punah dan dapat dilesatrikan oleh generasi muda serta masih tetap ada dari masa ke masa. Dan dengan demikian Kabupaten Klungkung akan memiliki tempat kinjungan baru selain obek wisata Kertagosa dan Kabupaten Klungkung pun tidak menjadi kota mati (sepi aktivitas) lagi.

   

Finalis Jegeg Klungkung 2015

Ni Luh Putu Ayu Septiani